Dark/Light Mode

Utak-Atik Pilpres 2024

2 Pasang Rawan Berantem 3 Pasang Lebih Menantang

Senin, 21 Februari 2022 08:15 WIB
Refly Harun. (Foto: Tangkapan layar/kanal YouTube Refly Harun).
Refly Harun. (Foto: Tangkapan layar/kanal YouTube Refly Harun).

RM.id  Rakyat Merdeka - Pilpres 2024 masih dua tahun lagi. Tapi, sejumlah partai politik dan pengamat politik, mulai menebak-nebak berapa pasang capres yang akan muncul. Yang jelas, jika dua pasang calon yang muncul, rawan berantem.

Sementara tiga pasang, lebih menantang. Pakar Hukum Tata Negara, Refly Harun adalah salah satu yang utak-atik jumlah paslon yang bakal muncul. Hitungannya ada empat. Skenarionya, Prabowo Subianto dipasangkan dengan Puan Maharani.

Lalu, Anies Baswedan-Agus Harimurti Yudhoyhono (AHY), Ganjar Pranowo-Muhaimin Iskandar (Cak Imin), dan Airlangga Hartarto-Zulkif­li Hasan. “Lumayan, ada empat calon presiden. Kalau itu yang terjadi bagus. Ada empat paslon yang barangkali bisa jadi presidential election yang genuine,” kata Refly, di kanal YouTubenya, kemarin.

Baca juga : Mau Maju Capres 2024, Puan Kudu Sering-sering Ke Bawah Dan Manfaatkan Medsos

Tapi, ia khawatir, skenario empat paslon akan sulit terwujud. Apabila masih ada campur tangan oligarki. Jika itu terjadi, dia menyimpulkan: the game is over. Permainan selesai. “Mereka bisa ciptakan dua pasangan calon, dan itu calon disuruh berkelahi, tapi di antara mereka dan sisanya bagi-bagi kekuasaan,” lanjutnya.

Seperti Refly, Direktur Eksekutif Parameter Politik Indonesia, Adi Prayitno melihat, dari gerak-gerik politik belakangan ini, besar kemungkinan muncul lebih dari dua paslon. “Bahkan ada empat calon. PDIP bisa maju sendiri. Di luar PDIP, ada tiga calon,” kata Adi kepada Rakyat Merdeka, tadi malam.

Kendati demikian, untuk mewujudkan empat calon itu tidak mudah. Karena urusan pinang-meminang capres-cawapres, terang Adi, ukurannya bukan saja elektabilitas, tapi juga logistik. “Idealnya tiga calon untuk menghindari serangan yang ekstrim. Karena menu capresnya jari beragam. Bisa mengurangi pembelahan, karena tiga arah.

Baca juga : PPKM Dilonggarkan, Bukan Berarti Bisa Seenaknya

Tidak ada penumpukan serangan, tetapi terdistribusi ke calon lain. Kalau dua agak repot, berantemnya parah,” lanjutnya. Meskipun, diakuinya, tetap ada saja yang sengaja menciptakan keadaan politik agar hanya dua calon dimunculkan. “Itu bagian dari strategi politik juga,” terang Adi.

Dalam hitungannya, jika PDIP dan Gerindra tidak berkoalisi, maka besar kemungkinan muncul tiga poros paslon. Tapi, sebaliknya, jika dua partai besar itu bersatu, maka mau tidak mau, peluang munculnya dua paslon kembali terulang. “Apabila yang diusung itu pasangan Ganjar-Sandi. Itu pasangan bagus.

Parpol lain agak susah memenangkan pertarungan. Tapi, kalau yang dilawan bukan Anies, bisa menang juga duet Prabowo-Puan,” pungkasnya. [SAR]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.