Dark/Light Mode

Folklore Cinema Ati Segara, Sebuah Langkah Diplomasi Kebudayaan

Minggu, 30 Mei 2021 18:46 WIB
Risang Yuwono, Sutradara dan pimpinan Sanggar Ketoprak Tobong menuturkan Ketoprak Tobong. (Foto: Ist)
Risang Yuwono, Sutradara dan pimpinan Sanggar Ketoprak Tobong menuturkan Ketoprak Tobong. (Foto: Ist)

RM.id  Rakyat Merdeka - Pada 27 Mei 2021 yang lalu, dunia seni budaya dan teater tradisi sedang berbangga dengan hasil persemaian karya film berbasis kebudayaan Jawa. Film itu, merupakan sebuah adaptasi dari sebuah bentuk pertunjukan teater tradisi Ketoprak Tobong.

Sebelum bicara soal filmnya, mari bicara dulu soal Ketoprak Tobong. Apa itu Ketoprak Tobong? Sebagian orang mungkin merasa asing dengan nama itu. Apalagi, bagi generasi milenial.

"Ketoprak Tobong atau Ketoprak Tonil adalah sebuah sajian seni pertunjukan teater tradisi yang dulunya menandai puncak revolusi pertunjukan teater tradisi pasca era post modernism," ungkap sutradara dan pimpinan Sanggar Ketoprak Tobong, Risang Yuwono, kepada RM.id, Minggu (30/5).

Ditambahkannya, Teater Tradisi Ketoprak Tobong Kelana Bakti Budaya merupakan sebuah kesenian teater yang berpindah-pindah dari satu tempat ke tempat yang lain secara berkala. Rombongan ini membawa serta panggung, gamelan, serta bangunan seni permanen berupa bambu, kayu, serta tenda sebagai bahan atapnya.

Ketoprak Tobong tinggal satu-satunya di Indonesia. Meminjam judul novel sejarah yang ditulis oleh James Fenimore Cooper,  Ketoprak Tobong menjadi "The Last Mohican".

Ketoprak Tobong merupakan generasi genre pertunjukan tradisi yang begitu unik lantaran memiliki karakteristik sosial yang tidak biasa. Sebab, di mana mereka tinggal, di sanalah mereka melangsungkan kehidupan, melakukan interaksi, dan bersifat terbuka atas respon masyarakat seni dari sekitarnya.

Baca juga : Terima Bupati Solok Selatan, Menpora Bahas Sinergi Bidang Olahraga Dan Kepemudaan

"Jadi Ketoprak Tobong ini mirip dengan sekolah atau klub seni yang terbuka dan memberi kesempatan bagi siapa saja untuk belajar, berkumpul dan mengolah teknik berkeseniannya di Tobong, mulai dari, tata tari, Karawitan (gamelan), akting hingga kini merambah ke dunia audio visual," tuturnya.

Nah, Ketoprak Tobong Kelana Bakti budaya melalui divisi Tobong Institute memperoleh kesempatan untuk berkarya dalam program hibah produksi seni oleh Mitra Seni Indonesia (MSI).

MSI sendiri tengah menggalakkan kepedulian dan menjaga nafas teater tradisi di berbagai daerah di Indonesia untuk tetap aktif dan dapat melangsungkan kegiatannya di tengah terpaan pembatasan sosial sejak pandemi Covid-19 berlangsung.

Bersama Catur Wintarso, penulis naskah sekaligus pemain, Tobong Institute merespon kesempatan itu dengan membuat sebuah karya sinema yang mengawinkan teater tradisi gaya ketoprak dengan medium sinema, yang dijuluki "Folklore Cinema". Judulnya, Ati Segara.

Film berdurasi 48 menit itu meramu tiga kisah. Pertama, dinamika cinta antara Rakai Pikatan dan Pramodhawardhani yang berbeda latar budaya dan keyakinan. Cerita kedua tentang Raden Ayu Matahati, dan ketiga mengenai relasi Pangeran Diponegoro dan ibundanya.

