Dark/Light Mode

Soal Video Tari Perut

Serikat Pekerja: Tidak Ada Kaitannya Dengan Kecelakaan Transjakarta

Jumat, 10 Desember 2021 20:43 WIB
Bus Transjakarta Rute 13A (Puribeta-Blok M) menabrak tembok lahan kosong di samping Halte Puribeta 2, Senin (6/12). (Foto: Ist)
Bus Transjakarta Rute 13A (Puribeta-Blok M) menabrak tembok lahan kosong di samping Halte Puribeta 2, Senin (6/12). (Foto: Ist)

RM.id  Rakyat Merdeka - Kecelakaan berturut-tutut yang dialami Bus Transjakarta merembet kemana-mana. Tak hanya latar belakang Direksi PT Transpotasi Jakarta (Transjakarta) yang dikupas. Video jajaran Direksi Transjakarta melakukan rapat kerja dengan Operator sambil menonton Belly Dance atau tari perut di sebuah kafe pun disoal. Video itu kemudian menyebar dan viral di media sosial (medsos).

Terkait video tersebut, Serikat Pekerja Dirgantara dan Transportasi Federasi Serikat Pekerja Metal Indonesia (SPDT FSPMI) Pimpinan Unit Kerja PT Transportasi Jakarta, Serikat Pekerja Transportasi Indonesia (SPTI) Pimpinan Unit Kerja PT. Transportasi Jakarta, dan Serikat Pekerja Transjakarta menegaskan, video tersebut tidak ada kaitannya dengan serangkaian kejadian kecelakaan Bus Transjakarta yang akhir-akhir ini terjadi.

Mereka juga menegaskan, tidak benar video yang beredar itu adalah pertemuan dengan pihak operator, seperti narasi yang berkembang selama ini.

Baca juga : Bank Mandiri Perkuat Kolaborasi Dengan Ditjen Pajak

"Video tersebut adalah kegiatan diskusi antara Direksi dengan Pengurus empat Serikat Pekerja Transjakarta yang membahas terkait permasalahan yang berkembang pada saat itu dan pertemuan itu dilakukan di luar jam kerja di sebuah restoran," tulis pernyataan bersama empat Serikat Pekerja yang diterima wartawan, Jumat (10/12).

Pengurus empat Serikat Pekerja Transjakarta juga mengatakan, jika semua yang hadir dalam pertemuan itu tidak mengetahui bahwa restoran tersebut menyediakan hiburan belly dance. Dan penari tersebut muncul secara tiba-tiba untuk menghibur seluruh pengunjung restoran. Bukan dikhususkan untuk Direksi dan Pegawai Transjakarta.

"Kami sangat menyayangkan kejadian tersebut direkam dan dipublikasikan dengan narasi yang tidak sesuai dengan keaadaan yang sebenarnya. Menurut kami ini perbuatan melanggar hukum," tulis pernyataan tersebut.

Baca juga : Polri dan Polisi Selandia Baru Kerja Sama Cegah Dan Berantas Kejahatan Transnasional

Tak hanya itu, mereka juga menyesalkan video ini diviralkan karena dalam video itu ada yang sudah meninggal.

"Mari jaga perasaan keluarga yang ditinggalkan. Kami menunggu itikad baik dari oknum yang sengaja atau tidak sengaja melakukan hal tersebut dan mengimbau kepada masyarakat untuk tidak menyebarkan video tersebut untuk menghargai keluarga, serta kerabat dari individu yang terlihat dalam video tersebut," sambungnya.

Serikat Pekerja Transjakarta juga mengapresiasi dan mendukung langkah-langkah upaya evaluasi serta perbaikan yang dilakukan oleh Direksi Transjakarta dengan melibatkan KNKT serta Dirlantas Polda Metro Jaya dan masyarakat atas segala kejadian laka lantas unit armada Transjakarta. Baik itu Operator Transjakarta dan unit armada Pengelola atau Swakelola Transjakarta untuk peningkatan keselamatan di Transjakarta. [DRS]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.