Dark/Light Mode

Dunia Diteror Varian Omicron

Tragedi Juli Semoga Tak Terulang Lagi

Minggu, 28 November 2021 08:05 WIB
Ilustrasi varian Corona Omicron. (Foto: Antara)
Ilustrasi varian Corona Omicron. (Foto: Antara)

 Sebelumnya 
Menanggapi laporan WHO itu, para ilmuwan dunia mencoba menenangkan. Kepala Badan Penyakit Menular (CDC) AS, Anthony Fauci mengatakan, laporan awal tentang varian Omicron memang mengkhawatirkan. Namun, ia yakin, vaksin kemungkinan masih bisa mencegah dampak buruk virus tersebut.

Pernyataan yang sama juga disampaikan Profesor Richard Lassells, dari Universitas KwaZulu-Natal di Afrika Selatan. Dia bilang, Omicron memang tampak mengkhawatirkan karena memiliki tingkat penularan yang lebih tinggi, meningkatkan kemampuan untuk menyebar dari orang ke orang.

Namun, kata dia, ada banyak contoh varian yang tampak menakutkan di atas kertas, tetapi tidak menghasilkan apa-apa. Misalnya, varian Beta. Awalnya, varian ini disebut dikhawatirkan karena mampu menghindari kekebalan tubuh. Tetapi ternyata varian Delta jauh lebih berbahaya dari Beta dan membuat sejumlah negara tak berdaya.

Baca juga : Menpora Harap Elite Race Borobudur Marathon Berlanjut Setiap Tahun

Selain diteror Omicron, saat ini sejumlah negara diketahui masih babak belur dihajar varian Delta. Indonesia pernah mengalami kondisi darurat akibat serangan Delta. Gelombang kedua yang terjadi di bulan Juni-Juli, kasus aktif Corona akibat serangan Delta meledak di berbagai daerah.

Bersyukur, varian yang berasal dari India itu, mampu dijinakkan dalam waktu sekitar 2 bulan. Dalam beberapa pekan terakhir, kasus aktif Corona di dalam negeri terus menunjukkan penurunan. Begitu juga angka kematian yang sebelumnya cukup tinggi, juga berhasil ditekan.

Namun, munculnya varian Omicron ini membuat berbagai kalangan di tanah air mendesak agar pemerintah tetap waspada dan ikut mengetatkan pintu masuk WNA ke dalam negeri.

Baca juga : Andrea Dian, Pacaran Tiga Bulan Langsung Dilamar

Ketua Satgas Covid-19 Ikatan Dokter Indonesia, Zubairi Djoerban meminta pemerintah segera melakukan mitigasi terhadap varian Omicron ini. Tujuannya, agar serangan Delta pada Juli lalu, tak terulang lagi.

“Pelbagai negara langsung membatasi penerbangan. Indonesia pun harusnya punya mitigasi, termasuk mempertimbangkan untuk batasi akses penerbangan ke dan dari negara tertentu,” sebut Zubairi dalam akun Twitternya @ProfesorZubairi, kemarin.

Epidemiolog dari Universitas Griffith Australia Dicky Budiman mengaku khawatir dengan varian Omicron ini. Karena WHO langsung memasukkannya dalam kategori VoC, kategori kewaspadaan tertinggi. Menurut dia, ini menandakan Omicron sangat serius. Karena umumnya varian yang baru itu lebih dulu masuk “variant under investigation” atau “variant of interest” sebelum masuk kelompok VoC.
 Selanjutnya 

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.