Dark/Light Mode

Tak Mau NU Jadi Alat PKB

Gus Yahya Bikin Imin Tak Aman

Jumat, 31 Desember 2021 07:35 WIB
Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU), KH Yahya Cholil Staquf (Gus Yahya). (Foto: Antara/Hafidz Mubarak A)
Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU), KH Yahya Cholil Staquf (Gus Yahya). (Foto: Antara/Hafidz Mubarak A)

RM.id  Rakyat Merdeka - Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) terpilih, KH Yahya Cholil Staquf ogah organisasi yang dikomandoinya jadi alat politik partai politik apapun. Termasuk Partai Kebangkitan Bangsa (PKB). Sikap Yahya ini bikin PKB dan Ketua Umumnya, Muhaimin Iskandar tak aman di Pemilu 2024.

Gus Yahya, sapaan karibnya mengakui, PBNU punya hubungan amat erat dengan PKB. Hanya saja, hubungan erat ini tak otomatis bikin PBNU jadi alat pemenangan PKB.

“Relasi NU dengan PKB saya kira alami sekali. Karena dulu PKB dulu sendiri diinisiasi, dideklarasikan oleh pengurus-pengurus PBNU. Itu satu hal. Tetapi sekali lagi, tidak boleh lalu NU ini jadi alat dari PKB atau dikooptasi oleh PKB,” kata Gus Yahya, Rabu (29/12) malam.

Baca juga : Gus Yahya Bakal Bawa NU Mendunia

Namun begitu, secara pribadi, Gus Yahya membuka ruang jika ada pengurus PKB yang hendak bergabung dengan PBNU. Tak hanya membatasi dengan PKB, pengurus partai politik lainnya juga boleh berkiprah di PBNU.

Gus Yahya ingin PBNU merangkul seluruh kelompok. PBNU harusnya menjadi wadah komunikasi antara perwakilan partai politik.

“Tidak boleh ada satu warna. Semuanya harus bisa mendapatkan kesempatan sehingga NU sendiri bisa jadi semacam warna clearing house untuk menyepakati hal yang berbeda kepentingan-kepentingan,” ujar Mantan Anggota Dewan Pertimbangan Presiden Jokowi ini.

Baca juga : Bamsoet Yakin, NU Di Bawah Komando Gus Yahya Makin Solid Dan Besar

Sebelumnya, anak KH. Muhammad Cholil Bisri, salah satu pendiri Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) ini ingin PBNU tak terlibat aktif sebagai peserta dalam kontestasi politik praktis. Pernyataan ini dikatakan Gus Yahya diucapkan sebelum muktamar NU dan setelah terpilih.

Bahkan, ia tidak ingin ada pengurus PBNU yang mencalonkan diri sebagai presiden maupun wakil presiden di Pilpres 2024. Dia juga nggak mau menjadi calon presiden atau calon wakil presiden.

“Saya tidak mau ada calon presiden dan calon wakil presiden dari PBNU. Supaya apa? Supaya PBNU tetap dalam posisi menjadi penyanggah di 2024,” tutur Gus Yahya.

Baca juga : Siap Maju Jadi Ketum PBNU, Gus Yahya Yakin Direstui Oleh Siapa Pun Rais Aam

PPP sangat mendukung sikap Gus Yahya. Sekjen PPP Arwani Thomafi menyebut, komitmen Gus Yahya patut diacungi jempol dan dikawal. “Sikap dan komitmen Gus Yahya yang seperti inilah sikap pengejawentahan Khittah NU yang asli. Kami rindu dan menyambut baik dengan komitmen seperti ini,” kata Arwani kepada Rakyat Merdeka, kemarin.
 Selanjutnya 

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.