Dark/Light Mode

Minyak Dunia Mulai Turun BBM Turun, Belum Tentu

Kamis, 12 Mei 2022 07:30 WIB
Sejumlah kendaraan antre untuk mengisi bahan bakar di sebuah Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) di Malang, Jawa Timur, Rabu (11/5/2022). (ANTARA FOTO/Ari Bowo Sucipto/foc).
Sejumlah kendaraan antre untuk mengisi bahan bakar di sebuah Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) di Malang, Jawa Timur, Rabu (11/5/2022). (ANTARA FOTO/Ari Bowo Sucipto/foc).

 Sebelumnya 
Bisakah harga BBM segera turun? Direktur Eksekutif Energy Watch Mamit Setiawan meragukan hal itu. Apalagi, dia memandang, penurunan harga minyak dunia ini hanya bersifat sementara. Prediksinya, harga minyak dunia akan tetap tinggi karena kebijakan Uni Eropa, Jepang, dan sekutunya untuk tetap mengembargo minyak dari Rusia. Padahal, Rusia merupakan salah satu produsen minyak bagi negara-negara tersebut. Belum lagi ada jaminan bahwa negara-negara lain mampu menutup kekurangan pasokan akibat dari embargo ini. 

Di sisi lain, lockdown yang terjadi di China masih belum mampu membuat harga minyak dunia terkoreksi cukup dalam. Selain itu, Amerika memperkirakan produksi minyak mereka turun.

Baca juga : Garuda Muda Bantai Timor Leste, Shin Tae Yong Belum Puas

"Hal tersebut bisa membuat pasar tidak stabil di tengah embargo terhadap Rusia. Jadi, saya kira harga minyak dunia akan tetap berada di atas 100 dolar AS per barelnya," ulas Mamit, saat dihubungi, tadi malam.

Jika memang tren harga minyak dunia terus turun, Mamit memprediksi, BBM umum seperti Pertamax Turbo, PertaDex, maupun Dexlite bisa saja turun. Namun, tidak dengan Pertamax. Sebab, sampai saat ini Pertamax belum mencapai keekonomian. "Pertamina masih merugi (untuk Pertamax). Maka, jika harga minyak dunia terus turun, harga Pertamax belum bisa turun sampai mencapai nilai keekonomiannya," jelas Mamit.

Baca juga : Singapore Airlines Mulai Terbang Ke Medan, 10 Mei 2022

Ia menyarankan, di tengah tekanan keuangan APBN yang besar akibat tingginya harga minyak, pemberian subsidi BBM harus tepat sasaran. "Subsidi ke depan harus dilakukan dengan subsidi kepada orang, tidak lagi kepada barang. Sebab, saat ini penikmat BBM subsidi adalah para pengusaha dan masyarakat mampu. Bahkan, kalau mau, ke depan, subsidi seperti Solar dihapuskan saja," sarannya. [MEN]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.