Dark/Light Mode

Hasil Rekapitulasi KPU
Pemilu Presiden 2024
Anies & Muhaimin
24,9%
40.971.906 suara
24,9%
40.971.906 suara
Anies & Muhaimin
Prabowo & Gibran
58,6%
96.214.691 suara
58,6%
96.214.691 suara
Prabowo & Gibran
Ganjar & Mahfud
16,5%
27.040.878 suara
16,5%
27.040.878 suara
Ganjar & Mahfud
Sumber: KPU

Negara Lain Sudah Hidup Damai Dengan Covid

Jangan Ikut-ikutan, Sistem Kesehatan Kita Belum Siap

Rabu, 23 Februari 2022 08:00 WIB
Sejumlah negara kini sudah mulai melonggarkan aturan pembatasan/protokol kesehatan. (Foto: AP/Matt Dunham).
Sejumlah negara kini sudah mulai melonggarkan aturan pembatasan/protokol kesehatan. (Foto: AP/Matt Dunham).

RM.id  Rakyat Merdeka - Banyak negara yang kini sudah mulai melonggarkan aturan pembatasan/protokol kesehatan (prokes) dan hidup damai dengan Covid-19. Di sini, belum.

Epidemiolog Universitas Griffith Australia Dicky Budiman mengungkapkan, terdapat tiga kriteria untuk menentukan pandemi Covid-19 di suatu negara berakhir.

Pertama, suatu negara harus sudah memahami pola gelombang musiman atau potensi ancamannya dari virus Corona. Lonjakan kasus Covid akan terus terjadi selama pandemi berlangsung, seiring dengan kemunculan varian baru pula.

“Hanya saja, seiring waktu, kemungkinan jeda gelombang akan semakin panjang. Ada pola musiman dua bulan, ada sampai empat bulan atau enam bulan,” kata Dicky.

Baca juga : Kok Bisa Negara Lain Ringan, Di Jepang Omicron Ancam Lonjakan Kematian

Akhirnya nanti, sambung Dicky, gelombang Covid-19 semakin mengecil, dan semakin ke pinggir. Kemudian, kasus Covid-19 hanya akan terjadi di daerah atau negara dengan cakupan vaksinasi rendah.

Kedua, lanjut Dicky, berkaitan dengan jumlah kasus ataupun prevalensi Covid-19 dibandingkan dengan penyakit infeksi saluran napas yang lain. Apabila, infeksi Covid-19 masih lebih dominan daripada infeksi saluran napas lain, maka belum bisa dikatakan terkendali.

Ketiga, mencakup bagaimana jumlah imunisasi Covid-19 secara global. Paling sedikit cakupan vaksinasi global sudah meningkat atau setidaknya 70 persen sebelum akhir tahun.

“Itu sudah bagus, akan menjadi bekal besar kita keluar dari masa krisis pandemi,” katanya.

Baca juga : Fasilitas Kesehatan Terancam Kolaps

Menurut Dicky, langkah yang diambil banyak negara memutuskan keluar dari pandemi Covid-19, tidak mengedepankan faktor kesehatan. Beberapa negara yang mendeklarasikan damai dengan Covid cenderung mengutamakan politik ekonomi.

Menurutnya, status pandemi dari suatu penyakit sepenuhnya menjadi kewenangan organisasi kesehatan dunia (World Health Organization/WHO).

“Sebab itu, status pandemi tidak bisa dicabut jika hanya satu negara yang berhasil kendalikan virus Corona,” tandas Dicky.

Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Panjaitan mengatakan, Indonesia tidak akan buru-buru melonggarkan pembatasan aturan seperti yang dilakukan negara lain.

Baca juga : Gempa Magnitudo 6,7 Guncang Banten, PLN Pastikan Sistem Kelistrikan Jawa Bali Aman

Kata dia, Indonesia akan melakukan transisi ke endemi secara bertahap dengan menerapkan prinsip kehati-hatian. “Kita tidak perlu latah atau ikut-ikutan seperti negara tersebut,” ujarnya.
 Selanjutnya 

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.