Dark/Light Mode

Masyarakat Nurut Diminta WFH

Jumlah Penumpang Di Bandara AP II Maret Lalu Turun 1,05 Juta

Jumat, 3 April 2020 09:38 WIB
Social distancing di counter check in di Bandara Radin Inten, Lampung. (Foto: Humas AP II)
Social distancing di counter check in di Bandara Radin Inten, Lampung. (Foto: Humas AP II)

RM.id  Rakyat Merdeka - PT Angkasa Pura II (Persero) mengalami penurunan jumlah penumpang pesawat. Baik untuk rute domestik dan internasional. Jumlahnya sekitar 4,8 persen atau setara dengan 1,05 juta penumpang, jika dibandingkan periode Januari-Maret tahun lalu.

Untuk diketahui, realisasi penumpang di bandara-bandara PT Angkasa Pura (AP) II selama Triwulan I/2020 (Januari-Maret 2020) mencapai angka 20,79 juta orang.

President Director PT Angkasa Pura II (Persero) Muhammad Awaluddin mengatakan, penurunan penumpang khususnya pada Maret 2020, terjadi akibat respons masyarakat terhadap imbauan pemerintah, untuk tidak bepergian ke luar kota atau ke luar negeri dan menerapkan bekerja di rumah (work from home/WFH) guna memutus rantai penyebaran Covid-19.

“Pada Maret, terjadi penurunan penumpang 21,27 persen,” ujarnya di Jakarta, kemarin.

Penjelasan Awaludin ini sekaligus untuk meluruskan berita yang tayang di halaman 10 harian Rakyat Merdeka, Jumat (3/4) yang berjudul: Kena Wabah Corona Kasian, AP II Kehilangan 20,7 Juta Penumpang.

Ia kemudian merinci, penurunan jumlah penumpang di Bandara Soekarno-Hatta terjadi sepanjang tiga bulan pertama tahun ini. Yaitu sebanyak 12,09 juta penumpang, atau turun 5,11 persen dibanding periode sama tahun lalu.

Baca juga : Imbas Covid-19, Jumlah Penumpang Pesawat di Bandara AP II Kuartal I/2020 Turun 4,84 Persen

Sedangkan pergerakan pesawat, turun tipis 0,26 persen atau menjadi 93.599 pergerakan, dari sebelumnya 93.847 pergerakan.

Sementara, di Bandara Kualanamu, Deli Serdang jumlah penumpang pesawat Januari– Maret 2020 tercatat 1,87 juta penumpang. Angka ini turun 7,71 persen secara year-on-year (yoy).

“Pergerakan pesawat di Kualanamu justru naik 3,68 persen, dari sebelumnya 15.657 pergerakan menjadi 16.223 pergerakan,” terang Awaluddin.

Menurutnya, penerbangan nasional mulai bergairah pada awal tahun ini, selepas isu tiket mahal pada tahun lalu. Hal ini terlihat pada pergerakan pesawat di seluruh bandara PT Angkasa Pura II, yang naik 3,44 persen menjadi 184.776 pergerakan, dari sebelumnya 178.624 pergerakan.

“Dua bulan pertama tahun ini, sebetulnya penerbangan sudah kembali bergairah. Secara year on year, di Januari jumlah penumpang naik 3,18 persen, lalu Februari naik 3,71 persen,” jelas Awaluddin.

Sejauh ini, pandemi Covid-19 belum terlalu berdampak pada bandara-bandara PT Angkasa Pura II. Meski dampaknya sudah mulai dirasakan sejak awal tahun, khususnya pada penerbangan internasional. Sedangkan perseroan, hampir 70 persennya melayani penerbangan domestik.

Baca juga : Penumpang Rute Domestik di Bandara AP II Wajib Isi Kartu Kewaspadaan Kesehatan

“Makanya, di kuartal I-2020 penurunan penumpang belum terlalu dalam. Maskapai malah menambah kapasitas untuk mengantisipasi peningkatan permintaan di rute domestik,” papar Awaluddin.

Kendati jumlah pergerakan penumpang menurun pada Maret 2020 sebagai dampak pandemi Covid-19, seluruh bandara Angkasa Pura II tetap beroperasi normal dengan selalu mengutamakan aspek keamanan, keselamatan, pelayanan serta mematuhi peraturan yang ada.

Kondisi serupa juga dialami PT Angkasa Pura I (Persero). “Kemungkinan besar ada penurunan yang signifikan di Maret. Masih kami data. Tapi, kalau pergerakan penumpang periode Januari-Maret naik rata-rata 2 persen di seluruh bandara,” aku Communication Senior Manager PT Angkasa Pura I (Persero) Awaluddin saat dihubungi Rakyat Merdeka.

Guna meminimalisir penyebaran Covid-19, Awaluddin menyatakan pihaknya menerapkan layanan Customer Service Virtual di 12 Bandara sejak 20 Maret. Sehingga, petugas customer service tidak berhadapan langsung secara fisik dengan pengguna jasa bandara, selain melalui perangkat layar monitor.

“Biasanya petugas ada di gerai customer service. Tapi kini ditempatkan secara terpusat di Airport Operation Control Center (AOCC) dengan fasilitas layanan menggunakan teknologi teleconference,” jelasnya.

Sebanyak 12 bandara telah menerapkan layanan ini, yaitu Bandara I Gusti Ngurah Rai (Bali), Bandara Juanda (Surabaya), Bandara Sultan Hasanuddin (Makassar), Bandara Internasional Yogyakarta di Kulon Progo, Bandara SAMS Sepinggan (Balikpapan), Bandara Syamsudin Noor (Banjarmasin). Selain itu, Bandara Jenderal Ahmad Yani (Semarang), Bandara Adi Soemarmo (Solo), Bandara Sam Ratulangi (Manado), Bandara El Tari Kupang, Bandara Lombok Praya, dan Bandara Pattimura (Ambon).

Baca juga : Masyarakat Diminta Waspada Penipuan Penjualan Alkes Via Online

Harus Ada Alternatif

Menanggapi hal ini, pengamat dari Masyarakat Transportasi Indonesia (MTI) Djoko Setijowarno menilai, penurunan jumlah penumpang di tengah pandemi diharapkan tidak membuat kinerja perusahaan memburuk.

“Artinya, memang harus mencari alternatif atau pengembangan bisnis lainnya di luar jasa angkutan penumpang. Saat ini, tidak masalah (kinerja) merah karena sedang kondisi darurat. Ketimbang nanti banyak jatuh korban,” ucap Djoko kepada Rakyat Merdeka.

Djoko berharap, pemerintah bisa memberikan regulasi yang mengatur bantuan kelangsungan hidup, atau pemulihan pelayanan transportasi umum dalam kondisi darurat.

“Minimal, diberikan bantuan operasional untuk 3-6 bulan ke depan hingga mencapai masa normal (proses recovery)," harapnya. [IMA]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.