Dark/Light Mode

Prajurit Berguguran

Mahfud MD Anggap Papua Masih Normal

Kamis, 31 Maret 2022 07:30 WIB
Menko Politik, Hukum dan Keamanan (Polhukam), Mahfud MD. (Foto: Twitter/@PolhukamRI)
Menko Politik, Hukum dan Keamanan (Polhukam), Mahfud MD. (Foto: Twitter/@PolhukamRI)

 Sebelumnya 
Sekalipun terdapat sejumlah tantangan dan persoalan yang terjadi di Indonesia. Kata Mahfud, kondisi Papua masih normal.

Menurut Mantan Ketua Mahkamah Konstitusi (MK) itu, situasi normal di Bumi Cendrawasih bisa dilihat dari minimnya jumlah senjata ilegal yang dirampas oleh petugas keamanan. Sebaliknya, jumlah senjata yang dirampas oleh petugas justru marak ditemukan di provinsi besar, seperti DKI Jakarta, Aceh hingga Jawa Tengah yang selama ini dinilai aman.

“Katanya di sana (Papua) tidak aman. Sementara di tempat yang aman seperti Maluku, Aceh, Jakarta, dan Jateng itu ratusan, bahkan ribuan senjata (disita). Itu berarti, di tempat yang aman saja senjatanya banyak,” ungkap Mahfud.

Baca juga : BPIP Apresiasi TNI Bangun Kampung Pancasila Di Blora

Dalam setahun, kata Mahfud, jumlah senjata ilegal yang diamankan di Papua cuma 111 buah. “Maka dari itu dilakukan pendekatan teritorial atau diasumsikan Papua itu normal, bukan darurat,” terang dia.

Dalam situasi yang dianggap normal ini, Mahfud mengatakan, pemerintah bakal melakukan pendekatan kesejahteraan, dengan mekanisme pertahanan dan pengamanan secara teritorial. Nantinya, pemerintah akan memberikan porsi lebih kepada pemerintah teritorial.

“Kemudian, dananya sudah dibesarkan dan sebagainya. Itu yang sekarang sedang kami lakukan, kami juga sedang membicarakan soal santunan terhadap warga sipil yang menjadi korban, tapi nanti lah itu. Semuanya masih dalam proses,” tutur Mahfud.

Baca juga : Di Hadapan Ulama Thoriqah, Mahfud MD Ingatkan Bahaya Radikalisme

Pernyataan Mahfud dibenarkan Kabid Humas Polda Papua, Kombes Ahmad Mustofa Kamal. Kata dia, saat ini penanganan Papua dilakukan oleh tim gabungan Operasi Damai Cartenz, bukan lagi Nemangkawi.

“Siapa yang bilang darurat. Kami mencoba berubah dengan mengedepankan upaya preemtif, preventif, sedangkan penegakan hukum presentasi sangat kecil,” tandas Kamal.

Hal berbeda disampaikan Peneliti Kajian Papua dari Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), Adriana Elisabeth. Dia bilang, masyarakat Papua terutama yang terdampak konflik bersenjata merasa kondisi di wilayahnya sangat darurat. “Karena mereka berada dalam ketidakpastian terhadap keamanan diri,” kata Adriana, kemarin.

Baca juga : Fadli dan Mahfud Masih Adu Kuat

Dia mengingatkan Mahfud untuk berempati terhadap kondisi masyarakat Papua. Sebab, pendekatan teritorial sudah ada sejak dulu. “Kalau pendekatan teritorial tidak bisa menghentikan konflik, maka masyarakat terutama anak[1]anak akan terus menjadi korban,” tukasnya.  [UMM]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.