Dark/Light Mode

Resmi Nahkodai NU

Gus Yahya Harus Tahan Godaan Copras-Capres

Minggu, 26 Desember 2021 07:20 WIB
Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) periode 2021-2026 Yahya Cholil Staquf memberikan sambutan saat penutupan Muktamar NU ke-34 di UIN Raden Intan, Lampung, Jumat (24/12/2021). (Foto: Antara/Hafidz Mubarak A)
Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) periode 2021-2026 Yahya Cholil Staquf memberikan sambutan saat penutupan Muktamar NU ke-34 di UIN Raden Intan, Lampung, Jumat (24/12/2021). (Foto: Antara/Hafidz Mubarak A)

RM.id  Rakyat Merdeka - Muktamar ke-34 Nahdlatul Ulama (NU) di Lampung, resmi ditutup, Jumat (24/12). Dalam forum tertinggi keluarga nahdliyin itu, Kiai Yahya Cholil Staquf atau akrab disapa Gus Yahya, terpilih sebagai Ketua Umum PBNU untuk 5 tahun ke depan. Berbagai pujian dan harapan disampaikan banyak pihak pada eks Katib Aam PBNU ini. Gus Yahya paham betul semua harapan warga nahdliyin, karena itu yang pertama akan dia lakukan adalah mengobati luka Pilpres 2019 dan mencoba menjaga jarak dari gelaran Pilpres 2024.

Gelaran Muktamar NU yang digelar di Lampung itu, berlangsung demokratis juga dramatis. Dalam proses pemilihan itu, Gus Yahya yang sejak awal mengklaim didukung 80 persen pengurus NU daerah, akhirnya keluar sebagai pemenang. Mengalahkan calon ketum petahana, Kiai Said Aqil Siradj.

Setelah terpilih jadi bos NU, berita Gus Yahya terkait copras-capres, langsung viral di twitter. Salah satunya ditayangkan oleh akun @NUflasnews. Isinya, Gus Yahya mengimbau agar jangan lagi ada perwakilan PBNU yang menjadi calon presiden maupun wakil presiden.

Baca juga : Ucapkan Selamat Pada Gus Yahya, Waka KPK: Saatnya NU Pimpin Gerakan Jihad Lawan Korupsi

“Jangan ada lagi perwakilan NU jadi presiden,” kata Gus Yahya.

“Saya tidak mau ada calon presiden dan wakil presiden dari PBNU,” terang mantan juru bicara Presiden Gus Dur itu.

Bukan tanpa alasan, menurut Gus Yahya, sebaiknya orang-orang dari kalangan NU beristirahat dulu sembari menyembuhkan dan mengutuhkan polarisasi yang terjadi.

Baca juga : Qodari Yakin, Gus Yahya Bakal Bawa Perubahan Untuk NU

“Mari istrahat dulu. Mari sembuhkan dulu luka-luka dan mengutuhkan kembali polarisasi yang sudah terjadi,” kata Gus Yahya.

Kuatkah Gus Yahya dari godaan politik praktis? Pengamat politik dari Universitas Paramadina, A Khoirul Umam berharap Gus Yahya kuat melewati godaan politik praktis pada Pemilu 2024. Hal ini sesuai janji kampanye yang disampaikan Gus Yahya untuk menarik simpatik dari keluarga NU.

Direktur Eksekutif Voxpol Center, Pangi Syarwi Chaniago, juga menyampaikan harapan yang sama. Kata dia, di bawah kepemimpinan Gus Yahya, NU harus lepas dari politik praktis. NU diharapkan konsisten dengan garis perjuangannya sebagai organisasi sosial keagamaan. [BCG/FAQ]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.