Dark/Light Mode

Sudah Vaksin Booster, Kok Masih Kena Covid Juga? Emang Bisa?

Rabu, 2 Februari 2022 15:57 WIB
Ilustrasi vaksin Covid yang siap disuntikkan. (Foto: Ng Putu Wahyu Rama/RM)
Ilustrasi vaksin Covid yang siap disuntikkan. (Foto: Ng Putu Wahyu Rama/RM)

RM.id  Rakyat Merdeka - Ahli Spesialis Penyakit Dalam yang juga edukator kesehatan, dr. RA Adaninggar angkat bicara soal fenomena banyaknya orang yang positif Covid-19, meski sudah disuntik penguat alias booster.

Mengutip Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit di Amerika Serikat (CDC), dokter yang akrab disapa Ning ini menjelaskan, infeksi Covid yang terjadi setelah vaksin Covid (breakthrough infection) adalah terdeteksinya RNA SARS CoV2 atau antigen virus SARS CoV2 pada spesimen yang diambil dari orang, 14 hari atau lebih setelah menerima vaksin kedua atau booster yang ditentukan.

Pemberian vaksin ditujukan untuk melatih imun tubuh mengenali dan melawan sosok virus.

“Tubuh manusia sendiri, yang akan membuat antibodi dan sel imun terhadap virus SARS-CoV2,” kata dr. Ning melalui laman Instagramnya, Rabu (2/2).

Baca juga : Lawan Covid, Jangan Kendor!

Seberapa tinggi kadar antibodi yang dibentuk, serta bagaimana kualitas antibodi dan sel imun yang terjadi setelah dilatih oleh vaksin, sangat tergantung kondisi sistem imun masing-masing. Mengingat dosis vaksin sudah terstandarisasi.

“Tidak semua orang memiliki antibodi atau sel imun yang optimal, setelah vaksinasi 2 kali atau setelah sembuh dari Covid,” imbuh dokter yang berdomisili di Surabaya, Jawa Timur ini.

Dia memaparkan, fungsi vaksin booster adalah melatih ulang sistem imun dalam melawan virus SARS-CoV2. Sehingga, didapatkan kadar antibodi yang lebih tinggi dan respon sel memori yang lebih kuat dan tahan lama.

Pada sebagian orang yang tidak bisa membentuk kekebalan yang optimal dan protektif, baik yang sudah divaksin 2 kali ataupun booster, tetap bisa terinfeksi hingga bergejala berat dan meninggal.

Baca juga : Pemerintah Fokus Pake AstraZeneca Di Triwulan Pertama

Sementara risiko reinfeksi varian Omicron pada orang yang sudah pernah sembuh dari Covid dan divaksin lengkap 2 kali, disebut mencapai 5,4 kali lebih tinggi dibanding varian Delta.

“Efektivitas vaksin booster juga dipengaruhi oleh sistem imun setiap orang. Orang yang sistem imunnya kurang baik, masih berisiko bergejala berat dan meningagl. Namun, risiko itu jauh lebih kecil dibanding tidak divaksin booster,” terang dr. Ning.

Infeksi Setelah Booster

Infeksi setelah vaksinasi booster bisa menimbulkan gejala atau tidak (tidak bergejala atau tidak bergejala, dengan derajat gejala sangat ringan hingga sangat berat).

Baca juga : Intip Di Sini, Lokasi Vaksinasi Booster Di Jakarta 29 Januari 2022

"Berat/ringannya gejala yang terjadi, tergantung keseimbangan kedua faktor tersebut. Sehingga, supaya gejala semakin ringan, minimalkan paparan virus dengan protokol kesehatan dan menjaga kesehatan imun anda dengan pola hidup sehat. Supaya tubuh Anda bisa membentuk kekebalan optimal setelah vaksin. Ini adalah usaha maksimal yang bisa kita lakukan di luar faktor genetik, yang tidak diketahui," ucap dr. Ning.
 Selanjutnya 

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.