Dark/Light Mode

Rp 1.699 Triliun Masuk

Kocek Negara Tebal

Rabu, 22 Desember 2021 08:10 WIB
Menteri Keuangan Sri Mulyani dalam Konferensi Pers APBN KiTa edisi Desember 2021 secara daring di Jakarta, Selasa (21/12/2021). (Foto: Antara)
Menteri Keuangan Sri Mulyani dalam Konferensi Pers APBN KiTa edisi Desember 2021 secara daring di Jakarta, Selasa (21/12/2021). (Foto: Antara)

 Sebelumnya 
“Ini adalah pemulihan yang sangat luar biasa. Rebound dari sisi penerimaan negara, dari semula terkontraksi 15,1 persen pada November 2020 ke pertumbuhan positif 19,4 persen pada November 2021,” beber mantan direktur pelaksana Bank Dunia ini.

Ada dua sumber penerimaan yang melampaui target tahun ini. Pertama, bea dan cukai yang tembus 108 persen dari target atau Rp 232,3 triliun, tumbuh 26,6 persen dari tahun lalu. Kedua, Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) juga melampaui target 129,3 persen menjadi Rp 382,5 triliun, atau naik 25,4 persen.

Baca juga : Tommy Nyengir Aja Nih

Penerimaan pajak menjadi satu-satunya sumber penerimaan negara yang belum mencapai target. Penerimaan pajak per November 2021 baru mencapai 88 persen target Rp 1.229,6 trilun. Namun jika dibandingkan tahun lalu Rp 925,3 triliun, angka itu tumbuh 17 persen.

“Kami memperkirakan hingga akhir tahun insya allah seluruh penerimaan negara akan melebihi target APBN. Sehingga kita akan menerima hasil positif dari sisi pendapatan negara,” kata Sri Mulyani.

Baca juga : Anies Tegaskan Komitmen Jakarta Bebas Pungli

Di sisi lain, belanja negara tumbuh terbatas 0,1 persen dibandingkan tahun lalu. Hingga akhir November, anggaran yang dibelanjakan baru Rp 2.310,4 triliun atau 84 persen dari pagu tahun ini. “Dari total anggaran Rp 2.750 triliun, masih ada lebih dari Rp 400 triliun yang mestinya bisa direalisasikan pada Desember ini,” katanya.

Bagaimana tanggapan DPR terkait hal ini? Anggota Komisi XI DPR, Hendrawan Supratikno punya catatan tersendiri terkait penerimaan negara ini. Tradisinya, kata dia, cukai selalu melampaui target. Soal PNBP, penerimaan saat ini layaknya ketiban durian runtuh karena kenaikan harga komoditas pasar internasional.

Baca juga : Lestari Ajak Milenial Bernurani Masuk Ke Parlemen

Sedangkan pajak, tercapai lantaran basis targetnya rendah dan lebih realistis. Mengingat, bertahun-tahun terus meleset.
 Selanjutnya 

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.