Dark/Light Mode

Catatan Prof Tjandra

Investasi Untuk Eliminasi Tuberkulosis Bisa Selamatkan Bangsa

Rabu, 23 Maret 2022 14:47 WIB
Prof Tjandra Yoga Aditama. (Foto: Dok. Pribadi)
Prof Tjandra Yoga Aditama. (Foto: Dok. Pribadi)

 Sebelumnya 
Pada kenyataannya dunia kini menghadapi masalah kurangnya pendanaan (catastrophic funding gap) penanggulangan tuberkulosis. Kekurangannya, mencapai 9 miliar dolar Amerika Serikat (AS).

Dari rencana anggaran sebesar 15 miliar dolar Amerika yang pernah dijanjikan berbagai negara pada pertemuan United Nation High Level Meeting (UNHLM) pada 2018, tak sampai separuhnya yang terealisasi.

Berbagai organisasi kemudian menyerukan agar terbatasnya anggaran untuk tuberkulosis ini jangan sampai terjadi. Karena itu, organisasi internasional "The Stop TB Partnership" bersama mitranya, mengimbau para pimpinan dunia untuk dapat meningkatkan komitmen dan investasinya sampai tiga atau empat kali lipat.

Baca juga : Prof. Tjandra: Kita Perlu Punya Interpretasi Data Hasil Survei Serologis

Upaya ini demi menyelamatkan nyawa manusia dan mewujudkan berakhirnya epidemi tuberkulosis pada 2030.

Tuberkulosis Di Indonesia

Negara kita tercatat sebagai urutan ketiga dari delapan negara yang menyumbang 2/3 kasus tuberkulosis di dunia. Pada tahun 2020 diperkirakan ada 93.000 jiwa meninggal akibat tuberkulosis di negara kita. Sementara sebanyak 824.000 orang jatuh sakit TB.

Baca juga : Menpora Ultah, Punggawa Timnas Ikut Ucapkan Selamat Ulang Tahun

Dari estimasi ini, pada tahun 2020 baru ditemukan sebanyak 384.025 kasus atau sekitar 47 persen. Capaian penemuan kasus ini menurun 178.024 dari tahun 2019.

Angka kesembuhan pengobatan TB pun masih sub-optimal, yaitu pada 82 persen. Angka ini masih di bawah target global yang dipatok sebesar 90 persen.

Sementara itu, data tahun 2021 menunjukkan, jumlah kasus TB yang diobati dan dilaporkan ke sistem yang ada adalah sebanyak 356.957 kasus.

Baca juga : Sekjen KLHK: Tanam Pohon Upaya Pelestarian Lingkungan Dan Selamatkan Masa Depan Bangsa

Dengan kata lain, dengan cakupan penemuan dan pengobatan (treatment coverage) adalah 43 persen. Padahal targetnya harusnya 85 persen. Mereka yang tidak ditemukan tentu tidak diobati, dan akan menjadi sumber penularan bagi masyarakat di sekitarnya. Masalah tuberkulosis pun jadi terus berkepanjangan di negara kita.

Tema Hari Tuberkulosis Sedunia 24 Maret 2022 di Indonesia adalah "Investasi untuk Eliminasi Tuberkulosis, Selamatkan Bangsa".
 Selanjutnya 

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.