Dark/Light Mode

Terbaik Ke-4 Dunia Tangani Covid, 4 Ekonomi 2021 Tumbuh 3,69 Persen

Airlangga: Gas Dan Rem Sesuai

Rabu, 9 Februari 2022 08:27 WIB
Menko Perekonomian yang juga Ketua Komite Penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional (KCP PEN), Airlangga Hartarto dalam Seminar bertajuk ``Akselerasi Perekonomian Daerah Untuk Memacu Pemulihan Ekonomi Nasional``, di Kendari, Sulawesi Tenggara, kemarin. (Foto: Dok. ekon.go.id)
Menko Perekonomian yang juga Ketua Komite Penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional (KCP PEN), Airlangga Hartarto dalam Seminar bertajuk ``Akselerasi Perekonomian Daerah Untuk Memacu Pemulihan Ekonomi Nasional``, di Kendari, Sulawesi Tenggara, kemarin. (Foto: Dok. ekon.go.id)

 Sebelumnya 
Epidemiolog dari Griffith University Australia, Dicky Budiman mengakui penanganan Corona di Tanah Air memang relatif baik. Namun, kata dia, saat ini bukan waktu yang tepat membicarakan keberhasilan itu. Soalnya, gelombang ketiga akibat varian Omicron sudah di depan mata.

Ia mengingatkan, kasus harian positif akibat Omicron akan lebih tinggi dibandingkan Delta. Kalau di saat puncak gelombang Delta kasus harian bisa mencapai 50 ribu kasus per hari, maka kasus harian Omicron akan mencapai 150 ribu kasus per hari. Kondisi ini disebabkan Omicron memiliki tingkat penularan lebih cepat daripada Delta.

Memang, kata dia, kebutuhan perawatan pasien Omicron lebih rendah dari Delta. Jika pada gelombang Delta 20 persen dari total kasus positif Covid-19 membutuhkan perawatan di rumah sakit, kini hanya sekitar 10 persen. Ini bukan angka yang sedikit.

Baca juga : Yang Jalani Isoman Wajib Punya Kamar Dan Toilet Sendiri

Apalagi ada banyak yang belum memiliki imunitas dan mengalami penurunan imunitas. Sehingga jumlah penduduk yang berisiko terpapar Omicron serta membutuhkan perawatan akan menjadi lebih banyak. Mengingat, tingkat kematian gelombang Omicron relatif sama dengan Delta yaitu 1 persen.

“Dalam kondisi ini, potensi rumah sakit kolaps itu tetap ada. Potensi bahwa kita akan mengalami kekurangan perawat, dokter, penanganan maupun obat dan oksigen misalnya itu tetap ada,” ujarnya.

Karena itu, lanjut dia, daripada bicara soal keberhasilan, pemerintah sebaiknya melakukan persiapan untuk mencegah rumah sakit kolaps akibat Omicron. Caranya mengurangi beban fasilitas kesehatan dengan memberikan booster kepada kelompok berisiko tinggi terhadap Omicron. Lalu memastikan protokol kesehatan berjalan, menjaring kasus positif Omicron, dan mengimbau pasien tanpa gejala atau bergejala ringan melakukan isolasi mandiri.

Baca juga : Ramalan Sri Mul Nyaris Terwujud

Selain itu, pemerintah daerah mulai menyiapkan fasilitas isolasi terpadu atau terpusat. Fasilitas ini bisa digunakan pasien positif yang tidak bisa melakukan isolasi mandiri karena rumahnya tidak mamadai.

Soal ekonomi, Direktur Riset Center of Reform on Economics (CORE) Piter Abdullah menilai pertumbuhan ekonomi Indonesia tahun 2021 sudah lumayan. Namun, ia mengingatkan, pertumbuhan konsumsi rumah tangga di kuartal IV 2021 masih sangat rendah. Hal ini terjadi karena kelompok menengah atas masih membatasi konsumsi.

Konsumsi makan dan minum, serta barang primer lainnya mungkin saja sudah kembali normal. Namun, konsumsi barang-barang sekunder dan mewah masih jauh di bawah level normal atau pra-pandemi.

Baca juga : Ekonomi Kuartal IV 2021 Tumbuh 5,02 Persen, Menko Airlangga: Didorong Pulihnya Sektor Industri Dan Perdagangan

Padahal, menurut Piter, peran konsumsi dalam perekonomian Indonesia sangat besar, sehingga ketika konsumsi tumbuh di bawah level historisnya yang sebesar 5 persen, perekonomian bisa dipastikan melambat.

Soal Omicron, Ekonom Center of Reform on Economics (Core), Yusuf Rendy meminta pemerintah bersiap-siap. Kata dia, serangan varian Omicron berpeluang menekan laju pertumbuhan ekonomi terutama di kuartal pertama. Seberapa besar dampaknya, sekali lagi akan ditentukan dari seberapa besar kenaikan kasus akan terjadi terutama di kota-kota besar di Jawa dan Bali.

Ia menilai langkah pemerintah menetapkan PPKM Level 3 sudah tepat. Dan perlu diingat, dalam pembatasan sosial ketat ini pemerintah peu menyalurkan bantuan sosial kepada masyarakat kelompok rentan dan hampir miskin. [BCG]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.