Dark/Light Mode

5 Meninggal Dunia, 3 Luka-luka, 61 Mengungsi, 38 Hilang

Bertambah, Korban Tewas Longsor Sukabumi

Selasa, 1 Januari 2019 13:49 WIB
Tim SAR gabungan bahu-membahu melakukan proses pencarian dan evakuasi musibah longsor di Dusun Garehong Desa Sirnaresmi Kecamatan Cisolok Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat, Selasa (1/1). (Foto: BNPB)
Tim SAR gabungan bahu-membahu melakukan proses pencarian dan evakuasi musibah longsor di Dusun Garehong Desa Sirnaresmi Kecamatan Cisolok Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat, Selasa (1/1). (Foto: BNPB)

RM.id  Rakyat Merdeka - Evakuasi, pencarian dan penyelamatan korban longsor yang menimbun 30 unit rumah terus dilakukan oleh Tim SAR gabungan di Dusun Garehong Desa Sirnaresmi Kecamatan Cisolok Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat. Bencana longsor terjadi pada Senin (31/12), pukul 17.30 WIB.

Data sementara per Selasa (1/1) pukul 10.00 WIB dari Posko Tanggap Darurat di Desa Sirnaresmi, mencatat 32 KK (107 jiwa) terdampak longsor. 5 orang dinyatakan meninggal dunia, 3 luka-luka, 61 selamat dan ditempatkan di pengungsian, dan 38 orang belum ditemukan.

Baca juga : Gempa 5 SR Guncang Talaud, Tidak Berpotensi Tsunami

Ada 3 korban meninggal yang ditemukan hari ini, Selasa (1/1). Rinciannya: 1 laki-laki, 1 perempuan, dan 1 bayi. Sebelumnya, pada Senin (31/12) malam, ditemukan 2 korban meninggal dunia, 1 laki-laki dan 1 perempuan. Hingga saat ini, tim SAR gabungan dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD), TNI, Polri, Basarnas, Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD), relawan dan masyarakat masih terus melakukan pencarian terhadap 38 orang korban yang diduga masih tertimbun longsor.

"Pencarian masih dilakukan secara manual, karena alat berat sulit didatangkan di lokasi bencana. Tiga alat berat sudah disiapkan. Namun, masih sulit didatangkan ke lokasi karena akses jalan yang sempit, berbukit, dan medannya berat," kata Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB, Sutopo Purwo Nugroho, dalam keterangan tertulisnya.

Baca juga : Longsor Sukabumi Tewaskan 4 Orang, 3 Luka-Luka, 41 Hilang

Bantuan terus berdatangan. Tapi, terhambat oleh banyaknya masyarakat yang melihat bencana. Wisata bencana seperti ini selalu terjadi di saat bencana. Masyarakat berdatangan ingin melihat lokasi bencana. Ada juga yang ingin menengok dan membantu kerabat yang terkena bencana. 

Kondisi jalan yang sempit menyebabkan bantuan, baik personil SAR, logistik, ambulans dan sebagainya terhambat kemacetan. Hal ini juga terjadi saat penanganan bencana seperti tsunami di Pandeglang dan Serang, longsor Banjarnegera, longsor Brebes, jebolnya Situ Gintung dan sebagainya.

Baca juga : Tutup Tahun, Anies Tuntaskan Pembagian Kartu Pekerja

Longsor susulan masih terjadi, meski intensitasnya kecil. Kondisi tanah juga rapuh, terurai, dan berlumpur akibat hujan menyebabkan kesulitan tim SAR mencari korban. BPBD Kabupaten Sukabumi, BPBD Provinsi Jawa Barat, Dinas Sosial, Dinas Kesehatan dan relawan terus memberikan bantuan logistik dan pelayanan kesehatan. [HES]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.