Dark/Light Mode

Ekonomi Global Mendung, Sri Mulyani Siapin Payung

Jumat, 29 Juli 2022 06:50 WIB
Menteri Keuangan, Sri Mulyani. (Foto: Instagram @smindrawati).
Menteri Keuangan, Sri Mulyani. (Foto: Instagram @smindrawati).

RM.id  Rakyat Merdeka - Kondisi ekonomi global saat ini, sedang kurang baik. Ibarat cuaca, ekonomi di dunia sudah mendung tebal, tinggal tunggu hujan badai. Situasi seperti ini, tentunya membawa dampak tidak baik bagi banyak negara, termasuk Indonesia. Untuk mengantisipasinya, Menteri Keuangan, Sri Mulyani memilih siapkan payung, sebelum hujan beneran turun.

Ada beberapa faktor yang membuat ekonomi global tahun ini dan tahun depan, diprediksi suram dan berada dalam ketidakpastian. Mulai dari perang Rusia-Ukraina yang tak kunjung usai, tingginya inflasi, pelambatan ekonomi di Amerika Serikat dan China, hingga rencana Bank Sentral AS (The Fed) yang akan kembali mengerek suku bunga.

Baca juga : Imbas Ketidakpastian Global, Beban Industri Pelayaran Makin Berat

Lembaga Moneter Dunia atau Interntional Monetary Found (IMF) bahkan sampai memangkas target pertumbuhan dunia 2022 menjadi 3,2 persen. Angka ini turun 0,4 persen dari proyeksi IMF pada April 2022.

Bila guncangan masih terus terjadi, maka ekonomi dunia akan kembali mengalami pelambatan di tahun 2023. IMF memprediksi, pertumbuhan ekonomi dunia hanya 2,9 persen, menyusut 0,7 persen. Ini merupakan pertumbuhan ekonomi dunia terendah sejak 1970.

Baca juga : Ekonomi Global Melemah, Rupiah Melesat

Ketidakpastian ekonomi global itu, membuat Sri Mul cukup khawatir. Saat ini, memang ekonomi Indonesia masih cukup baik, dibanding banyak negara di dunia. Namun, guncangan yang ada, seperti inflasi, tentunya akan memukul pertumbuhan ekonomi di dalam negeri.

“Ini yang harus kita waspadai karena bisa memengaruhi perekonomian Indonesia,” kata Sri Mulyani, saat menyampaikan APBN KiTA secara virtual Rabu (27/7) sore.

Baca juga : Lewandowski Datang, Garcia Ikutan Senang

Eks Direktur Pelaksana Bank Dunia ini mengatakan, sinyal pelemahan ekonomi global ini sudah terlihat dari kinerja sektor manufaktur yang mulai lesu. Kini, Indikator Purchasing Managers Index (PMI) di banyak negara yang sebelumnya menguat, kondisinya terus menurun.

Terkait proyeksi IMF soal ekonomi dunia, Sri Mul bilang, angka itu berpotensi berubah lagi. Bahkan bisa lebih anjlok lagi, bila semester kedua ini terjadi tren pemburukan, terutama di sisi inflasi.
 Selanjutnya 

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.