Dark/Light Mode
BREAKINGNEWS
Hasil Rekapitulasi KPU
Pemilu Presiden 2024
24,9%
40.971.906 suara
24,9%
40.971.906 suara
Anies & Muhaimin
58,6%
96.214.691 suara
58,6%
96.214.691 suara
Prabowo & Gibran
16,5%
27.040.878 suara
16,5%
27.040.878 suara
Ganjar & Mahfud
Sumber: KPU
Kapasitasnya Lebih Kecil Dari Eropa Dan AS
Drainase DKI Tak Siap Hadapi Cuaca Ekstrim
Senin, 22 Februari 2021 06:00 WIB
RM.id Rakyat Merdeka - Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta perlu merehabilitasi sistem drainase di Ibu Kota. Selain banyak yang tidak berfungsi, kapasitasnya sudah tidak sesuai dengan perubahan iklim.
Pengamat Tata Kota Universitas Trisakti, Nirwono Joga menilai, hanya 33 persen saluran air di Jakarta berfungsi dengan baik.
“Sistem drainase harus direhabilitasi. Banyak drainase sudah tak mampu menampung air. Perlu diperbesar kapasitasnya,” ujar Nirwono dalam keterangannya, Jumat (19/2).
Dia menuturkan, sistem drainase harus dibangun dengan baik. Pertama, saluran mikro atau lingkungan mesti diperlebar,dari 0,5 meter menjadi 1,5 meter. Kedua, saluran meso, sekunder atau kawasan dari 1 meter ke 2,5 meter. Ketiga, saluran makro primer atau kota, dari ukuran 1,5 meter diperbesar menjadi 3,5 meter. Tak hanya itu, semua saluran harus terhubung, dirawat rutin, bebas sampah, limbah, dan lumpur.
Baca juga : Pemerintah Komitmen Jaga Ketahanan Lingkungan Hidup Hadapi Perubahan Iklim
“Harus ada penataan ulang jaringan utilitas terpisah dan terpadu dengan revitalisasi trotoar. Ini yang mandek selama pandemi. Sehingga jaringan utilitas masih tumpang tindih di dalam saluran drainase,” paparnya.
Lebih detail, Nirwono menjelaskan, sistem drainase di Jakarta hanya dirancang untuk kapasitas curah hujan 100-150 milimeter (ml) per hari. Padahal, seiring dengan perubahan iklim, curah hujan kian meningkat. Mestinya, drainase mampu menampung curah hujan hingga 350-400 ml per hari. Bahkan, di Amerika Serikat dan Eropa mencapai 500 ml per hari.
Dia menilai, Pemprov tak siap menghadapi banjir. Program penataan di bantaran kali yang terhenti karena perbedaan konsep antara normalisasi dan naturalisasi. Selain itu, pembebasan lahan di bantaran pun tidak berlanjut.
Ahli tata kota Yayat Supriatna menilai, pencegahan banjir di Jakarta menjadi tantangan paling sulit Pemprov DKI. Diakuinya, banjir di tahun 2021 ini tidak separah banjir di awal tahun 2020 lalu. Tahun lalu, banjir melumpuhkan Ibu Kota.
Baca juga : BMKG: Waspada, Pada 10-16 Februari Potensi Cuaca Ekstrem
Yayat menilai, sebagian besar masyarakat terdampak banjir tinggal di wilayah bantaran sungai. Hal antara lain disebabkan sistem drainase juga kurang maksimal. Artinya, perlu pembenahan dari saluran perumahan, jalanan, hingga ke sungai.
“Jadi bisa dikatakan sistem drainase yang mengarah langsung ke badan sungai perlu dibenahi. Karena, jika sungai meluap, itu otomatis nggak jalan. Jadi, sangat tergantung pada badan air utamanya untuk surutnya,” katanya.
Seperti diketahui, sejumlah ruas jalan di Ibu Kota terendam banjir. Hingga Sabtu siang, sejumlah ruas jalan tidak bisa dilintasi kendaraan karena tinggi banjir yang mencapai lebih 70 centimeter (cm).
Berikut daftar jalan yang tak dapat dilintasi berdasarkan info TMC Polda Metro Jaya melalui akun twitter @TMCPoldaMetro, diantaranya, Jalan Perjuangan arah Srengseng, Jakarta Barat (Jakbar). Jalan Kapten Tendean arah Mampang Prapatan Jakarta Selatan (Jaksel), Pasar Inpres arah Jeruk Purut Jaksel, Terowongan Cawang menuju Tol Tanjung Priuk dari arah Bekasi, Jalan Pilar Mas Raya Kedoya Jakbar, Kawasan Halim Lama arah Cililitan Jaktim, dan sejumlah ruas jalan lainnya.
Baca juga : Eks Kakorlantas Djoko Susilo Polri Ajukan PK, KPK Siap Hadapi
Tak hanya di jalan arteri, banjir juga terjadi di sejumlah titik di Jalan Tol Jakarta Cikampek,Jalan Tol JORR, Jalan Tol Jakarta-Tangerang, Jalan Tol Jago¬rawi dan Tol Dalam Kota. Banjir di tol ini membuat arus lalu lintas menjadi tersendat dan nyaris lumpuh.
Berdasarkan pantauan, salah satunya yang paling parah adalah di Jalan Tol TB Simatupang, Pasar Minggu, Jaksel. Jalan tol dan arteri di Gerbang Tol Ampera 1 bak sungai berwarna coklat. Macet panjang pun terjadi di Jalan TB Simatupang, tepat dari arah Lebak Bulus ke arah Tanjung Barat.
Selanjutnya
Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News
Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.
Tags :
Berita Lainnya