Dark/Light Mode

Dampak PSBB Dan WFH

Kualitas Udara DKI Membaik, Sampah Pun Turun Drastis

Selasa, 5 Mei 2020 04:38 WIB
Inilah salah satu indikator awam jika kualitas udara di Jakarta sudah membaik. Langit jadi kelihatan lebih cerah. Foto: Twitter @FahmiAgustian
Inilah salah satu indikator awam jika kualitas udara di Jakarta sudah membaik. Langit jadi kelihatan lebih cerah. Foto: Twitter @FahmiAgustian

RM.id  Rakyat Merdeka - Kualitas udara Jakarta membaik selama pemberlakuan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB). Begitupun dengan volume sampah, berkurang dari biasanya.
    
Hingga memasuki pekan pertama Ramadhan, berdasarkan pemantau udara IQ Air Visual menunjukkan peringkat Jakarta dalam polusi udara dengan nilai 42, dalam rentang 0 sampai 500. 
     
Poin 42 ini menunjukkan kualitas udara Ibu Kota pada kategori bagus. Dan hanya memiliki resiko gas beracun yang kecil. Kualitas udara Jakarta disebut lebih baik ketimbang Osaka, Jepang dan Melbourne, Australia. 
     
Kepala Sub Bidang Informasi Pencemaran Udara Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Suradi mengatakan, membaiknya kualitas udara DKI lantaran kendaraan bermotor yang jarang beroperasi dan berhentinya pabrik (sementara).
    
BMKG juga menganalisa faktor angin. Dari analisa ini, tidak adanya pengaruh perbaikan udara dari Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) di kawasan Banten atau sisi barat Jakarta. Seperti diketahui, PLTU tetap beroperasi maksimal, demi menjamin pasokan listrik di Ibu Kota lancar selama pandemi dan PSBB ini.
    
Dosen Fakultas Kesehatan Masyarakat (FKM) Universitas Indonesia (UI), Haryoto Kusnoputranto melihat, cuaca udara di Jakarta selama diberlakukannya PSBB sudah cukup membaik. Indikator awam adalah langit yang kelihatan lebih biru. 
    
Haryoto menekankan sama dengan Suradi, penyumbang polusi udara di Jakarta paling besar adalah kendaraan bermotor. Ada sekitar 65 hingga 70 persen polusi disebabkan kendaraan bermotor.
    
Karena, ada dua yang menjadi sumber udara di Jakarta buruk. Yaitu, sumber bergerak dan sumber tidak bergerak. Sumber bergerak itu kendaraan bermotor, menyumbang sekitar 65 hingga 70 persen. Yang tidak bergerak, ada industri dan sebagainya.
    
Sampah Berkurang

Baca juga : Fahira: Kita Harus Mundur Selangkah Untuk Maju Dua Langkah

Sementara, Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) DKI Jakarta Andono Warih menyatakan, penurunan volume sampah terjadi karena penerapan Work From Home (WFH) atau bekerja dari rumah. 

Baca juga : Ada PSBB, Jumlah Penumpang Transportasi Di Jakarta Turun Drastis

Menurut Andono, rata-rata penurunan sampah mencapai 620 ton per hari sejak WFH diterapkan mulai 16-31 Maret 2020.
    
Fakta itu menunjukkan, penurunan aktivitas masyarakat berdampak juga terhadap berkurangnya timbunan sampah. Kebijakan bekerja, belajar dan beribadah dari rumah membuat sampah berkurang. Terutama dari sumber komersial, seperti hotel, mal, restoran, perkantoran dan tempat wisata.
    
Untuk itu diimbau, agar masyarakat lebih giat lagi melakukan pengurangan sampah. Terlebih dengan kondisi seperti sekarang ini, sebagian besar warga beraktivitas di rumah karena pandemi virus corona.
    
Ke depan, bila situasi sudah normal kembali, harapannya produksi sampah mampu ditekan di saat beragam aktivitas bisa dilakukan. Harapan itu untuk mengingatkan bahwa sampah juga berperan menyebabkan banjir di Ibu Kota.
    
Kepala Suku Dinas Lingkungan Hidup Jakarta Utara, Achmad Hariadi juga membeberkan penurunan volume sampah di wilayahnya. Hal itu tampak dari tidak adanya penumpukan di setiap depo sampah, baik sampah reguler maupun pasar.
    
Tercatat, rata-rata volume sampah di Jakarta Utara sejak diberlakukan PSBB, Jumat (10/4) hingga Senin (13/4) sebanyak 1.064 ton per hari. Sementara data pada Februari 2020, rata-rata volume sampah di Jakarta Utara mencapai 1.467 ton per hari.
    
Dengan berkurang sampah selama penerapan PSBB, maka depo sampah lebih terkendali. Karena memang pasokan sampah dari masyarakat berkurang. Pola pengangkutan sampah dari depo ke Tempat Pembuangan Sampah Terpadu (TPST) Bantar Gebang, Kota Bekasi, Jawa Barat pun diubah.
    
Sebelumnya pola pengangkutan sampah di depo menggunakan alat berat ke truk. Kini sampah langsung diangkut ke truk dari gerobak sampah yang berasal dari lingkungan masyarakat. [MRA]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.