Benang merahnya adalah perjuangan dan kekuatan sosok perempuan dalam sejarah masa silam. Pada hakikatnya, Ati Segara yang bermakna hati samudra ingin mengangkat harkat perempuan Indonesia yang punya peranan besar.

Baca juga : FoodStartup Indonesia Diharap Kembali Bangkitkan Pelaku Usaha Kuliner

Risang menyatakan, Ati Segara ingin memaknai pemajuan kebudayaan dengan tidak sekadar berfokus pada narasi dan teknik teatrikal dalam bahasa sinema.

"Namun juga mendukung Gerakan Merajut Indonesia dalam digitalisasi aksara Jawa yang dikembangkan oleh PANDI (Pengelola Nama Domain Internet Indonesia)," tutur Risang. Dalam film ini, penonton bisa menyaksikan dengan subtitle Bahasa dan aksara Ngayogyan jejeg yang diluncurkan Oleh Sri Sultan Hamengkubuwono X pada Kongres Aksara Jawa, Maret lalu.

Melalui Film ini Risang berharap, suatu hari kelak-nilai kekayaan kebudayaan dan tradisi lokal termasuk kekayaan dari berbagai daerah di Indonesia harus mengusahakan untuk dapat menjadi tuan rumah dalam penciptaan karya dan mampu ditafsirkan kembali seiring dengan perubahan pola dan persepsi masyarakat yang begitu kompleks.

"Bukan menyesuaikan lalu hanyut, tapi haruslah mampu melebur dan memberikan warna tersendiri," tandasnya.

Film Ati Segara mendapat sambutan dari berbagai pihak. Salah satunya, Rama Soeprapto, seorang direktur kreatif. Rama sendiri memiliki peran besar dalam lahirnya transformasi teater Ilagaligo yang dipentaskan di berbagai kota besar di penjuru dunia.

"Kisah Pramodhawardani (diperankan oleh Roesmiyanti)-Rakai Pikatan, kisah yang sangat saya sukai. Dan ini kisah Roman jauh di atas kelasnya dari sekedar Romeo- Juliet. Risang, dan seluruh tim di film Ati Segara sungguh bermain dengan kelas yang tinggi dan saya sungguh senang dan bangga akan capaian ini," ujarnya. 

Baca juga : Korupsi Sebagai Kebudayaan

Film Ati Segara memberikan transformasi yang apik di antara naskah, akting dan pemilihan setting yang luar biasa. Utamanya, ketika scene Matah Ati yang diperankan oleh Dwi Windarti melakukan olahrasa di antara batu-batu yang eksotis yang menjadi backgroundnya. "Sungguh membuat saya bersemangat," ujar Budayawan Nungky Kusumastuti, dalam acara soft launching Ati Segara yang dibuka oleh Dirjen Kebudayaan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Kemendikbudristek) pada Kamis (27/5).

Sementara Filolog Setya Amrih Prasaja berpendapat, masalah terbesar yang dihadapi Indonesia ketika menghadapi pewarisan aksara adalah soal digitalisasi.

"Bagaimana generasi muda akan belajar aksara, jika aksara itu tidak bisa hadir dalam perangkat digital? Tidak hadir dalam perangkat digital berarti tidak dapat dikembangkan secara komputerisasi," tuturnya.

Maka melalui komunitas pengembang Aksara Jawa, dia memimpin proses penulisan aksara jawa dari latin ke Aksara Hanacaraka dengan teks yang sudah dapat ditulis di komputer.

Film Ati Segara diluncurkan di Kanal Youtube MSI pada hari ini, 30 Mei 2021, juga di Loket.com pada 19 Juni 2021 pukul 19.00 di loket.com. Tak hanya itu, film Ati segara juga dapat disaksikan di GENFLIX Apps sejak 22 Juni 2021 hingga Juni 2022. Yuk, nonton... [OKT]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.