Dark/Light Mode

Hasil Rekapitulasi KPU
Pemilu Presiden 2024
Anies & Muhaimin
24,9%
40.971.906 suara
24,9%
40.971.906 suara
Anies & Muhaimin
Prabowo & Gibran
58,6%
96.214.691 suara
58,6%
96.214.691 suara
Prabowo & Gibran
Ganjar & Mahfud
16,5%
27.040.878 suara
16,5%
27.040.878 suara
Ganjar & Mahfud
Sumber: KPU

JK: Komunitas Masjid ASEAN Bisa Jadi Wadah Untuk Atasi Radikalisme

Rabu, 20 Juli 2022 16:23 WIB
Ketua Umum Dewan Masjid Indonesia Jusuf Kalla (kiri) memberi kata sambutan dalam Konferensi Internasional Komunitas Masjid ASEAN 2022, di Gedung DMI, Jakarta Timur, Rabu (20/7). (Foto: Dok. DMI)
Ketua Umum Dewan Masjid Indonesia Jusuf Kalla (kiri) memberi kata sambutan dalam Konferensi Internasional Komunitas Masjid ASEAN 2022, di Gedung DMI, Jakarta Timur, Rabu (20/7). (Foto: Dok. DMI)

 Sebelumnya 
Bantuan juga bisa dalam bentuk pendidikan menjadi imam yang baik dan cara mengelola masjid dengan baik. "Nanti mereka kita undang untuk belajar. Bisa ke Indonesia atau Malaysia atau Brunei Darussalam, yang dikenal sebagai tiga negara dengan mayoritas Islam di ASEAN," imbuhnya.

"Itulah inti dari pertemuan ini kita lakukan, bagaimana agar komunitas masjid di ASEAN bisa memberikan dukungan secara positif bagi umat Islam di kawasan ASEAN itu sendiri. Ini juga untuk menjaga kebersamaan dalam membangun Islam yang wasathiyah," pungkasnya.

Baca juga : BI: Pembayaran Lintas Batas Masih Terkendala, CBDC Bisa Jadi Solusi

Kegiatan yang digagas DMI ini mendapat apresiasi dari Pemerintah Indonesia. Dirjen Bimas Islam Kementerian Agama (Kemenag) Kamaruddin Amin menyampaikan terima kasih kepada DMI atas kegiatan tersebut. Bagi Kemenag, masjid merupakan alat instrumental dan fundamental dalam membangun komunitas seperti yang dilakukan Rasulullah saat hijrah yang membangun masjid terlebih dahulu. "Rasulullah membangun masjid sebagai bagian upaya membangun komunitas saat hijrah," ucap Kamaruddin.

Namun demikian, ia mengingatkan tantang terbesar di era perkembangan teknologi saat ini, khususnya di kalangan masjid. Berdasarkan riset Kemenag, masjid juga sangat berpotensi untuk dipenetrasi paham-paham keagamaan yang tidak moderat, tidak wasathiyah, dan paham ekstrim. 

Baca juga : Kepala BNPT: Soft Opening KTN Garut Bukti Negara Hadir Lawan Radikalisme Terorisme

"Ini mengemuka dalam riset yang kami lakukan. Dan yang menjadi salah satu penyebab adalah rendahnya literasi dan pemahaman para takmir-takmir masjid." ujar Kamaruddin.

Padahal, takmir memegang peran penting dalam sebuah masjid. Sebab, takmir menjadi penentu dalam kegiatan-kegiatan keagamaan di setiap masjid, seperti khatib, penceramah pengajian, dan kegiatan lainnya. "Takmir harus memiliki literasi yang baik, pemahaman yang tinggi karena sangat sentral dalam menjalankan fungsi agama, ekonomi, budaya dan lainnya yang bisa dikembangkan dari masjid," harapnya.

Baca juga : Awas, GP Inggris Jadi Sasaran Unjuk Rasa

Sebagai tindak lanjut tersebut, ia berharap agar takmir-takmir masjid bisa menjadi perhatian bagi masjid-masjid yang ada di Indonesia.■

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.