Dark/Light Mode

Viral Video Ormas Tekan Pengusaha

Pemkot Bekasi Jangan Mau Tunduk Sama Preman Dong

Selasa, 5 November 2019 09:10 WIB
Walikota Bekasi Rahmat Effendi bersama sejumlah ormas di Bekasi.  (Foto:Istimewa)
Walikota Bekasi Rahmat Effendi bersama sejumlah ormas di Bekasi. (Foto:Istimewa)

RM.id  Rakyat Merdeka - Kota Bekasi menjadi sorotan. Viral video organisasi masyarakat (ormas) menekan pengusaha ritel. Minta jatah pengelolaan parkir.

Arogansi ormas itu tersebar melalui video singkat di dunia maya sejak Minggu (3/11). Di dalam video itu, terlihat ratusan anggota ormas melakukan aksi di Jalan Raya Narogong, pada 23 Oktober 2019. 

Hadir Kepala Badan Pendapatan Daerah (Bapenda) Kota Bekasi, Aan Suhanda dan pengusaha. Aksi tersebut, sempat menyita perhatian warga. 

Aan berbicara di hadapan ratusan massa ormas. Kata Aan, sesuai dengan Undang-Undang No 28 Tahun 2009 dan Perda No 10 Tahun 20019, minimarket se-Kota Bekasi sudah termasuk kategori pajak, tidak lagi retribusi, kontribusi (tetapi) wajib pajak. 

“Ada 606 titik Alfamart, Indomaret dan Alfamidi se-Kota Bekasi. Sudah kita golongkan NPWD,” kata Aan. 

Cuma, lanjut Aan, untuk pengelolaan parkir sekarang tergantung pemilik Alfamart, Indomaret atau Alfamidi. 

Baca juga : Pengusaha Tak Boleh Cengeng

“Saya berharap ada kerja sama dengan ormas. Apakah Indomaret ini bersedia atau tidak. Saya persilakan Pak (mempersilakan pengusaha ritel),” kata Aan. 

Mendapatkan tekanan ormas, pengusaha ritel pun akhirnya mengiyakan. 

Menanggapi itu, Wakil Ketua Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia (Aprindo) Tutum Rahanta prihatin. Pengusaha ritel, kata dia, perlu mendapatkan kepastian perlindungan dari pemerintah.

“Bukan hanya parkir. Kami ini kan pelaku usaha, (ingin dilindungi) dari segala gangguan, apapunlah sifatnya. Kalau itu kan masalah case-nya parkir tadi videonya (yang viral). Tapi kalau kata saya lebih perlindungan dari segala aktivitas usaha kami,” ujarnya. 

Karena videonya viral, Ketua Resort GIBAS Kota Bekasi, Deni M Ali menyampaikan permintaan maaf kepada pemda dan pihak terkait. 

“Kami memohon maaf. Saya atas nama keluarga besar GIBAS Kota Bekasi dan kawan-kawan ormas Kota Bekasi mohon maaf atas statement yang kemarin saya sampaikan,” ucap Deni. 

Baca juga : Keran Impor Kapal Bekas Dibuka, Pengusaha Galangan Protes

Sikap pemerintah daerah yang tunduk kepada ormas menjadi bahan kritikan di dunia maya. Belang Hutama mengecam tindakan pe merintah Bekasi yang justru memfasilitasi ke inginan ormas yang tidak sesuai dengan aturan. 

“Ngaco banget. Masa pemerintah tunduk sama preman ... wis pindah saja investor ke Vietnam,” kritik dia. 

Kritikan juga diungkapkan Namelia. Kata dia, seharusnya pemerintah daerah memberikan pembelaan kepada pengusaha, bukan malah memberikan ruang kepada ormas untuk menekan pengusaha. 

“Itu ormas apa preman. Lha pemkotnya takut hadeuh. Kalau takut sama yang macam begini, lebih baik anda gak usah jadi pegawai pemkot, di rumah saja,” sindirnya. 

Tukang Komentar menimpali. Sebagai pemerintah, tidak boleh mengalah oleh ormas yang membuat kerusuhan. Investor bisa kabur. 

“Pemda Bekasi masa kalah sama preman. Gak ada guna kalah sama preman. Mundur luh,” pintanya. 

Baca juga : Permudah Pencari Kerja, Pemkot Tangerang dan KNPI Bikin Bursa Kerja Daring

Crocs menduga kasus ini membuat pengusaha takut. “Gini koq monarik investor.. Wong pengusaha lokal aja gak dilindungi, malah dirampok. Pemkot sama ormas... ayo para pengusaha pindah ke Vietnam aja.” Karena sudah meresahkan, SoyyOsoyy mendesak pemerintah melibas preman berkedok ormas. 

“Selama mahluk-mahluk tersebut masih dominan, Indonesia tidak akan maju.” Bahkan, menurut Ignatius Suwandy, akibat pemerintah daerah yang tidak bisa melindungi pengusaha dan tunduk pada ormas, investor akan keluar dari Indonesia. 

“Bagaimana orang mau invest ??? pantesan pada kabur keluar.” Menurut Budi, kalau memang sudah membuat rusuh dan meresahkan, pemerintah daerah berhak membubarkan ormas. 

Dia bilang, arogansi ormas bisa merusak iklim investasi. “Bubarkan ormas-ormas yang ngak jelas visi dan misinya,” desak Budi. Melanjutkan, Shadow Irene mengaku jengah melihat kelakuan ormas yang selalu membuat resah masyarakat dan investasi. 

Dia bahkan mempertanyakan, untuk apa negara ini bikin sejuta ormas. “Gak ada untungnya untuk rakyat dan pedagang kecil, hanya meresahkan dan sangat jelas menghambat investasi.. Ormas-ormas ini cuman bisa memaksa, memalak, mengancam, menindas pedagang kecil sama sekali tidak berguna untuk negeri ini,” ujarnya kesal. 

Bumbu Indonesia mendesak Mendagri dan Kapolri turun tangan menyelesaikan masalah ini. Dia bilang, jangan sampai ormas di Bekasi merembet ke wilayah lain. [REN]
 

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.