Dark/Light Mode

2019, Tahun Keprihatinan Pak SBY....

Rabu, 30 Oktober 2019 08:13 WIB
Presiden ke-6 RI Susilo Bambang Yudhoyono (kiri) menutup wajahnya dengan tisu, tak kuasa menahan airmata di tengah upacara pemakaman istri tercintanya, Kristiani Herawati Yudhoyono di TMP Kalibata, Jakarta Selatan, 2 Juni 2019. Turut hadir di pemakaman tersebut: Presiden ke-5 Megawati Soekarnoputri (kedua kanan), Ibu Negara Iriana Joko Widodo (kedua kiri), dan Ketua DPR Puan Maharani (ketiga kanan, belakang) (Foto: Tedy Kroen/RM)
Presiden ke-6 RI Susilo Bambang Yudhoyono (kiri) menutup wajahnya dengan tisu, tak kuasa menahan airmata di tengah upacara pemakaman istri tercintanya, Kristiani Herawati Yudhoyono di TMP Kalibata, Jakarta Selatan, 2 Juni 2019. Turut hadir di pemakaman tersebut: Presiden ke-5 Megawati Soekarnoputri (kedua kanan), Ibu Negara Iriana Joko Widodo (kedua kiri), dan Ketua DPR Puan Maharani (ketiga kanan, belakang) (Foto: Tedy Kroen/RM)

RM.id  Rakyat Merdeka - AKHIR-akhir ini, para politisi kita sedang menghadapi ujian politik. Ada yang girang karena dapat jabatan. Ada yang harus mengelus dada, kecewa, tapi harus ikhlas, karena tak dapat apa-apa.

Tapi, itu sih tidak seberapa dibanding ujian yang dihadapi Pak SBY. Ketua Umum Partai Demokrat, Presiden RI 10 tahun itu, justru secara bertubi-tubi menghadapi dua ujian berat. Ujian politik sebagai insan politik, juga ujian keilahian sebagai insan ilahi.

1 Juni 2019 dan 30 Agustus 2019 adalah ujian ilahi maha dahsyat yang dialami Pak SBY. Istri yang dicintainya: Ibu Ani, wafat. Lalu, Ibu yang sangat disayangi dan dihormatinya: Ibu Habibah, juga wafat.

Baca juga : Tak Diundang Ke Hari Santri, Menag Tak Sakit Hati

Ibu Ani adalah “tiang”. Wajar kalau Pak SBY goyang. Ibu Habibah adalah “tiang”. Wajar kalau Pak SBY tambah goyang. Tapi, Pak SBY adalah rumah yang kokoh. Yang tak mudah roboh. Sebagai insan ilahi yang soleh, Pak SBY pasti bisa melewati ujian ini dengan tabah dan ikhlas.

Ujian politik yang dihadapi Pak SBY tak kalah dahsyatnya. Terjadinya begitu lama. Bertahun-tahun. Berturut-turut. Dialami sampai saat ini. Ujian politik ini dimulai ketika putra sulungnya: AHY tumbang di Pilgub DKI Jakarta. AHY hanya masuk posisi 3 besar. Kalah oleh Anies dan Ahok.

Kegagalan AHY berlanjut di Pilpres 2019. Diharapkan bisa jadi capres atau cawapres, AHY terpental. Demokrat malah harus mendukung Prabowo-Sandi. Tuntas Pilpres 2019, AHY digadang-gadang masuk kabinet Jokowi. Ini bukan cuma rumor. Tanda-tandanya terlihat jelas. Tapi, sampai kabinet Jokowi tuntas, nama AHY tak muncul.

Baca juga : Festival Pemuda 2019, Jawaban Kegelisahan Pemuda

Selain AHY, SBY punya Ibas. Ibas saat ini ada di DPR. Posisi akhirnya hanya Ketua Fraksi Demokrat.

Demokrat sebenarnya punya pos bergengsi di Senayan: Wakil Ketua MPR. Tapi, posisi ini diberikan ke Syarief Hasan: politisi senior, mantan Menteri Koperasi dan UKM.

“Tahun ini, tahun yang berat,” kalimat itu diucapkan Pak SBY dengan lirih. Di rumahnya yang asri, di Cikeas. Setelah pemakaman Ibu Habibah. Pak SBY bicara hal itu terkait ujian sebagai insan ilahinya. Tidak bicara sebagai insan politik.

Baca juga : OJK Terbuka Kehadiran Bank Thailand

Apakah ujian politik yang dihadapi Pak SBY “sangat berat” juga? Hanya Pak SBY yang tahu. Semoga Pak SBY bisa melalui dua ujian ini dengan besar hati. Karena di balik sebuah ujian, ternyata ada “hadiah” besar yang akan diterima.

Lihatlah, bagaimana Nabi Muhammad SAW ketika melalui Amul Huzni (tahun duka cita), ketika ditinggal wafat pamannya Abu Thalib, juga istrinya Siti Khadijah. Lulus dari ujian itu, Nabi dapat hadiah besar dari Allah Swt: di-Isra-kan, juga di-Mi’raj-kan. “Isra” dan “Mi’raj” seperti apa yang akan diterima Pak SBY? Kita tunggu saja. [RCH]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.