Dark/Light Mode

Hasil Rekapitulasi KPU
Pemilu Presiden 2024
Anies & Muhaimin
24,9%
40.971.906 suara
24,9%
40.971.906 suara
Anies & Muhaimin
Prabowo & Gibran
58,6%
96.214.691 suara
58,6%
96.214.691 suara
Prabowo & Gibran
Ganjar & Mahfud
16,5%
27.040.878 suara
16,5%
27.040.878 suara
Ganjar & Mahfud
Sumber: KPU

Omongin Teroris Masuk Parpol Dengan Eks Teroris Jaringan Al-Qaeda

Seperti Bisul, Tinggal Nunggu Pecahnya Saja

Senin, 21 Februari 2022 08:30 WIB
Sofyan Tsauri. (Foto: Istimewa).
Sofyan Tsauri. (Foto: Istimewa).

RM.id  Rakyat Merdeka - Para penyebar paham radikalisme semakin melebarkan sayapnya. Targetnya kini tidak lagi masyarakat biasa yang rela menjadi “pengantin” dengan iming-iming surga. Tapi, mereka sudah menyusup ke ASN, TNI, Polri, sampai ke partai politik.

Sofyan Tsauri, mantan anggota Satuan Sabhara dan Binmas Polresta Depok, yang pernah terlibat terorisme jaringan Al Qaeda Asia Tenggara dan ditangkap Densus 88 di Narogong, Bekasi, 2010, dan divonis 10 tahun penjara, tak kaget dengan upaya penyusupan para teroris ini. “Seperti bisul tinggal nunggu pecah aja,” kata Sofyan, dalam wawancara dengan Rakyat Merdeka, kemarin.

Buat apa kelompok radikalis bergabung ke lembaga-lembaga legal?

Baca juga : Emil Seperti Bunga Yang Sedang Mekar

Mereka mencari cover perlindungan. Mereka ini kan ibaratnya hit and run, mencontoh paham militer sebetulnya. Karena mereka cenderung harus safety, kemudian berhati-hati.

Maksudnya?

Ada teorinya, namanya hit man. Dalam literatur gerakan Islam, ada riwayat yang sifatnya itu boleh bersembunyi, menyembunyikan maksud dan tujuan. Sama saja namanya itu kamuflase. Ini kan termasuk gerakan militer juga, gitu lho.

Baca juga : Bom Bunuh Diri Makassar Bentuk Penistaan Agama Sesungguhnya

Apa mereka sudah menghitung risikonya?

Mereka juga cerdas membaca situasi kontra intelijen dan sebagainya. Mereka masuk ke lembaga-lembaga MUI, bahkan di Solo itu mereka bikin kayak semacam Hay'ah Syari'ah. Semacam organisasi Dewan Syari'ah. Jadi, diambillah tokoh-tokoh Islam.

Buat apa?

Baca juga : KPK Usut Suap Puluhan Miliar Pejabat Pajak

Mereka menggunakan pengaruh tokoh-tokoh itu, untuk bisa mereka berdayakan. Didayagunakan untuk bisa menyembunyikan maksud dan tujuannya. Maka itu ada yang namanya hit man atau tadzkirah itu juga. Ini bagian dari kontra intelijen, perang urat saraf juga.
 Selanjutnya 

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.