Dark/Light Mode

Tarif Kremasi Jenazah Corona Tembus Ratusan Juta

Bos DPRD: Lebih Jahat Dari Kartel Narkoba Dan Korupsi

Kamis, 22 Juli 2021 06:30 WIB
Ilustrasi kremasi jenazah Covid-19. (Foto: MNC Media)
Ilustrasi kremasi jenazah Covid-19. (Foto: MNC Media)

 Sebelumnya 
Dia mengimbau, yayasan kremasi agar bersurat ke rumah sakit (RS) terkait penjadwalan kremasi beserta tarifnya. Sehingga, tidak terjadi tawar-menawar di lapangan oleh pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab/oknum yang merugikan masyarakat.

“Kami sarankan juga kepada warga agar tidak berhubungan dengan calo untuk pelayanan mobil jenazah dan petak makam. Karena pihak rumah sakit secara otomatis mengurusnya,” imbuhnya.

Tidak Wajar

Baca juga : Awas, Bisa Lebih Parah Dari Krisis Ekonomi 98

Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) DKI Jakarta, Prasetyo Edi Marsudi menduga tarif kremasi tinggi karena praktik kartel. Mereka kompak menaikkan tarif.

“Praktik ini lebih jahat daripada korupsi atau peredaran narkoba. Saya minta kepada Kepala Kepolisian Polda Metro Jaya agar menindak tegas. Kalau perlu tembak mati,” kata Prasetio, di Gedung DPRD DKI, Jakarta Pusat, Senin (19/7).

Prasetio meminta, para pengusaha krematorium tak memanfaatkan situasi pandemi Covid-19 dengan melambungkan tarif paket kremasi. Pengusaha harus sadar kondisi republik saat ini sedang gawat.

Baca juga : Darurat Narkoba, Hukuman Pengedar Malah Dikurangi

Wakil Ketua Fraksi PDIP DPRD DKI Jakarta, Ima Mahdiah mengaku menerima laporan tarif kremasi berkisar Rp 45-65 juta per jenazah. Bahkan, ada yang sampai ratusan juta. Tarif ini sangat memberatkan keluarga yang sedang berduka.

Menurutnya, laporan diterimanya salah satunya dari mantan Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok.

“Kebetulan (laporan) yang satu saya dikirim sama Pak Ahok waktu itu. Kebetulan teman beliau orangtuanya meninggal. Tapi tidak ada tempat untuk kremasi jenazah Covid di Jakarta,” katanya.

Baca juga : Anies Sebut Pasien Covid-19 Lebih Cepat Memburuk Karena Varian Baru

Menurut Ima, kenaikan tarif kremasi tersebut tidak bisa ditoleransi. “Kalau ada kenaikan tambahan Alat Pengamanan Diri (APD), masih masuk akal. Tapi kalau naiknya tidak masuk akal sangat memberatkan keluarga,” pungkasnya. [OSP]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.