Dark/Light Mode

Pemerintah Longgarkan Aktivitas

Hati-hati, Virus Tidak Melemah Jangan Sampai Kita Yang Rugi

Rabu, 9 Maret 2022 08:00 WIB
Epidemiolog Griffith University Australia Dicky Budiman. (Foto: Istimewa).
Epidemiolog Griffith University Australia Dicky Budiman. (Foto: Istimewa).

RM.id  Rakyat Merdeka - Keputusan Pemerintah melonggarkan sejumlah aktivitas di tengah masih tingginya kasus Covid-19, dinilai terburu-buru. Dikhawatirkan, muncul varian baru Covid-19.

Epidemiolog Griffith University, Australia, Dicky Budiman mengatakan, posisi Indonesia saat ini masih rawan terhadap penularan Covid-19. Hal ini terlihat dari data vaksinasi Covid-19 primer lengkap yang baru 71,23 persen, dan dosis ketiga (booster) 6,10 persen dari target 208.265.720 orang.

“Ini membuat potensi adanya varian baru menjadi besar. Makanya, kita harus berhati-hati, jangan grasa-grusu,” ujar Dicky, mengingatkan.

Baca juga : Permintaan Tinggi Jelang Puasa, Harga Pangan Merangkak Naik

Belum lagi, angka kasus kematian akibat Covid-19 harian masih tinggi. Data Senin (7/3), kematian harian bertambah 258 orang. “Masih terlalu rawan menurut saya, belum solid,” kata Dicky.

Dicky menilai, kebijakan Pemerintah me­longgarkan aktivitas bisa memperpanjang masa pandemi Covid-19. Sebab, varian baru yang muncul akibat pelonggaran aktivitas bisa berpotensi menurunkan efikasi vaksin dan menghambat penanganan pandemi.

“Tidak ada jaminan varian berikutnya lebih lemah, tidak ada. Virus ini tidak melemah, bahkan kalau dibiarkan bersirkulasi lebih pintar, nanti menghilangkan efektivitas vak­sin, rugi kita. Makin panjang lagi nanti masa pandeminya,” jelasnya.

Baca juga : Penderita Long Covid Perlu Jalani Fisioterapi

Dicky menyebut, sebetulnya ada tiga indikator untuk melonggarkan aktivitas masyarakat. Pertama, cakupan vaksinasi primer lengkap mencapai 90 persen serta booster minimal 50 persen.

Kedua, angka reproduksi efektif atau RT Covid-19 dan positivity rate harus kurang dari 1 persen, serta keterisian tempat tidur rumah sakit rujukan Covid di bawah 10 persen. Selain itu, angka kematian Covid juga harus rendah.

Ketiga, kesiapan dari sisi individu, masyarakat, maupun lingkungan. Bagaimana?

Baca juga : Siap-siap, Kita Masuk Transisi Aman Covid

“Kalau masyarakat dan individu, memakai masker, menjaga jarak, mencuci tangan. Kalau demam, batuk, tidak pergi kerja, tidak pergi-pergi, ini harus terbangun, ini harus ada literasi,” terangnya.

Menurut Dicky, sebelum melonggarkan aktivitas masyarakat, kesadaran pengelola perkantoran juga harus terbangun. Misalnya, perkantoran memiliki fasilitas cuci tangan dan memastikan terjadi pertukaran udara yang baik dalam gedung.
 Selanjutnya 

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.