Dark/Light Mode

Soal Pemilu Mundur Dan Langgar Konstitusi

JK Kasih Warning

Sabtu, 5 Maret 2022 08:40 WIB
Mantan Wapres Jusuf Kalla (JK) saat menghadiri Musyawarah Besar (Mubes) Ikatan Alumni Universitas Hasanuddin (Unhas) di Kota Makassar, Sulawesi Selatan, kemarin. (Foto: Tangkapan layar YouTube Universitas Hasanuddin).
Mantan Wapres Jusuf Kalla (JK) saat menghadiri Musyawarah Besar (Mubes) Ikatan Alumni Universitas Hasanuddin (Unhas) di Kota Makassar, Sulawesi Selatan, kemarin. (Foto: Tangkapan layar YouTube Universitas Hasanuddin).

 Sebelumnya 
PPP yang belakangan muncul, tegas menolak penundaan Pemilu. Sekretaris Jenderal Partai Persatuan Pembangunan (PPP), Arwani Thomafi bilang, partainya konsisten mengawal amanat konstitusi dan juga mengawal semangat reformasi. Ia menduga, wacana penundaan Pemilu ini hanya buat cek ombak saja.

“Saya kira usul ini hanya wacana yang mungkin semacam tes-tes saja seperti apa sikap masyarakat dan sebagainya,” kata Arwani, dalam sebuah diskusi daring, Kamis (3/3).

Baca juga : JK: Kalau Tidak Taat Konstitusi Negeri Ini Akan Ribut

Ketum NasDem, Surya Paloh meyakini, wacana penundaan Pemilu ini bakal segera tamat alias game over. Karena itu, ia tak mau buang-buang energi berkutat dalam wacana tersebut. Satu-satunya cara yang bisa ditempuh, hanya lewat amandemen. “Sebelum sampai situ, game is over. Untuk apa kita buang energi pada hal-hal itu,” tegas Paloh.

Tapi, Pakar Hukum Tata Negara, Margarito Kamis menilai wacana penundaan Pemilu 2024 ini bisa saja akan berjalan mulus, tergantung siapa yang mendalanginya. “Siapa yang punya nafsu terbesar untuk menunda Pemilu? Kalau Muhaimin, saya gak yakin,” kata Margarito, kepada Rakyat Merdeka, tadi malam.

Baca juga : Andi Gani Minta Anggota KSPSI Berkontribusi Positif Terhadap Roda Perekonomian

Agar ide Pemilu ditunda, kata Margarito, butuh sosok yang punya kemampuan mobilisasi politik yang besar. Tetapi, publik tetap perlu hati-hati, karena jangan-jangan ide Cak Imin ini juga bagian dari permainan sosok yang punya pengaruh besar tersebut.

“Siapa yang bernafsu ini perlu kita identifikasi. Yang bisa menggerakkan seluruh sumber daya politik ini adalah presiden. Tidak lagi yang lain. Tapi, apakah presiden memiliki nafsu itu?” tanya dia balik.

Baca juga : Mau Tunda Pemilu? Silakan Aja, Ini Konsekuensinya..

Jika presiden yang menggerakkan ide ini, ia memperkirakan, penundaan Pemilu bukanlah hal sulit. Apalagi sejarah sudah membuktikannya. Cukup dengan dekrit, rakyat gampang dikendalikan. Bahkan konflik pun bisa diredam.

“Kalau presidennya yang mau, jadi ini barang,” pungkasnya. [SAR]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.