Dark/Light Mode

Minim Terobosan Atasi Macet

Jalan Berbayar Dan Ganjil Genap Makin Nggak Jelas

Senin, 23 November 2020 06:22 WIB
Ilustrasi jalan yang menerapkan ganjil genap di Jakarta. (Foto : Rakyat Merdeka/Dwi Pambudo)
Ilustrasi jalan yang menerapkan ganjil genap di Jakarta. (Foto : Rakyat Merdeka/Dwi Pambudo)

 Sebelumnya 
Lampu Pintar

Demi mengurai kemacetan di DKI Jakarta, bakal dipasang sistem lampu lalu lintas pintar atau Intelligent Transportation System (ITS) traffic light di persimpangan jalan. Dana untuk merealisasi itu telah diusulkan dalam Rencana Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (RAPBD) DKI 2021 sebesar Rp 18,57 miliar.

Kepala Dishub DKI Jakarta Syafrin Liputo mengatakan, lampu lalu lintas pintar itu diyakini bisa menekan tingkat kepadatan kendaraan di Jakarta dengan mengurangi antrean di persimpangan jalan hingga 30 persen.

Baca juga : Maunya Belajar Tatap Muka Tapi Nggak Terpapar Corona

“Ini artinya, mobilitas menjadi lancar. Waktu tempuh rata-rata akan semakin kecil yang pada akhirnya menekan angka kecelakaan,” jelas Syafrin.

Dia menjelaskan, lampu lalu lintas pintar tidak lagi berpatok pada rentang waktu yang ditetapkan. Namun, dengan kecerdasan buatan mampu memutuskan jalur mana yang harus mendapatkan lampu hijau, tergantung pada volume kendaraan.

Sebab, lanjutnya, selama ini lampu lalu lintas juga secara tidak langsung mendorong timbulnya kemacetan karena dura- sinya yang tidak sesuai dengan volume kendaraan saat itu. Terutama pada jam-jam sibuk, yakni pagi ketika pengendara keluar untuk bekerja dan malam ketika mereka kembali ke rumah.

Baca juga : Terima Aplikasi IMACE, Gubernur Jabar Ajak Pelaku Usaha Gencarkan Ekspor

Sebagai bagian dari sistem, sensor tanah canggih telah dipasang di jalan dan ini secara otomatis menilai volume kendaraan dari semua arah. Lampu dipicu berdasarkan analisis sistem tentang arus lalu lintas.

Kemudian, menurut Syafrin, sistem akan memprogram durasi lampu hijau untuk lebih lama pada ruas jalan yang padat. Sedangkan ruas jalan yang lengang akan mendapat penyesuaian. “Hal ini membuat setiap jalur tidak terjadi penumpukan kendaraanyangsignifikan,sehingga menyebabkan kemacetan,” jelasnya.

Syafrin menambahkan, selain menerapkan sistem lalu lintas pintar, Pemprov DKI juga tetap memberikan subsidi untuk pelayanan Transjakarta sebesar Rp 2,87 triliun, lalu Moda Raya Terpadu (MRT) Rp 509 miliar dan subsidi Lintas Rel Terpadu (LRT) Rp 270 miliar.

Baca juga : Minat Terbang Naik, Kapasitas Kursi Penerbangan Di Bandara Soekarno-Hatta Terbanyak Di Dunia

“Yang menjadi prioritas untuk mengatasi kemacetan, yaitu bagaimana agar integrasi transportasi berlangsung secara baik. Sebab itu, tahun 2021 subsidi transportasi menjadi program prioritas kami,” ungkapnya.

Berdasarkan data Unit Pengelola Sistem Pengendalian Lalu Lintas (UP SPLL) Dinas Perhu- bungan DKI Jakarta, kini Jakarta sudah memiliki 96 lampu lalu lintas terintegrasi yang dipasang di titik-titik persimpangan.

Pada 2017, Jakarta sudah memiliki lampu lalu lintas terintegrasi ITS atau Area Traffic Control System (ATCS)sebanyak 39 lampu. Kemudian pada 2018 bertambah 13 lampu. Penambahan terbanyak pada 2019 yaitu 44 lampu. Wilayah yang memiliki lampu lalu lintas terintegrasi ITS ATCS terbanyak di Jakarta Selatan dengan 45 lampu. Sedangkan yang paling sedikit di Jakarta Utara dengan 7 lampu. [MRA]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.