Dark/Light Mode

Ujung-Ujungnya Recokin APBN

IKN Khawatir Seperti Kereta Cepat JKT-BDG

Kamis, 17 Maret 2022 06:50 WIB
Kawasan Inti Pusat Pemerintahan Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara di Kecamatan Sepaku, Penajam Paser Utara, Kalimantan Timur, Selasa (15/3/2022). (ANTARA FOTO).
Kawasan Inti Pusat Pemerintahan Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara di Kecamatan Sepaku, Penajam Paser Utara, Kalimantan Timur, Selasa (15/3/2022). (ANTARA FOTO).

RM.id  Rakyat Merdeka - Pemerintah diminta cermat betul dalam membangun Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara, di Penajam Paser Utara, Kalimantan Timur. Jangan sampai, proyek pembangunan IKN nantinya malah merecoki APBN, seperti proyek kereta cepat Jakarta (JKT)-Bandung (BDG). Sudah anggarannya bengkak dan bebani APBN, proyeknya juga meleset dari target.

Setelah proses upacara penyatuan air dan tanah dari 34 provinsi, Senin (15/3), pemerintah memastikan proyek IKN resmi dimulai. Meskipun proyek sudah berjalan, pemerintah masih belum juga menerima sepeserpun duit dari investor. Padahal, perhitungan pemerintah, proyek ambisius ini, bakal menelan anggaran hampir Rp 500 triliun.

Baca juga : DPR Khawatir Nasib Dana Talangan BUMN

Bukannya investor bertambah, justru salah satu korporasi investasi SoftBank mundur dari megaproyek pembangunan IKN. Kabar ini tentu saja bikin geger di Tanah Air. Soalnya, perusahaan yang berkantor pusat di Tokyo, Jepang ini, awalnya menjanjikan investasi senilai 100 miliar dolar Amerika Serikat atau sekitar Rp 1.431 triliun. Jumlah tersebut sangat besar jika dibandingkan dengan anggaran proyek IKN sebesar Rp 466 triliun.

Dalam sekejap, hengkangnya SoftBank itu, jadi gorengan para oposisi. Mereka makin berteriak lantang mengkritik pembangunan IKN. Proyek Kereta Cepat Jakarta-Bandung, ikut dikait-kaitkan dengan pembangunan IKN ini.

Baca juga : Proyek Kereta Cepat Jakarta-Bandung Distop

Namun, Menteri Koordinator Kemaritiman dan Investasi, Luhut Pandjaitan santai saja menanggapi soal SoftBank mundur. Kata dia, SoftBank mundur dari proyek IKN karena saham perusahaan tersebut anjlok. Penyebab lain, kata dia, Saudi sudah tidak lagi menempatkan dananya di SoftBank Vision Fund.

Luhut bilang, tak perlu risau karena banyak investor yang tertarik berinvestasi di IKN Nusantara. Saat ini, kata Luhut, Indonesia sedang melakukan pendekatan dengan Arab Saudi untuk berinvestasi di IKN. “Nah, sekarang dana dari yang tadinya ke SoftBank itu, dana vision keduanya itu, nggak jalan. Dana 10 miliar dolar AS itu, yang kita coba ambil sekarang dari MBS, dari Saudi dan dari Abu Dhabi,” kata Luhut, di Grand Hyaat, Jakarta, Selasa (15/3).
 Selanjutnya 

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.