Dark/Light Mode

Picu Inflasi Jakarta Tinggi

Harga Beras Mahal Bikin Kantong Jebol

Selasa, 5 Maret 2024 06:50 WIB
Pelaksana Tugas Plt Kepala BPS DKI Jakarta Dwi Paramita Dewi. (Foto: Istimewa)
Pelaksana Tugas Plt Kepala BPS DKI Jakarta Dwi Paramita Dewi. (Foto: Istimewa)

 Sebelumnya 
Kendalikan Inflasi

Pemprov DKI Jakarta berkomitmen mengendalikan inflasi daerah. Salah satunya dengan menggelar Program Sembako Murah di seluruh wilayah Jakarta.

Asisten Perekonomian dan Keuangan Sekretaris Daerah DKI Jakarta Sri Haryati mengatakan, beras menjadi komoditas utama yang dijual dalam kegiatan Sem­bako Murah, baik dalam bentuk paket maupun eceran.

Sri menyebut, selain untuk pengendalian inflasi, Sembako Mu­rah merupakan wujud kepedulian Pemprov DKI terhadap kebutuhan masyarakat yang mem­butuhkan bahan pangan pokok dengan harga yang murah. Yakni, satu paket sembako yang di pasar seharga Rp 130 ribu, masyarakat cukup membayar Rp 100 ribu.

Baca juga : Bayern Munchen Vs Lazio, Lolos Harga Mati

“Selisihnya dipenuhi dari dana Corporate Social Respon­sibility (CSR) para stakeholder. Jadi, masyarakat tetap membeli sembako tersebut, bukan dalam bentuk bantuan sosial,” kata Sri.

Kepala Perwakilan Bank In­donesia (BI) Jakarta Arlyana Abubakar mengatakan, tren angka inflasi di DKI Jakarta belakangan ini masih relatif stabil dan cukup memuaskan. Namun, berbagai situasi dan isu ke depan tetap harus diwaspadai agar tidak mengakibat­kan inflasi yang tidak terkendali.

Karena itu, Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) DKI Jakarta coba mengidentifikasi risiko perkembangan inflasi 2024 melalui kegiatan Capacity Building. “Kegiatan ini untuk memberi masukan perkembangan ekonomi terkini yang perlu dicermati dan mungkin akan berdampak dalam pencapaian inflasi Jakarta,” katanya.

Beberapa situasi dan isu yang dibahas dalam kegiatan ini, jelas Arlyana, antara lain tentang kondisi ekonomi global yang belum banyak mengalami perubahan dibandingkan tahun sebelum­nya, sehingga angka inflasi global masih cenderung relatif tinggi.

Baca juga : Liga Bola Voli Putri Korea, Megatron Makin Gacor

Kemudian, isu geopolitik global masih terus berlanjut dan mu­lai berdampak terhadap komodi­tas pangan. Situasi ini, menurut Arlyana, berpengaruh terhadap impor lantaran pengiriman ba­rang harus memutar melalui rute menghindari area konflik dan berdampak terhadap harga.

Sisi lainnya, kondisi nasional saat ini tengah menghadapi cuaca yang terdampak perubahan iklim global, menjelang Rama­dan dan Idul Fitri serta liburan sekolah anak. Selain itu, Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) pada November 2024 serentak juga menjadi bagian dari isu yang perlu diantisipasi agar ti­dak sampai memicu inflasi.

Arlyana optimistis perekono­mian Jakarta 2024 akan tumbuh kuat. Yakni, pada kisaran 4,8-5,6 persen. Dia juga yakin inflasi Jakarta akan tetap terjaga, yakni 2,5 + 1 persen. Pertumbuhan eko­nomi Jakarta ini ditopang dengan tetap tingginya konsumsi rumah tangga, investasi dari sisi permin­taan, informasi dan komunikasi (infokom) dan jasa keuangan.

“Survei Konsumen, diketahui Indeks Ekspektasi Konsumen meningkat, dalam level optimis. Inflasi Jakarta pada Januari 2024 masih terjaga, lebih ren­dah dibandingkan nasional,” tegasnya.

Baca juga : Mantan Kadis PU Papua Ikuti Cara Lukas Enembe

Artikel ini tayang di Rakyat Merdeka Cetak edisi Selasa, 5 Maret 2024 dengan judul Picu Inflasi Jakarta Tinggi, Harga Beras Mahal Bikin Kantong Jebol

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.