Dark/Light Mode

Tak Mau NU Jadi Alat PKB

Gus Yahya Bikin Imin Tak Aman

Jumat, 31 Desember 2021 07:35 WIB
Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU), KH Yahya Cholil Staquf (Gus Yahya). (Foto: Antara/Hafidz Mubarak A)
Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU), KH Yahya Cholil Staquf (Gus Yahya). (Foto: Antara/Hafidz Mubarak A)

 Sebelumnya 
Maqom atau tempat NU, kata Gus Arwani, jauh di atas partai politik. Menjadikan NU diposisikan terkooptasi partai politik, tegas dia, adalah upaya mengkerdilkan NU.

Diingatkannya, geneologi NU itu berjamaah. Maka memang tak ada pilihan lain NU harus mengkonsolidasikan seluruh potensi kader Nahdliyin yang amat beragam. Sikap Gus Yahya ini, patut didukung oleh semua pihak. Supaya organisasi NU fokus dalam pemberdayaan jamaah dan penguatan jam’iyyah untuk kemandirian NU.

“Dalam konteks ini, kami, PPP siap bekerjasama dengan Nahdlatul Ulama dalam mewujudkan agenda keummatan,” tandas Gus Arwani.

Baca juga : Gus Yahya Bakal Bawa NU Mendunia

Setali tiga uang dengan PPP, Ketua DPP Partai Golkar Ace Hasan Syadzily juga mendukung pernyataan Gus Yahya. Menurutnya, NU memang harus ada dimana-mana, termasuk di partai politik mana saja.

“NU itu milik semua, dan tidak hanya dimiliki partai politik tertentu. NU itu milik bangsa dan merupakan salah satu komponen bangsa yang paling depan dalam membela NKRI,” kata Ace yang dikonfirmasi tadi malam.

Sebagai jami’yah ijtima’iyah, sebutnya NU telah berkontribusi besar dalam membangun peradaban Islam, Indonesia yang moderat, inklusif dengan tanpa meninggalkan tradisi nusantara.

Baca juga : Bamsoet Yakin, NU Di Bawah Komando Gus Yahya Makin Solid Dan Besar

“Komitmen Gus Yahya untuk tidak menjadikan NU berpolitik praktis, baik dalam pemilihan legislatif dengan tidak mengarahkan pada satu partai politik, dan tidak akan mencalonkan diri sebagai capres dan Cawapres, sesungguhnya merupakan khittah NU,” tutupnya.

Bagaimana prediksi pengamat soal pernyataan Gus Yahya? Direktur Eksekutif Indonesia Political Review, Ujang Komaruddin meyakini, terpilihnya Gus Yahya sebagai nahkoda baru PBNU akan mempengaruhi hubungan organisasi ini dengan PKB.

“Buktinya sudah ada pernyataan di awal, PBNU jangan ada yang maju capres atau cawapres, kemudian jangan dikooptasi oleh partai politik tertentu, dan bahkan menyebut PKB,” kata Ujang kepada Rakyat Merdeka.
 Selanjutnya 

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.