Dark/Light Mode

Sekjen Kemenkumham: Jadikan Hari Bela Negara Sebagai Momentum Bangkitkan Semangat Lawan Covid-19

Senin, 20 Desember 2021 15:22 WIB
Sekjen Kemenkumham Andap Budhi Revianto. (Foto: Humas Kemenkumham)
Sekjen Kemenkumham Andap Budhi Revianto. (Foto: Humas Kemenkumham)

RM.id  Rakyat Merdeka - Sekretaris Jenderal (Sekjen) Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia (Kemenkumham) Andap Budhi Reviato mengajak seluruh jajaran di lingkungan kementeriannya untuk menjadikan peringatan Hari Bela Negara sebagai momentum untuk membangkitkan semangat melawan Covid-19.

Hal ini sesuai dengan amanat Presiden Joko Widodo (Jokowi) pada Peringatan Hari Bela Negara Tahun 2021 yang jatuh pada 19 Desember. 

"Jadikan momen Hari Bela Negara ini sebagai pembangkit semangat untuk bisa menang melawan virus Corona. Menang dalam mengendalikan penyebaran virus maupun menang membangkitkan ekonomi yang tersendat akibat pandemi," ucap Andap, di ruang kerjanya, Jakarta, Senin (20/12).

Baca juga : Anies Kukuhkan Pengurus RT/RW Sebagai Garda Terdepan Cegah Covid-19

Diingatkannya, untuk melawan Covid-19, perlu ketabahan, kesabaran, ketahanan, kebersamaan, kepandaian, kecepatan, daya juang, dan kerja keras.

"Kita tidak boleh berhenti berkreasi, berinovasi, dan berprestasi di tengah pandemi Covid-19. Kita harus buktikan ketangguhan kita. Kita harus menangkan masa depan kita dan kita wujudkan cita-cita para pendiri bangsa dengan semangat bela negara," tegasnya.

Dia juga mengingatkan, tugas bela negara bukan hanya tugas TNI-Polri saja. Melainkan, tugas kita semua sebagai warga negara. 

Baca juga : Indonesia-Singapura Tingkatkan Kerja Sama Penanganan Covid-19

"Apapun pendidikan, profesi, dan pekerjaan kita, semua punya hak, semua punya kewajiban, dan kesempatan yang sama untuk bela negara," beber Andap.

Dalam amanatnya, Andap menceritakan sejarah ditetapkannya tanggal 19 Desember sebagai Hari Bela Negara. Tanggal 19 Desember merupakan tanggal dideklarasikannya/terbentuknya Pemerintah Darurat Republik Indonesia (PDRI), yakni pada 19 Desember 1948 oleh Sjafruddin Prawiranegara.

Syafruddin saat itu sebagai Menteri Kemakmuran RI, di Sumatera Barat, sesuai amanat Presiden Soekarno. Andap menceritakan, PDRI lahir dari adanya agresi militer Belanda II, yang menyerang kota Yogyakarta, kala itu adalah Ibu Kota Indonesia.

Baca juga : Indonesia Mampu Pertahankan Penurunan Kasus Covid-19...

Dalam peristiwa itu, Presiden RI Soekarno beserta Wakil Presiden Mohammad Hatta, Perdana Menteri (PM) Sutan Syahrir, dan tokoh lainnya ditangkap Belanda sehingga mengakibatkan Ibu Kota Negara dan Pemerintahan menjadi kacau.
 Selanjutnya 

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.