Dark/Light Mode
BREAKINGNEWS
- Elnusa Petrofin Salurkan 10.872 Paket Sembako ke Masyarakat di Seluruh Indonesia
- Thomas Tuchel Merasa Belum Pantas Menyanyikan Lagu Kebangsaan Inggris
- Thibaut Courtois Mau Buka-bukan Soal Kasusnya Di Timnas Belgia
- Lagi Fokus Keluar Zona Degradasi, PSS Sleman Malah Dapat Kabar Buruk
- Ketua DEN : Deregulasi untuk Efisiensi Ekonomi dan Percepatan Investasi
5 Meninggal Dunia, 3 Luka-luka, 61 Mengungsi, 38 Hilang
Bertambah, Korban Tewas Longsor Sukabumi
Selasa, 1 Januari 2019 13:49 WIB

RM.id Rakyat Merdeka - Evakuasi, pencarian dan penyelamatan korban longsor yang menimbun 30 unit rumah terus dilakukan oleh Tim SAR gabungan di Dusun Garehong Desa Sirnaresmi Kecamatan Cisolok Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat. Bencana longsor terjadi pada Senin (31/12), pukul 17.30 WIB.
Data sementara per Selasa (1/1) pukul 10.00 WIB dari Posko Tanggap Darurat di Desa Sirnaresmi, mencatat 32 KK (107 jiwa) terdampak longsor. 5 orang dinyatakan meninggal dunia, 3 luka-luka, 61 selamat dan ditempatkan di pengungsian, dan 38 orang belum ditemukan.
Baca juga : Gempa 5 SR Guncang Talaud, Tidak Berpotensi Tsunami
Ada 3 korban meninggal yang ditemukan hari ini, Selasa (1/1). Rinciannya: 1 laki-laki, 1 perempuan, dan 1 bayi. Sebelumnya, pada Senin (31/12) malam, ditemukan 2 korban meninggal dunia, 1 laki-laki dan 1 perempuan. Hingga saat ini, tim SAR gabungan dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD), TNI, Polri, Basarnas, Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD), relawan dan masyarakat masih terus melakukan pencarian terhadap 38 orang korban yang diduga masih tertimbun longsor.
"Pencarian masih dilakukan secara manual, karena alat berat sulit didatangkan di lokasi bencana. Tiga alat berat sudah disiapkan. Namun, masih sulit didatangkan ke lokasi karena akses jalan yang sempit, berbukit, dan medannya berat," kata Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB, Sutopo Purwo Nugroho, dalam keterangan tertulisnya.
Baca juga : Longsor Sukabumi Tewaskan 4 Orang, 3 Luka-Luka, 41 Hilang
Bantuan terus berdatangan. Tapi, terhambat oleh banyaknya masyarakat yang melihat bencana. Wisata bencana seperti ini selalu terjadi di saat bencana. Masyarakat berdatangan ingin melihat lokasi bencana. Ada juga yang ingin menengok dan membantu kerabat yang terkena bencana.
Kondisi jalan yang sempit menyebabkan bantuan, baik personil SAR, logistik, ambulans dan sebagainya terhambat kemacetan. Hal ini juga terjadi saat penanganan bencana seperti tsunami di Pandeglang dan Serang, longsor Banjarnegera, longsor Brebes, jebolnya Situ Gintung dan sebagainya.
Baca juga : Tutup Tahun, Anies Tuntaskan Pembagian Kartu Pekerja
Longsor susulan masih terjadi, meski intensitasnya kecil. Kondisi tanah juga rapuh, terurai, dan berlumpur akibat hujan menyebabkan kesulitan tim SAR mencari korban. BPBD Kabupaten Sukabumi, BPBD Provinsi Jawa Barat, Dinas Sosial, Dinas Kesehatan dan relawan terus memberikan bantuan logistik dan pelayanan kesehatan. [HES]
Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News
Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.
Tags :
Berita Lainnya