Dark/Light Mode
BREAKINGNEWS
Hasil Rekapitulasi KPU
Pemilu Presiden 2024
24,9%
40.971.906 suara
24,9%
40.971.906 suara
Anies & Muhaimin
58,6%
96.214.691 suara
58,6%
96.214.691 suara
Prabowo & Gibran
16,5%
27.040.878 suara
16,5%
27.040.878 suara
Ganjar & Mahfud
Sumber: KPU
Turun Ke Banyuwangi
YAICI-PP Muslimat NU Lanjutkan Edukasi Gizi Dan Bahaya Kental Manis Pada Anak
Senin, 7 Maret 2022 00:35 WIB
RM.id Rakyat Merdeka - Banyuwangi menjadi salah satu kota di Jawa Timur yang berkembang cukup signifikan dalam beberapa tahun terakhir. Tapi, masalah stunting dan gizi buruk masih menjadi pekerjaan rumah pemerintah daerah setempat.
Data Dinas Kesehatan Banyuwangi, prevalensi stunting dalam 2 tahun terakhir mengalami peningkatan. Jika pada 2019 kasus stunting sekitar 8,1 persen atau sebanyak 7.527 anak, di 2020 naik 0,1 persen menjadi 8,2 persen atau 7.909 anak, usia di bawah lima tahun. Kasus-kasus stunting dan gizi buruk tersebut tersebar di 25 kecamatan se-Banyuwangi.
Yayasan Abhipraya Insan Cendekia Indonesia (YAICI) bersama PP Muslimat NU turun ke Banyuwangi, melanjutkan edukasi gizi dan sosialisasi penggunaan produk susu kental manis. Setelah sukses di 8 provinsi di Indonesia. Sosialisasi di Banyuwangi, Sabtu (5/3), dihadiri Ketua Bidang Kesehatan PP Muslimat NU Erna Yulia Soefihara, Ketua Harian YAICI Arif Hidayat, dan Ahli Gizi Anik Fitri Andriyani.
Ketua Bidang Kesehatan PP Muslimat NU Erna Yulia Soefihara mengatakan, pihaknya masih konsisten mengedukasi kader-kader NU terkait gizi. Sebab, pemahaman mengenai gizi berkaitan langsung dengan Kesehatan anak dalam keluarga.
Baca juga : YAICI Luncurkan Buku Masa Depan Anak Terganggu Kental Manis
“Mengenai stunting, yang pertama kali terganggu itu aalah otak anak. Begitu anak lahir, otak anak Tidak berkembang sebagaimana mestinya, ini adalah akibat ketidaktahuan ibu," kata Erna Yulia Soefihara.
Lebih lanjut, Erna juga menegaskan untuk membatasi konsumsi gula harian. Karena gula adalah media yang paling disenangi sel-sel kanker. "Jadi sebaiknya konsumsi makanan minuman tinggi gula ini sebaiknya dihindari. Makanya penderita kanker sebaiknya membatasi konsumsi gula, apalagi susu kental manis, ini sangat disukai oleh sel-sel kanker untuk tumbuh,” tandasnya.
Ahli Gizi Anik Fitri Andriyani meminta masyarakat untuk mengatur pola makan keluarga dengan memperhatikan konsep isi piringku. Aturan pembagian makanan dalam Isi Piringku adalah 1/2 porsi piring makan terdiri dari sayur dan buah-buahan yang beragam jenis dan warna, 1/3 dari 1/2 porsinya diisi dengan buah-buahan dan 2/3 dari 1/2 porsinya di isi sayuran. "Lalu, 1/3 dari 1/2 piring makan diisi dengan protein, 2/3 dari 1/2 piring makan diisi dengan karbohidrat/makanan pokok (biji-bijian utuh, nasi, gandum, jagung dan lainnya),” jelas Anik Fitri.
Ia mengingatkan bahwa kebutuhan asupan makanan antara anak-anak dan orang dewasa berbeda. Untuk anak-anak, terutama bayi yang harus diperhatikan adalah kebutuhan proteinnya.
Baca juga : DPR Dan Kementan Jamin Stok Pangan Ternak Aman
"Protein penting untuk perkembangan otak, oleh karena itu pemilihan susu yang dikonsumsi anak ini penting, anak harus mengkonsumsi susu untuk anak,” jelas Anik. Sementara untuk dewasa biasanya asupan karbohidratnya lebih tinggi.
Ketua Harian YAICI Arif Hidayat menjelaskan, edukasi yang telah dilakukan YAICI bersama PP Muslimat NU. Di antara yang telah dilakukan adalah edukasi dan sosialisasi melalui kader, edukasi langsung ke masyarakat, penelitian hingga penggalian data langsung ke masyarakat yang mengkonsumsi susu kental manis.
“Persoalan-persoalan yang kami temukan di lapangan itu beragam. Ada yang orang tua memang tidak tahu mengenai kandungan susu kental manis, atau bahkan ada yang sudah tahu tapi masih memberikan susu kental manis untuk anaknya. Alasannya juga macam-macam, ada yang karena lebih murah atau anaknya lebih suka,” jelas Arif.
Ia menambahkan, dalam kunjungan YAICI ke Desa Adat Kemiren di Banyuwangi, YAICI melakukan penggalian kebiasaan konsumsi susu kental manis oleh masyarakat. Ternyata masyarakat di sana sudah mengetahui bahwa susu kental manis ini tidak boleh diberikan kepada anak, dan tidak ada juga yang mengkonsumsi.
Baca juga : Aliansi Jurnalis Lingkungan Dukung PPLI Edukasi Limbah B3 Ke Masyarakat
"Tapi, pada saat kami bertemu anak-anak yang sedang bermain, semua anak-anak mengetahui produk susu kental manis dan mereka mengaku suka mengkonsumsi sebagai minuman. Orang tuanya bilang nggak mengkonsumsi, tapi anak-anak mengaku minum," tuturnya.
Lebih lanjut, PP Muslimat NU dan YAICI berkomitmen akan terus melaksanakan edukasi tentang gizi dan cara yang tepat mengkonsumsi kental manis. “Kita tidak bisa hanya menunggu pemerintah dan produsen yang melakukan sosialisasi. Saat ini kami didukung oleh mitra seperti PP Muslimat NU, maka kita akan lanjutkan edukasi kepada masyarakat,” pungkasnya. [SAR]
Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News
Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.
Tags :
Berita Lainnya