Dark/Light Mode

Demi Dongkrak Pendapatan Daerah

DKI Perlu Terobosan Jitu Di Sektor Pariwisata

Minggu, 2 Agustus 2020 07:33 WIB
Taman Margasatwa Ragunan, Jakara Selatan dibuka untuk warga dengan menerapkan protokol kesehatan. Tampak pengunjung memoret Jerapah. (Foto : Rakyat Merdeka/Tedy Kroen)
Taman Margasatwa Ragunan, Jakara Selatan dibuka untuk warga dengan menerapkan protokol kesehatan. Tampak pengunjung memoret Jerapah. (Foto : Rakyat Merdeka/Tedy Kroen)

 Sebelumnya 
PAD Turun 80 Persen 

Kepala Dinas Parekraf DKI Jakarta, Cucu Ahmad Kurnia menjelaskan, rendahnya penyerapan anggaran 2019 karena ada beberapa kegiatan yang harus dibatalkan. Antara lain Festival Akhir Tahun di Kepulauan Seribu ditiadakan. Lalu pameran di Taman Ismail Marzuki juga dibatalkan.

Meski demikian, Cucu tetap optimis sisa anggaran 2020 dapat terserap optimal. “Kita akan melaksanakan program yang tersisa dengan sebaik mungkin. Optimistis penyerapannya baik. Saat ini anggaran kami kan hanya Rp 200 miliar,” tandasnya.

Baca juga : Kementan Berhasil Turunkan Kasus Rabies Di Bali Berkat Vaksinasi Massal

Cucu mengungkapkan, pariwisata menjadi sektor yang petama kali terpukul akibat pan demi virus corona. Hampir seluruh tempat wisata ditutup dan membuat perjalanan wisatawan terhenti.

Makanya, lanjut Cucu, realisasi hingga 31 Mei 2020 baru mencapai Rp 1,7 triliun. Angka itu jauh dari proyeksi penerimaan yang tercantum dalam APBD Jakarta. Pendapatan pajak dari proyeksi APBD 2020 diperkira kan Rp 7,3 triliun dari pariwisata meliputi hotel sampai pajak liburan.

“Sangat terpukul. Sektor pariwisata itu adalah sektor yang pertama kali terkena dampak dan recovery-nya bakal belakangan. Untuk Pendapatan Asli Daerah (PAD) dari sektor pariwisata itu kurang lebih sudah menurun 80 persen,” katanya.

Baca juga : Duh, Banyak Kepala Daerah Yang Belum Cairkan NPHD

Cucu mengungkapkan, ini aki bat menurunnya tingkat pemasukan pajak restoran, hotel, tempat hiburan lainnya. Apalagi, sektor pariwisata menjadi salah satu penyumbang PAD terbesar di Jakarta.

“Bahkan tempat hiburan, sudah otomatis ditutup total, retoran juga hanya boleh beroperasi setengahnya, hotel juga,” lanjut Cucu.

Seperti restoran yang kembali dibuka dengan kapasitas 50 persen, begitupun hotel. Protokol Covid-19 juga dilaksanakan dengan menjaga social distancing , memakai masker, dan slalu mencuci tangan.

Baca juga : Cak Imin Minta Para Kepala Daerah Perkuat Sektor Pertanian

“Di masa transisi ini ada kaidah- kaidah yang kita jalankan untuk mencegah virus corona. Melalui menetapkan protokol-protokol Covid-19 yang sudah disepakati. Setiap industri tentu berbeda-beda protokol kesehatannya. Misalnya, restoran dengan taman rekreasi dan bioskop tentu berbeda dengan lainnya,” ungkapnya.

Lebih lanjut Cucu mengungkapkan, di masa transisi industri pariwisata sudah mulai dibuka secara bertahap. Taman rekreasi seperti Ancol, Ragunan, Taman Mini, Pulau Seribu, museum- museum juga mulai dibuka, tetapi dengan catatan menjalankan protokol Covid-19 yang sudah ditetapkan.

Masyarakat, lanjutnya, wajib mematuhi protokol Covid-19 yang berlaku. Dengan begitu diharapkan tidak ada peningkatan kasus virus corona. “Kalau masyarakat tidak displin ataupun pengelola (wisata) tidak disiplin, bisa saja kita punya skenario lain. Misalnya, kita tutup semuanya kalau dirasa bahaya,” tegasnya. [MRA]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.