Dark/Light Mode

Masa Pandemi, Penanganan Banjir Perlu Skala Prioritas

Daripada Beli Lahan Buat Waduk, Bebasin Aja Tanah Sekitar Sungai

Minggu, 1 November 2020 05:20 WIB
Ilusteasi petugas Dinas Sumber Daya Air (SDA) DKI Jakarta mengoperasikan alat berat untuk mengeruk endapan lumpur di Waduk Ria Rio, Jakarta Timur, Kamis (24/9). Pengerukan tersebut merupakan salah satu upaya Pemprov DKI Jakarta dalam mengantisipasi banjir Jakarta. (Foto : Bayu Dwi Nugroho/Rakyat Merdeka)
Ilusteasi petugas Dinas Sumber Daya Air (SDA) DKI Jakarta mengoperasikan alat berat untuk mengeruk endapan lumpur di Waduk Ria Rio, Jakarta Timur, Kamis (24/9). Pengerukan tersebut merupakan salah satu upaya Pemprov DKI Jakarta dalam mengantisipasi banjir Jakarta. (Foto : Bayu Dwi Nugroho/Rakyat Merdeka)

 Sebelumnya 
Belajar Dari Surabaya

Ketua Panitia Khusus (Pansus) DPRD DKI Jakarta Zita Anjani mengatakan, Kota Surabaya sebagai contoh untuk penanganan banjir. Pansus menilai, Pemerintah Kota Surabaya dinilai sukses me- ngatasi masalah banjir. Setidaknya ada lima rekomendasi yang diberikan langsung Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini kepada DPRD Provinsi DKI Jakarta saat melaksanakan kunjungan kerja.

Pihaknya memiliki alasan khusus menjadikan Kota Surabaya referensi. Antara lain secara presentase Kota Surabaya telah berhasil memperkecil kawasan langganan banjir. “Kami belajar banyak dari kota Surabaya. Sebab tempat Bu Risma ini luar biasa, titik banjirnya saat ini tinggal 2,3 persen dari 50 persen,” ungkapnya.

Menurut Zita, Wali Kota Surabaya membekali lima pesan kalau mau Jakarta terbebas dari banjir. Pertama, benahi saluran air yang ada di sisi jalan utama. Pasalnya penyumbatan saluran, antara lain penyebab banjir yang paling sering ditemukan.

Baca juga : Sinergi BUMN Bentuk Holding Rumah Sakit

“Kalau bikin jalan, salurannya dahulu yang harus diutamakan. Karena sering ditemukan, jalanannya bagus tapi pas dibuka bawahnya hancur. Ketika hujan terjadilah penyumbatan. Ini penting untuk diterapkan dan akan menjadi fokus kita,” terang Zita.

Kedua, Dinas SDA Jakarta diminta mengetahui secara konkret berapa meter kubik air per detik yang turun ketika hujan deras.Ketiga, pelebaran (normalisasi) sungai, sehingga mampu menampung kapasitas air yang turun dan mengalirkannya dengan baik. “Sungainya harus diperlebar agar airnya mampu ketampung semua, tidak mandek (tersumbat),” ucapnya.

Keempat, Satuan Kerja Pe- rangkat Daerah (SKPD) terkait mampu mengaplikasikan masterplan yang telah dibuat secara optimal dan koordi- nasi antar dinas yang baik. “Jangan hanya punya master- plan bagus, tapi harus ada action juga,’’ ujarnya.

Kelima, kekompakan, kolaborasi, sinergitas antara dinas harus bagus. Ketika ada genangan bisa langsung diatasi dengan tupoksi yang jelas. Pembekalan ini, lanjutnya, sangat berharga. Apalagi, Kota Surabaya memiliki geografis yang sama dengan Jakarta.

Baca juga : Hari Ini, KPK Panggil Empat Saksi

Sama-sama dekat dengan laut, sehingga rekomendasi cocok diterapkan dengan harapan mampu menanggulangi banjir yang sering kali terjadi di Ibu Kota. “Saya yakin apabila ini diterapkan, Jakarta akan sukses menanggulangi masalah banjir,” tandasnya.

Dua Titik Disetujui

Kepala Dinas SDA DKI Jakarta Juaini mengakui, awalnya memang diajukan pembebasan lahan di 10 titik dengan anggaran sebesar Rp 370 miliar. Namun hanya dua titik yang disetujui untuk dilanjutkan, yakni pembebasan lahan embung di Kebagusan dengan anggaran Rp12,8 miliar dan Waduk Jagakarsa dengan anggaran Rp 1,3 miliar.

Sedangkan delapan titik lainnya, lanjut Juaini, dengan anggaran Rp 356 miliar dialihkan untuk dikerjakan tahun berikutnya. “Dua lokasi pembebasan lahan itu memang sebenarnya sudah dikerjakan, tinggal proses SPH (Surat Penyerahan Hak) saja, setelah itu pembayaran,” ungkap Juaini.

Baca juga : Kementan: Makin Banyak Petani Tertarik Pengadaan Alsintan Sendiri

Dia yakin, apabila pembebasan lahan seluruhnya telah rampung, maka waduk dan embung dapat menampung air hujan dengan kapasitas yang lebih besar, sehingga genangan di beberapa titik Ibu Kota dapat terselesaikan. “Saat ini belum cukup menampung debit air apabila terjadi hujan ekstrem,” tandasnya. [RMA]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.