Dark/Light Mode

Kepala BP2MI Bersimpuh Ke Keluarga PMI Korban Penganiayaan

Sabtu, 20 November 2021 13:46 WIB
Kepala Badan Pelindungan Pekerja Migran Indonesia (BP2MI) Benny Rhamdani bersimpuh meminta maaf kepada keluarga Adelina Sau. (Foto: Humas BP2MI)
Kepala Badan Pelindungan Pekerja Migran Indonesia (BP2MI) Benny Rhamdani bersimpuh meminta maaf kepada keluarga Adelina Sau. (Foto: Humas BP2MI)

RM.id  Rakyat Merdeka - Ada momen haru di momen Rapat Koordinasi Terbatas (Rakortas) Badan Pelindungan Pekerja Migran Indonesia (BP2MI) Kupang, Nusa Tenggara Timur, Jumat (19/11).

Kepala Badan Pelindungan Pekerja Migran Indonesia (BP2MI) Benny Rhamdani bersimpuh meminta maaf kepada keluarga Adelina Sau. Adelina merupakan pekerja migran Indonesia (PMI) korban penganiayaan majikan di Malaysia hingga meninggal, yang sampai kini belum mendapatkan keadilan. Pengadilan di negeri jiran itu membebaskan majikannya.

Baca juga : Tinjau Banjir, Kepala BNPB Terbang Ke Kalbar Dan Kalteng

Pada acara ini, Benny memberikan bantuan kepada orang tua Adelina Sau. Selain Adelina, Benny juga memberi bantuan kepada keluarga Meriyana Meko. Meriyana merupakan PMI korban ketidakadilan karena dituduh mencelakai anak majikannya dan dihukum atas tuduhan tersebut.

Benny menegaskan, pihaknya komitmen menjalankan Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2017 tentang Pelindungan Pekerja Migran Indonesia (PMI). Di antaranya, memberikan pelindungan menyeluruh bagi PMI dan keluarga, baik sebelum, selama dan setelah bekerja. Serta memberikan pelindungan secara multidimensi, baik hukum, ekonomi maupun sosial.

Baca juga : Serius Berantas Mafia Pelabuhan, Kejagung Gelar Rapat Kolaborasi Dengan Sejumlah Instansi

“Selama 1 tahun 7 bulan saya memimpin di BP2MI, saya telah menangani kepulangan 980 jenazah. Pada satu tahun terakhir, ada sekitar 100 jenazah yang dipulangkan ke NTT,” ungkap Benny.

Benny mengungkapkan, 90 persen PMI terkendala kembali ke Tanah Air, namanya tidak terdaftar dalam sistem yang dimiliki BP2MI. Sehingga dapat dipastikan bahwa mereka berangkat secara nonprosedural.

Baca juga : Kiai Said Dapat Lawan Berat

Benny menyebutkan, dalam lima tahun terakhir, ada rata-rata 1.000 orang pekerja migran berasal dari NTT dengan tujuan paling banyak ke Malaysia.
 Selanjutnya 

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.