Dark/Light Mode

Sekolah Secara Online Dilanjutkan, Wakil Rakyat Minta Kurikulumnya Dimatangkan

Minggu, 7 Juni 2020 13:19 WIB
Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan memasang foto dirinya sedang tetes mata di akun Twitter pribadinya, @aniesbaswedan.
Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan memasang foto dirinya sedang tetes mata di akun Twitter pribadinya, @aniesbaswedan.

RM.id  Rakyat Merdeka - DPRD DKI Jakarta mendukung kebijakan Gubernur dan Gugus Tugas Covid-19 untuk melanjutkan kegiatan belajar mengajar secara online. Namun, harus ada kurikulum yang berbasis online yang bisa dijadikan panduan. 
    
Wakil Ketua DPRD DKI Jakarta Zita Anjani mengatakan, kurikulum ini penting. Mengingat belum adanya protokol kesehatan yang tepat digunakan di lingkungan sekolah. 
    
Sehingga kemungkinan peniadaan kegiatan belajar mengajar di sekolah bakal berlangsung lama. "Ketidaksiapan pemerintah juga terlihat dari nihilnya kurikulum belajar online. Selain itu, hingga kini masih belum ada pula kejelasan, terkait prosedur penyelenggaraan pendidikan new normal," katanya.
    
Kendati begitu, pemerintah juga harus menyiapkan protokol kesehatan yang tepat di sekolah. Sebab, jika peniadaan kegiatan belajar mengajar di sekolah ini tanpa kepastikan bakal mengganggu mental anak. 
    
"Perkembangan emosional dan sosial anak terganggu (apabila pembatasan terlalu lama). Saya pendidik. Ikatan batin saya dengan anak-anak rasanya sangat kuat. Tidak tahan rasanya lihat mereka tercabut dari dunianya. Negara harus menyiapkan dunia yang aman buat anak-anak," ungkap Zita. 
    
Terpisah, Sekretaris Komisi E DPRD DKI Jakarta, Jhonny Simanjuntak mengatakan, tak ada jaminan penyebaran Covid-19 bisa dikontrol oleh guru di sekolah. "Seandainya pun misalnya kita undur pendidikan kita untuk tiga atau empat bulan lagi, kan enggak begitu terlalu mengganggu. Apalagi kan sudah ada teknologi dan segala macam di Jakarta," katanya.
    
Menurut Jhonny, pembelajaran di sekolah yang bisa diterapkan di masyarakat hanya 20 persen. Sementara 80 persen sisanya, merupakan soft skill. Seperti berorganisasi dan berkomunikasi. Sebagai gantinya, dia menyarankan pelajar untuk kerja mandiri dengan ada kontrol dari sekolah ketika pelajar berada di rumah.
    
"Makanya hubungan antara sekolah dan orangtua murid itu harus dibangun lagi. Supaya orangtua bertanggung jawab juga mengenai pendidikan. Jadi ada kontak yang sifanya intensif antara guru dan orangtua murid. Juga bisa memanfaatkan komite sekolah untuk bisa menyosialisasikan kepada orang tua," ujarnya.
    
Politisi PDI Perjuangan ini juga menyarankan hubungan sekolah dengan orangtua murid lebih diintensifkan. Hal tersebut dapat dilakukan dengan membuat grup WhatsApp yang beranggotakan orangtua murid dengan guru.
    
"Jadi wali kelas punya komunikasi yang konsisten dengan orang tua murid melalui grup WA (WhatsApp). Katakan kelas 1A atau 9A misalnya. Kan ada wali kelas tuh. Orang tua murid didata, supaya bisa dikontrol. Ada komunikasi di antara mereka. Kalau bisa itu dilembagakan," jelasnya.
    
Sebelumnya, Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan mengatakan, dalam masa transisi pelonggaran Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB), sekolah-sekolah di Jakarta belum dibuka. Anies menegaskan itu saat memaparkan evaluasi PSBB tahap III, Kamis (4/6) lalu di Jakarta.
    
Dikatakan, berdasarkan 10 parameter perkembangan kasus Covid-19 di DKI, maka PSBB di Jakarta sudah bisa dilonggarkan. Anies menyebut pada Maret, April dan Mei, DKI berstatus PSBB, dan memasuki Mei tetap PSBB namun dalam tahap transisi.
    
Dalam masa transisi kegiatan ekonomi sudah bisa berfahap. Tapi tetap ada protokol yang harus diatasi. Periode ini juga periode edukasi terhadap pola hidup sehat aman dan produktif sesuai protokol Covid-19. Fase pertama masa transisi hanya untuk kegiatan manfaat besar bagi masyarakat dengan risiko terkendali.
    
“Kita berharap fase pertama berakhir di fase Juni ini. Bila kita berhasil, maka kita bisa masuk ke fase kedua,” ujarnya.
    
Fase kedua merupakan pelonggaran untuk bidang-bidang yang lebih luas. Pada fase ini, pelanggaran seperti tidak mengenakan masker tetap ditegakkan. “Jangan sampai kita kembali lagi, bila pusat perbelanjaan dibuka, restoran penuh untuk keuntungan, kantor memaksa buka, maka kita bisa ada lonjakan kasus,” katanya.
    

Baca juga : Penumpang Direpotkan, Naik Pesawat Makin Mahal Dan Lama

Bila itu terjadi, Pemprov DKI Jakarta tidak akan ragu menggunakan kewenangannya untuk menghentikan segala kegiatan “Jangan sampai menganggap tahun ajaran baru itu sama dengan mulai masuk sekolah,” tambah Anies. [MRA]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.