Dark/Light Mode

Mantap, Ambon Dinobatkan UNESCO Jadi Kota Musik

Jumat, 1 November 2019 14:18 WIB
Landmark Kota Ambon (Foto: Istimewa)
Landmark Kota Ambon (Foto: Istimewa)

RM.id  Rakyat Merdeka - Organisasi Kebudayaan, Pendidikan, dan Ilmu Pengetahuan PBB (UNESCO) resmi menobatkan Ambon sebagai kota musik dunia pada Kamis (31/10). Penobatan ini dilakukan di momen Hari Kota Dunia, yang dirayakan pada setiap 31 Oktober.

Di situs resminya, UNESCO menunjuk 66 permukiman perkotaan yang bergabung dengan Jaringan Kota Kreatif Dunia (Creative Cities Network), yang kini berjumlah 246 anggota. Ambon masuk kota kreatif pada kriteria musik. Selain Ambon, terdapat 15 kota lain yang menjadi anggota baru Kota Musik UNESCO. Kota-kota itu antara lain Essaouira (Maroko), Havana (Kuba), Kazan (Rusia), Krehir (Turki), Leiria (Portugal), Lliria (Spanyol), Metz (Prancis), Port of Spain (Trinidad dan Tobago), Ramallah (Palestina), Sanandaj (Iran), Santo Domingo (Republik Dominika), Valledupar (Kolombia), Valparaíso (Chile), Veszprém (Hungaria), dan Vranje (Serbia). 

Menurut UNESCO, kota musik merupakan pusat aktivitas dan penciptaan musik, festival musik lokal, dan aktif mempromosikan musik dalam berbagai format. Selain itu, kota musik juga memiliki sekolah, akademi, dan institusi tinggi di bidang musik, ruang untuk mempraktikkan atau mendengarkan musik, struktur tidak resmi untuk pemusik pemula, dan berdedikasi dalam genre musik tertentu. Ambon termasuk wilayah yang produktif dan aktif di dalam industri musik.

Baca juga : Mentan Sambangi BPS Sinergikan Data Pertanian

Pemilihan Ambon sebagai kota musik UNESCO tidak terlepas dari upaya Kementerian Luar Negeri (Kemlu) dan Pemerintah Ambon sejak 2016. Musik secara alami melekat dalam darah masyarakat Ambon. Bagi kota ini, bermusik bahkan bukan sekadar untuk hiburan, tapi menjadikannya sebagai alat untuk menciptakan kerukunan, persatuan, dan perdamaian.

Sebelum Ambon ditetapkan sebagai kota musik dunia, Direktur UNESCO City of Music Mannheim, Jerman, Rainer Kern, telah mengunjungi Ambon. Selama kunjungan tersebut, dia melihat langsung, bertemu dan berbagi dengan masyarakat dan komunitas musik.

Di antara komunitas yang dikunjungi antara lain komunitas musik suling bambu di Negeri Tuni, Tahuri di Hutumuri, musik Sawat di Negeri Batu Merah, menyaksikan Festival Ramadan, dan pergelaran seni di Taman Budaya.

Baca juga : Gojek Bangga Bosnya Bakal Jadi Menteri

Menurut dia, untuk menjadi Kota Musik Dunia, sebuah kota harus memenuhi sejumlah persyaratan yang ditetapkan UNESCO. Setidaknya ada dua hal, yakni belajar dari kota musik lain dan tunjukkan nilai kearifan lokal dari Ambon.

"Banyak hal yang dapat ditunjukkan karena Ambon memiliki berbagai hal baik itu kualitas bermusik, keragaman sosial, dan budaya. Ini tentu menjadi nilai yang berbeda,” ungkapnya. 

Sebelumnya, Direktur Jenderal Informasi dan Diplomasi Publik Kemlu, Cecep Herawan, mengungkapkan Kota Ambon akan dinominasikan sebagai kota musik dunia karena musik tidak dapat dipisahkan dari citra Kota Ambon. "Musik dan Kota Ambon tidak terpisahkan. Orang Ambon sudah bisa bernyanyi sejak dari kandungan. Banyak penyanyi terkenal berasal dari Ambon. Musik adalah DNA dari orang Ambon," ujar Cecep.

Baca juga : Dana Desa Bisa Gairahkan UMKM di Setiap Pedesaan

Wali Kota Ambon Richard Louhanapessy juga menegaskan musik adalah kekuatan utama orang Ambon. “Kita berdoa tahun ini Ambon akan bisa dinobatkan sebagai Kota Musik Dunia oleh UNESCO,” katanya di Jakarta. [DAY]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.