Dark/Light Mode

Jurnalis Perempuan Bisa Manfaatkan TikTok Sebar Konten

Minggu, 6 Februari 2022 13:37 WIB
Jurnalis Perempuan Bisa Manfaatkan TikTok Sebar Konten

RM.id  Rakyat Merdeka - Industri media massa mengalami beberapa perubahan penting dengan adanya digitalisasi. Jumlah media online kini sudah lebih banyak daripada media konvensional seperti surat kabar, majalah, radio dan televisi.

Dalam catatan Dewan Pers tahun 2019, Indonesia mempunyai 47 ribu media. Dari jumlah tersebut, sebanyak 43.803 di antaranya adalah media online. Sementara sisanya adalah media cetak (2.000), radio (674) dan televisi (523).

Sejumlah media massa konvensional sudah berhenti beroperasi. Namun ada juga yang bisa beradaptasi dengan digitalisasi dan menerapkan serangkaian strategi. Lalu di antara perkembangan dunia digital pada media massa, bagaimana tantangannya terhadap jurnalis perempuan?

Industry Partnership Manager Tiktok Indonesia, Oky Dwiputra, mengajak para jurnalis perempuan memanfaatkan Tiktok untuk menyebarkan konten berita. 

Baca juga : Mau Pilih Pesantren Yang Aman Dan Baik Untuk Anak, Ini Tips Dari Kemenag

"Ini sangat mudah bagi jurnalis perempuan membuat konten untuk dimasukkan ke dalam akun tiktok dalam bentuk berita secara video, audio, bahkan tulisan," jelasnya dalam webinar Tantangan Jurnalis Perempuan di Era Digital, kerja sama Forum Jurnalis Perempuan Indonesia (FJPI) dengan Dewan Pers, dalam rangka Hari Pers Nasional (HPN) 2022, pada Sabtu, 5 Februari lalu.

Namun, Anggota Dewan Pers Agus Sudibyo meminta, agar seluruh pihak berhenti menjadikan perempuan sebagai objek, untuk menaikkan minat baca. Hal tersebut dinilainya sebagai tindakan eksploitasi.

"Jangan jadikan perempuan objek untuk penulisan berita yang mengarah pada pelecehan untuk perempuan, juga jangan gunakan jurnalisme firasat untuk menulis berita," ujarnya.

Menurut Agus, saat ini Dewan Pers juga memiliki masalah untuk mengawasi serta memantau berita yang beredar untuk dilakukan pengawasan. Karena hingga kini, belum ditemukan model pemantauan yang cepat, sehingga harusnya kasus yang ditangani Dewan Pers agar lebih cepat.

Baca juga : Samba Tancapkan Kuku Di Conmebol

Hal senada menjadi bahasan juga bagi Pemimpin Redaksi Kompas TV Rosianna Silalahi mengenai Menjadi Jurnalis Perempuan di Era Digital. Dia mengingatkan perempuan berani untuk bicara, menentang berita yang menyudutkan perempuan untuk clickbait.

Ia juga mengatakan, selain membuat kredibilitas di masyarakat, jurnalis perempuan juga harus memiliki integritas untuk diri sendiri.

Sedangkan Uni Lubis mengajak jurnalis perempuan untuk terus belajar meningkatkan kapasitasnya. "Jadi kalau speak-up, berdiskusi di ruang redaksi, punya argumentasi yang kuat. Punya data," kata Uni, yang pernah menjabat anggota Dewan Pers dua periode.

Menurut Uni, jurnalisme berkualitas paling efektif dikampanyekan lewat implementasi sehari-hari. "Ayuk rajin mengasah kemampuan dengan ikut kompetisi," ujarnya.

Baca juga : Prabowo Apresiasi Peran Menpora Majukan Pencak Silat Menuju Olimpiade

Acara daring ini dihadiri Anggota FJPI dari seluruh Indonesia dan juga undangan dari luar FJPI. Sebelum Webinar, FJPI menggelar kongres yang memilih kembali Pemimpin Redaksi IDN Times, Uni Lubis, sebagai Ketua Umum FJPI periode 2021-2024. Anggota juga memilih kembali Khairiah Lubis, jurnalis DAAI TV di Medan sebagai Sekretaris Jenderal FJPI.[MEL]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.