Dark/Light Mode

Moderasi Beragama Perlu Diintegrasikan Dalam Kurikulum Pendidikan Nasional

Rabu, 5 Januari 2022 20:29 WIB
Ketua Pengurus Besar (PB) Al-Washliyah Mahmudi Affan Rangkuti (Foto: Istimewa)
Ketua Pengurus Besar (PB) Al-Washliyah Mahmudi Affan Rangkuti (Foto: Istimewa)

RM.id  Rakyat Merdeka - Keberagaman menjadi ciri khas bangsa Indonesia sejak Ibu Pertiwi ini lahir. Itu telah diakui seluruh penjuru bumi. Bahkan, pluralisme tersebut telah membentuk kultur bangsa Indonesia yang toleran dan mencintai sesama. Namun, akhir-akhir ini, kerap dijumpai praktik-praktik intoleransi yang mencoreng nilai luhur dan kearifan lokal budaya bangsa ini.

Ketua Pengurus Besar (PB) Al-Washliyah Mahmudi Affan Rangkuti menyayangkan fenomena yang kerap terjadi belakangan ini. Menurutnya, perlu ada penguatan nilai-nilai agama dan kebangsaan yang fundamental, khususnya dalam hal keberagaman, sejak dini, melalui aspek pendidikan dan moderasi beragama.

Baca juga : KSP Dorong Pembentukan Payung Hukum Ekosistem Gim Nasional

“Pendidikan dan moderasi beragama menjadi cara jitu untuk memupuk toleransi untuk persatuan negeri ini. Pendidikan dan moderasi beragama ini harus terus disampaikan ke masyarakat secara bertahap dan berkelanjutan. Dengan begitu, toleransi akan bisa tumbuh dengan baik sehingga persatuan itu otomatis akan semakin erat,” kata Mahmudi Jakarta, Rabu (5/1).

Ia melanjutkan, hal tersebut perlu dilakukan sebagai upaya untuk mengembalikan karakter luhur bangsa terkait hidup masyarakat bangsa secara bersama-sama dan saling berdampingan dalam bingkai toleransi yang ada di negeri ini. Sehingga, moderasi beragama perlu diintegrasikan dalam kurikulum pendidikan nasional.

Baca juga : Jadwal Pemilu Belum Ditetapkan Picu Ketidakpastian Politik

“Moderasi beragama perlu untuk menjadi mata ajar di sekolah-sekolah. Moderasi beragama memiliki banyak manfaat sebagai pengungkit sifat dan naluri kemanusiaan yang pada dasarnya sifat dan naluri manusia ini diciptakan untuk selalu mendambakan rasa cinta, kasih dan sayang. Ini perlu dilakukan secara berkesinambungan mulai dari pendidikan dasar hingga pendidikan tinggi,” jelasnya.

Menurutnya, nilai-nilai toleransi dan moderasi beragama ini perlu diajarkan mulai pendidikan dasar hingga pendidikan tinggi. “Sehingga setelah mereka itu selesai menempuh pendidikan, tinggal mempertebal atau memperdalam kembali toleransi dan moderasi beragama itu. Ini penting agar budaya-budaya luhur bangsa tidak hilang begitu saja akibat adanya budaya-budaya luar yang bisa merusak budaya yang dimiliki bangsa ini,” katanya.

Baca juga : Durasi Karantina Dipangkas, Pemerintah Tegaskan Tak Ada Dispensasi Bagi Pelancong LN

Ia menilai, maraknya kasus dan praktik intoleransi di negeri ini beberapa tahun belakangan tidak lepas dari kurangnya rasa memahami arti nilai keluhuran atas rasa cinta dan kasih sayang. “Manusia adalah makhluk ciptaan Allah SWT yang paling sempurna karena memiliki akal dan pikiran. Akal dan pikiran ini semua berbasis cinta, kasih dan sayang, maka perbuatan kepada manusia lainnya juga semestinya atas nama tersebut. Ini yang mesti ditanamkan agar pemahaman itu semakin kuat,” ujarnya.
 Selanjutnya 

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.