Dark/Light Mode

Bikin Materi Pembelajaran Daring, Anies Kumpulkan 600 Relawan

Sabtu, 25 Juli 2020 21:00 WIB
Tangkapan layar Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan di Acara RMInsight yang diadakan Rakyat Merdeka, Sabtu (25/7). (Foto: Facebook)
Tangkapan layar Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan di Acara RMInsight yang diadakan Rakyat Merdeka, Sabtu (25/7). (Foto: Facebook)

RM.id  Rakyat Merdeka - Pandemi Covid-19 belum tahu kapan berakhir. Tahun ajaran baru, sudah dimulai sejak 13 Juli lalu. Namun, pembelajaran masih lewat daring. Belum ada tatap muka di kelas.

Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan pun belum dapat memastikan kapan pembelajaran tatap muka berlangsung di sekolah Ibu Kota.

"Sekolah sampai kapan? Ini pertanyaan semua orang. Saya harus sampaikan apa adanya. Tidak ada yang tahu. Sampai kapan. Dengue belum ada vaksinnya. Mudah mudahan Covid-19 segera ada vaksinnya," ungkap Anies di acara RMInsight "Resep Sembuhkan Ibu Kota dari Corona" yang ditayangkan secara streaming di seluruh kanal media sosial Rakyat Merdeka, Sabtu (25/7) sore.

Baca juga : Prabowo, Ganjar, Anies Masuk Di Pikiran Rakyat

Anies menyatakan ini untuk menjawab pertanyaan wartawan senior Rakyat Merdeka Sugihono yang mengaku mendapat laporan banyak orang tua dan siswa yang sudah jengah dengan pembelajaran online jarak jauh.

"Anak saya juga sudah bosen kuadrat. Karena tidak keluar berbulan-bulan," ungkap Anies.

Disebutkannya, duka besar bagi orang tua kalau anaknya kena Covid-19 di lingkungan sekolah. Jika ada satu anak kena, satu sekolah akan panik.

Baca juga : Situasi Sudah Membaik, Pelajar Dari Indonesia Diterima Di UE

 Dikatakan Anies, seluruh pihak tidak ada yang siap dengan sistem pembelajaran online. Karena terbiasa dengan tatap muka secara fisik. Karenanya, Pemprov DKI Jakarta mempersiapkan materi pembelajaran yang dengan mudah diaplikasikan untuk pembelajaran jarak jauh.

Untuk ini, pihaknya mengumpulkan ratusan guru, aktivis pendidikan untuk menyusun materi pembelajaran daring.  "Ada 400 orang membantu fase awal. Ada 600 orang yang menyusun untuk tahun ajaran ini. Strategi kita, bukan dengan menyerahkan beban kepada guru. Tapi menyiapkan tim di belakang layar. Beri menu dan tekniknya, tinggal dipakai. Setiap guru tinggal ambil materinya," tandasnya.

Anies menyatakan, 600 orang lebih ini bersifat relawan. Ada guru dari sekolah internasional, aktivis pendidikan yang terbiasa dengan sistem daring, dan praktisi lainnya yang bekerja dengan senyap dan sunyi di belakang layar. 

Baca juga : DPR Apresiasi Kesigapan Baznas Kumpulkan Zakat Di Masa Pandemi

"Ini kerja yang nggak pakai foto-foto. Tidak bisa mengandalkan potret di depan panggung. Pandemi ini kerja sunyi, kerja senyap untuk kebaikan. Anak-anak kita bisa belajar dengan lancar karena policy ini," tandasnya. [FAQ]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.