Dark/Light Mode

Catatan Fikrul Hanif Sufyan

Kisah Di Balik Di-Digoel-kannya Mochtar Lutfi

Senin, 1 Agustus 2022 10:30 WIB
Fikrul Hanif Sufyan, Penulis, Pemerhati dan Pengajar Sejarah
Fikrul Hanif Sufyan, Penulis, Pemerhati dan Pengajar Sejarah

 Sebelumnya 
Dituduh Komunis: Radikal pada Belanda dan Menyingkir ke Mesir

Saat ia kembali, pengaruh Kuminih sedang menguat di Sumatra Thawalib. Karena sekolah agama ini menjadi basis kuat gerakan kiri yang dirintis Haji Ahmad Khatib gelar Dt Batuah cs –koran-koran Belanda pasca penangkapannya, menuduh Mochtar merupakan propagandis P(artij) K(ommunist) I(ndonesia) yang radikal (Algemeen handelsblad, 14 Maret 1934).

Baca juga : Catat! Ini 4 Hal Yang Tidak Boleh Dilakukan Pj Gubernur

Padahal, dalam catatan HAMKA (1958: 117) dan Fikrul Hanif (2017: 75) menampik tuduhan tersebut. Faktanya, Mochtar bukanlah propagandis kiri. Bahkan, ia dimusuhi oleh murid-murid dan guru Thawalib yang berafiliasi pada Kuminih.

Sebelum Haji Rasul mengundurkan diri, Mochtar Lutfi makin intensif mengikuti pengajian Haji Rasul di Gatangan. Berbekal wejangan Haji Rasul, ia pun “menelurkan” selebaran yang cukup menggegerkan. Mochtar dalam Al-Hikmatul Muchtar mengritik habis-habisan adat perkawinan Minangkabau yang bertentangan dengan Islam.

Baca juga : Perhatikan 8 Hal Ini, Supaya Arus Balik Dari Sumatera Ke Jabodetabek Lancar

Termasuk kritik tajamnya terhadap aturan dan kebijakan pemerintah Kolonial Belanda. Dalam artikel yang ia beri simbol “TARFISJ” (MuchTAR LuthFI RaSJid), menuai ancaman serius.

Khawatir artikel Mochtar di-beslag Asisten Residen Padang Panjang, dan menghindari proses pidana, Haji Rasul menyarankan Muchtar Lutfi segera menyingkir ke Mesir. Selama berada di Kairo sekitar 1927 dan 1928, ia berhubungan erat dengan Iljas Jacob, yang melanjutkan kampanyenya melawan pemerintah Belanda, khususnya di kalangan mahasiswa 'Indonesia' di Universitas Azhar (De avondpost, 21 April 1934).

Baca juga : Bupati Nonaktif Langkat Tiba Di Markas KPK, Bakal Diperiksa Soal Kerangkeng Manusia

Iljas juga seorang editor dari majalah 'Seroean Azhar' dan 'Pilihan Timur'. Di Seroean Azhar, Iljas kerap menulis artikel-artikel revolusioner dan anti-Belanda. Namun, tidak lama bertahan, pemerintah Mesir melarang publikasi majalah Pilihan Timur.

Peringatan diberikan kepada redaktur "Seroean Azhar" –yang dituding membawa pengaruh buruk pada pemuda Indonesia di Mesir. Keduanya kemudian menetap di Mekah, bersama dengan Iljas melanjutkan penerbitan "Pilihan Timur" dengan bantuan perkumpulan Madjelis Assyura al Indonesia fi' Oomoeriddin.
 Selanjutnya 

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.