Dark/Light Mode

Hasil Rekapitulasi KPU
Pemilu Presiden 2024
Anies & Muhaimin
24,9%
40.971.906 suara
24,9%
40.971.906 suara
Anies & Muhaimin
Prabowo & Gibran
58,6%
96.214.691 suara
58,6%
96.214.691 suara
Prabowo & Gibran
Ganjar & Mahfud
16,5%
27.040.878 suara
16,5%
27.040.878 suara
Ganjar & Mahfud
Sumber: KPU

Ilham Akbar Habibie Bicara Pendidikan Sampai Pesawat Terbang

Dunia Pendidikan Sebaiknya Sinergi Dengan Industri

Minggu, 3 April 2022 07:30 WIB
Ilham Akbar Habibie (kedua kanan) diwawancarai Rakyat Merdeka di Intermark, Serpong, Tangerang, Jumat (1/4) lalu. Ilham ditemani koleganya dari Swiss, dan sejumlah stafnya. Sementara dari Rakyat Merdeka hadir Pemimpin Umum Ratna Susilowati (kanan), Redaktur Eksekutif Ujang Sunda (kedua kiri), dan reporter Bambang Trismawan. (Foto: Putu Wahyu Rama/Rakyat Merdeka).
Ilham Akbar Habibie (kedua kanan) diwawancarai Rakyat Merdeka di Intermark, Serpong, Tangerang, Jumat (1/4) lalu. Ilham ditemani koleganya dari Swiss, dan sejumlah stafnya. Sementara dari Rakyat Merdeka hadir Pemimpin Umum Ratna Susilowati (kanan), Redaktur Eksekutif Ujang Sunda (kedua kiri), dan reporter Bambang Trismawan. (Foto: Putu Wahyu Rama/Rakyat Merdeka).

RM.id  Rakyat Merdeka - APA kabar Ilham Akbar Habibie? Putra sulung Presiden RI ketiga itu, bukan hanya sibuk dengan proyek pesawat terbang R80, tapi juga mengurus universitas standar internasional yang didirikannya. Namanya International University Liason Indonesia atau disebut IULI. Hasil kerjasama dengan sejumlah universitas di Jerman. Ini adalah wujud dari keinginannya meningkatkan kualitas SDM Indonesia.

Ilham Habibie diwawancarai Rakyat Merdeka, Jumat (1/4) di Intermark, kawasan BSD. Saat itu, dia sekaligus mengunjungi kantor IULI, yang berlokasi di area perkantoran, Associate Tower. Tim Rakyat Merdeka yang mewawancarai Ilham yaitu Ratna Susilowati, Ujang Sunda dan Bambang Trismawan, serta wartawan foto Putu Rama.

Menurut Ilham, kualitas pendidikan yang baik akan menghasilkan negara maju dan rakyatnya sejahtera. IULI didirikan sejak 2014, mengadopsi sistem belajar di Jerman. Di negara itu, da kolaborasi antara universitas dengan dunia industri. Sehingga, saat lulus, mahasiswa sudah mempunyai pengalaman untuk masuk dunia industri.

Baca juga : Rapor Pendidikan: Upaya Pemetaan, Pemantik Refleksi, Serta Pembenahan Kualitas Pendidikan

Bagaimana keistimewaan IULI dibanding universitas lain yang saat ini banyak juga berstandar internasional? Kami menawarkan sistem pendidikan yang berbeda. Di mana para mahasiswa bisa mendapatkan pengalaman belajar ke luar Indonesia. Jadi, bahasa pengantar kuliahnya adalah bahasa Inggris, dan mahsiswa IULI juga belajar bahasa Jerman. Kami memperkenalkan dua bahasa itu karena kami mempunyai banyak partner universitas di Jerman dan Swiss.

Mahasiswa diberi kesempatan kuliah selama setahun di luar Indonesia, dan melakukan penelitian di sana. Sehingga mahasiwa mendapatkan bachelor (gelar sarjana) dan ada kesempatan double degree (dua gelar). Lulus S1 di Indonesia juga di negara lain. IULI ingin menjadi salah satu pelopor, agar rakyat kita makin terdidik, dengan kemudahan sebanyak mungkin. Negara yang maju, sejahtera, dan mempunyai kualitas hidup yang tinggi, adalah negara dengan level pendidikan tinggi. Seperti salah satunya di Jerman.

IULI saat ini punya 11 program studi. Beberapa di antaranya unggulan, yaitu terkait aviation atau kedirgantaraan. Programnya bukan mendesain pesawat, tapi pengoperasiannya, perawatan dan lain-lain.

Baca juga : KPK Dorong Penyelesaian Permasalahan Penggunaan Air Tanah Di Kawasan Industri Medan

Apa kelebihan sistem pendidikan di Jerman yang bisa diadopsi di Indonesia?

Sisi baiknya, di Jerman, ada kolaborasi erat, antara universitas dengan industri. Ini satu hal yang harusnya ada di Indonesia. Saya melihat banyak penelitian dihasilkan universitas. Itu baik, namun sambungan antara kampus dengan dunia industri, terlihat masih sangat minim. Universitas seperti menara gading, sementara industri tidak tertarik dengan hasil penelitian. Nah ini harusnya bisa disinergikan. Di Jerman, semua sekolahnya gratis. Dari SD sampai kuliah. Hampir semua sekolahnya negeri. Bahkan mahasiswa S2 dan S3 dibayar karena melakukan penelitian.

Punya pengalaman dengan sistem pendidikan di Indonesia?

Baca juga : Catat, Berikut Syarat Terbaru Perjalanan Luar Negeri Dengan Pesawat

Saya sendiri tidak memiliki pengalaman banyak dengan pendidikan di Indonesia. Saya lahir, TK, SD, SMP, SMA kuliah S1 sampai S3 di sana. Karena itu, bahasa Jerman saya fasih sekali. Mungkin lebih lancar dari Bahasa Indonesia. Saya di sana 31 tahun. Di Indonesia 26 tahun. Lebih lama di sana. Tetapi, saat usia 23-24 tahun, saya pernah kuliah di UI mengambil jurusan Sastra Indonesia, selama setengah tahun. Itu salah satu cara saya merasakan kuliah di Indonesia.  [BCG]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.