Dark/Light Mode

Soal Keluarga PKI Boleh Masuk TNI

Mahfud Dukung Andika

Selasa, 5 April 2022 07:30 WIB
Menko Polhukam Mahfud MD. (Foto: ANTARA FOTO/Akbar Nugroho Gumay/YU).
Menko Polhukam Mahfud MD. (Foto: ANTARA FOTO/Akbar Nugroho Gumay/YU).

 Sebelumnya 
Anggota Komisi I DPR, Dave Laksono juga membela Andika. Menurutnya, apa yang diputuskan Panglima TNI itu, adalah penegasan daripada Undang-Undang dan hukum yang berlaku.

“Tidak ada penjabaran atau pengaturan tentang keturunan daripada berkaitan dengan G30S/PKI ini. Dan, juga saat ini mereka sudah generasi ketiga bahkan keempat dari mereka yang terlibat G30S,” kata Dave.

Kendati demikian, ia tetap meminta, setiap aparat pemerintah, baik sipil maupun militer, dipastikan tidak terlibat ataupun terpapar paham-paham yang dilarang oleh pemerintah.

Baca juga : Ada Yang Girang Ada Yang Meriang

Pengamat Politik Ray Rangkuti juga menilai sikap Mahfud yang membela Andika sudah tepat. Karena kebijakan penghapusan larangan keluarga PKI masuk TNI memang sudah seharusnya dilakukan.

“Kesalahan politik orang tua tidak boleh ditanggung oleh siapapun, kecuali oleh dirinya sendiri. Jadi, sama sekali aturan yang melarang anak, cucu pengikut PKI masuk TNI dan atau masuk dalam kegiatan kenegaraan lainnya adalah tidak tepat,” kata Ray, kepada Rakyat Merdeka, tadi malam.

Apalagi, dalam TAP MPR sudah dibuat batasan yang jelas. Yakni, penganut paham Komunisme, Marxisme dan Leninisme. Bukan keluarga mereka yang mengikuti paham yang dimaksud.

Baca juga : Soal Kecelakaan Marquez, Michelin Bantah Tudingan Honda

Tiga hal itu, kata Ray, cukup menjadi alat uji apakah yang mendaftar memiliki kecenderungan menganut paham yang dilarang tersebut atau tidak. “Jadi, ini bukan soal anak cucu pengikut Komunis, Marxisme dan Leninisme, tapi soal apakah mereka lolos dari ujian atas prinsip-prinsip berbangsa dan bernegara,” lanjutnya.

Lagi pula, pendiri Lingkar Madani ini menilai adalah hal biasa dalam politik dan paham-paham di dunia, anak, orang tua, suami dan istri sering berbeda paham.

Oleh karena itu, tutur Ray, tidak dengan sendirinya seorang tua yang berpaham tiga idiologi terlarang tersebut langsung disimpulkan diikuti oleh keluarganya.

Baca juga : Dudung Larang TNI Cawe-cawe

“Bisa berbeda bahkan jauh berbeda. Oleh karena itulah keputusan Panglima TNI itu, tepat adanya,” pungkasnya.  [SAR]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.