Dark/Light Mode

Cegah Terulang Lagi, DPR Minta Ada Investigasi Blackout Listrik 

Senin, 5 Agustus 2019 15:12 WIB
Ilustrasi jaringan listrik PLN. (Foto: Ist)
Ilustrasi jaringan listrik PLN. (Foto: Ist)

RM.id  Rakyat Merdeka - DPR meminta dilakukan investigasi terjadinya blackout pada sistem kelistrikan Jawa, Jabodetabek, Jabar, dan Banten, kemarin. Hal ini untuk mencegah terulang lagi.

"Direksi PLN pernah memaparkan bahwa sistem ketenagalistrikan Jawa-Bali memiliki cadangan lebih dari 30 persen sehingga masuk dalam kategori normal. Namun tetap terjadi black out yang tidak bisa diatasi dengan cepat," ujar Sayed Abubakar A Assegaf, Anggota Komisi VII DPR di Jakarta, Senin (5/8).

Sayed yang juga anggota Fraksi Partai Demokrat asal Dapil Riau I ini mengatakan, investigasi untuk mengetahui secara teknis sehingga menjadi bahan perencanaan dan pengelolaan sistem ketenagalistrikan agar tidak terulang lagi peristiwa blackout. Sebab, peristiwa itu telah menimbulkan dampak negatif terhadap ekonomi dan sosial yang merugikan masyarakat luas. 

Baca juga : Kemendagri Dukung Larangan Mantan Napi Koruptor Ikut Kontestasi Pilkada

Sayed juga mengatakan investigasi teknis dibutuhkan untuk mengetahui mengapa terjadi kerusakan pada unit 1 sampai unit 6 gas turbin PLTGU Suralaya secara bersamaan. Sementara unit 7 gas turbin dikatakan dalam keadaan mati. 

“Berdasarkan penjelasan PT PLN selama ini mereka melakukan perawatan secara terjadwal masing-masing unit PLTGU. Nyatanya yang terjadi trip atau rusak bersamaan. Apakah ada faktor kurang anggaran atau usia turbin gas yang tua? Ini harus diungkap," ujar Sayed Abubakar A Assegaf. 

Sayed juga menyoroti upaya pemulihan atau recovery yang tergolong lambat. Setidaknya sejak awal terjadinya BO dibutuhkan waktu sekitar 8 jam lebih untuk memulihkan kembali pasokan listrik. Sehingga mengakibatkan terhentinya jaringan fasilitas umum dan jaringan telekomunikasi.

Baca juga : Segera Disidang, Penyuap Kantor Kepala Imigrasi Mataram

"Kita perlu penjelasan PLN mengapa begitu lambat mengatasi kejadian blackout. Apakah ada kesalahan dalam sistem transmisi dan jaringam ketenagalistrikan yang ada selama ini? Mengapa pasokan dari unit pembangkit dari Jawa Timur dan Jawa Tengah tidak bisa disalurkan dengan cepat mengingat sistem Jawa-Bali sudah terinterkoneksi. Bahkan juga terinterkoneksi dengan sistem Sumatera,” katanya.

“Mengapa blackout begitu luas? Mengapa saat blcak out tidak secara otomatis membentuk sistem kelistrikan yang kecil-kecil agar blackout tidak meluas dan pemulihan bisa dilakukan dengan cepat dan tepat?," ujar Sayed Abubakar A Assegaf.

PLN mengklaim bahwa lambatnya penanganan atas pemadaman listrik wilayah Jabodetabek, Jawa Barat, hingga Jateng merupakan dampak dari karakteristik PLTU. "Kalau tenaga uap itu, butuh waktu lama untuk mulai lagi kalau sudah dingin karena mati, paling tidak butuh 8 jam untuk bisa hasilkan uapnya," kata Plt Dirut PLN Sripeni Inten di Jakarta, Senin (5/8).

Baca juga : Sah, Paripurna DPR Setujui Amnesti untuk Baiq Nuril

Sripeni menjelaskan, PLTU Suralaya sempat tidak aktif akibat lepasnya pasokan listrik dan hal tersebut sebabkan proses cold start atau memanaskan lagi mesin dengan waktu lama. Sedangkan PLTU Suralaya harus mengirimkan pasokan sebesar 2.800 MW untuk kawasan Jawa Barat dan Banten. Ia menjelaskan sore kemarin, Minggu (4/8) baru unit tiga yang mendapat pasokan listrik dan dapat difungsikan.

Saat ini PLN menargetkan hari ini, Senin, akan dapat tersalurkan semua transmisi listrik pada malam hari. "Kami upayakan malam ini semua dapat tersalurkan semua, kami sedang memangkas waktu untuk lebih cepat," kata Sripeni. [DIT]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Tags :