Dark/Light Mode

Imam Masjid Sampai Menag Harus NU, Selain NU Salah Semua

Said Aqil Offside

Senin, 28 Januari 2019 07:49 WIB
KH Said Aqil Siradj (ketiga kiri). (Foto: Dwi Pambudo/Rakyat Merdeka)
KH Said Aqil Siradj (ketiga kiri). (Foto: Dwi Pambudo/Rakyat Merdeka)

RM.id  Rakyat Merdeka - Pidato Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) Kiai Said Aqil Siradj dianggap kelewat batas alias offside saat Harlah Ke-73 Muslimat NU, Minggu (27/1).

Dalam pidatonya, Said bilang, imam masjid, khatib, KUA hingga menteri agama harus dari NU. Selain NU salah semua. "Peran agama harus kita pegang. Imam masjid, khatib-khatib, KUA-KUA, Pak Menteri Agama, harus dari NU. Kalau dipegang selain NU, salah semua," ujar Said.

Pernyataan Said disambut tepuk tangan hadirin. Dianggap mampu membakar semangat warga NU  untuk mengambil peran lebih besar di masyarakat. Termasuk, menyongsong Pilpres 2019.

Said mendorong kadernya lebih berperan multisektor. Tidak hanya agama, tetapi juga politik. "Peran ekonomi, peran kesejahteraan, peran kesehatan, peran sosial, peran kemasyarakatan. Muslimat sudah berperan. Koperasi-koperasi, bisnis perdagangan, yang belum satu, syuhudan siyasah, peran politik. Maka tahun 2019 harus menang. Supaya NU berperan syuhudan siyasah," ujarnya bersemangat.

Baca juga : Tragis, Paus Mati Telan Sampah Plastik 5,9 Kg

Harlah Muslimat NU yang diselenggarakan di GBK, Senayan, Jakarta, dihadiri Presiden Jokowi dan Ibu Iriana. Turut hadir, Ketua PP Muslimat NU sekaligus Gubernur Jatim terpilih Khofifah Indar Parawansa. Ada juga Menkopolhukam Wiranto, Menko Kemaritiman Luhut Binsar Pandjaitan, Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi, Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin, Menpora Imam Nahrawi serta Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan.

Pernyataan Said sontak menjadi perbincangan publik di jagat maya. Banyak yang mempersoalkan arti kata untuk imam masjid, pengurus KUA hingga menteri agama, jika bukan berasal dari trah NU, salah semuanya.

Di jejaring Twitter, banyak yang mengecam Kiai Said. "Said Aqil: Imam masjid, Khatib, Pegawai KUA harus dari NU. Kalau dipegang selain NU salah semua... MARUK AMAT!!!," cuit @anonLokal. Akun @INACyber mengibaratkan Kiai Said sudah offside bahkan blunder.

"Statement @saidaqil tentang Menteri Agama, Imam masjid, KUA harus dipegang NU, kalo bukan NU itu salah semua, sangat blunder. Saya sudah kurang sependapat dengan beliau, sejak sebelum ditentukannya Cawapres dari Paslon 01," kicaunya.

Baca juga : Asik..Stasiun MRT Bakal Nyambung Ke Blok M Plaza

"Ini bukan NU-nya yang salah tapi ketua umum-nya yang keblinger, enak saja mengatakan kalau bukan NU yang imam tidak sah. Aqil, kamu kira Nabi Muhammad itu NU apa? Aqil kamu kira Abu Bakar, Umar, Ustman dan Ali itu NU apa?" cuit @Azmi43232871.

Meski begitu, tidak sedikit yang sependapat dengan Kiai Said. Karena hanya NU, yang dalam beragama berpijak betul pada ajaran ulama dahulu. "Coba bayangkan yang jadi khatib Wahabi, pasti khotbahnya radikal, ini haram, itu bid'ah, halal darahnya atau yang jadi imam masjid wahabi, pasti bobot ilmunya kurang, syarat rukunnya ngawur/mnimal gak syafi'iyah. Jadi aq setuju beliau," cuit @Amaeluny. "Di luar NU lebih koplak lagi," timpal @ImamTurmudi07.

Omongan Kiai Said yang menjadi polemik  direspons Sekjen PBNU Helmy Faishal Zaini. Dia mencoba meluruskan perkataan Sang Ketum. "Yang disampaikan Pak Said itu kan di internal acara NU. Jadi kepada para kader NU, kalian semua harus menguasai urusan-urusan yang masalah agama," terang Helmy, Mingfu (27/1).

"Karena kalau tidak diserahkan kepada ahlinya, ya, salah semua. Suruh ngimamin salat, makhraj-nya apanya tidak beres. Sudahlah kalian kader NU, kalau tidak NU salah semua. Pernyataan itu untuk memompa para kader NU. Itu hal yang biasa," jelasnya.

Baca juga : Simeulue Aceh Gempa M 5,3, Tidak Berpotensi Tsunami

Pengamat politik dari UIN Jakarta, Adi Prayitno berkelakar Said offside saat berpidato di Harlah ke-73 Muslimat NU. Sekalipun berpidato di hadapan konstituennya, itu justru bisa menjadi bumerang. Ini menjadi sensitif, karena adanya friksi keagamaan yang mengeras. "Pernyataan itu direspons berbeda-beda," ujar Adi kepada Rakyat Merdeka, Minggu (27/1).

Menurut Adi, seharusnya Said berpidato tentang jumlah kader NU yang menguasai Indonesia. Tapi, jangan mendiskreditkan ormas Islam lainnya. "Ya, mungkin Kiai Said niatnya baik. Menurut saya sih publik jangan menelan mentah-mentah," pungkasnya. [BSH/NET]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.