Dark/Light Mode

Hasil Rekapitulasi KPU
Pemilu Presiden 2024
Anies & Muhaimin
24,9%
40.971.906 suara
24,9%
40.971.906 suara
Anies & Muhaimin
Prabowo & Gibran
58,6%
96.214.691 suara
58,6%
96.214.691 suara
Prabowo & Gibran
Ganjar & Mahfud
16,5%
27.040.878 suara
16,5%
27.040.878 suara
Ganjar & Mahfud
Sumber: KPU

Istri Sambo

Saksi Kunci, Tapi Belum Disentuh

Rabu, 3 Agustus 2022 07:45 WIB
Irjen Ferdy Sambo bersama istrinya, Putri Candrawathi (Foto: Istimewa)
Irjen Ferdy Sambo bersama istrinya, Putri Candrawathi (Foto: Istimewa)

RM.id  Rakyat Merdeka - Penyelidikan kasus tewasnya Brigadir J di rumah Irjen Ferdy Sambo, masih penuh misteri. Pihak kepolisian maupun Komnas HAM, masih sibuk mengumpulkan bukti-bukti dan pemanggilan saksi-saksi. Sementara, istri Sambo, Putri Candrawathi yang dianggap sebagai saksi kunci, justru belum disentuh.

Sejauh ini, Komnas HAM sudah mengumpulkan keterangan dari berbagai pihak yang diduga mengetahui insiden berdarah pada Jumat (8/7) sore di rumah Ferdy Sambo yang mengakibatkan Brigadir J meregang nyawa. Seluruh ajudan Sambo, termasuk asisten rumah tangga, sudah diminta keterangan. Terakhir, Komnas HAM memeriksa Bripda Ricky, ajudan Sambo yang disebut ikut menyaksikan sebagian adegan tembak menembak antara Brigadir J dan Bharada E.

Apa sudah ada titik terang? Ketua Komnas HAM, Taufan Damanik menggelengkan kepala. Kata dia, tak mudah mengusut kasus ini. Meskipun hampir semua saksi sudah dipanggil dan barang bukti diperiksa, kata dia, mengungkap kasus ini bukanlah perkara mudah.

Baca juga : Prabowo-Khofifah Lebih Bunyi, Tapi Belum Tentu Menang

Apa yang bikin sulit? Kata dia, ada dua perkara dalam kasus kematian Brigadir J ini. Pertama, perkara tembak menembak. Kedua, pelecehan terhadap istri Ferdy Sambo.

Perkara pertama, TKP-nya atau tempat kejadian perkara  diduga ada di rumah Ferdy Sambo. Di TKP, tak ada rekaman kamera pengawas atau CCTV. Tentunya ini jadi  masalah besar. Komnas HAM hanya mendapatkan keterangan dari Bharada E. Saksi Bripda Ricky mengaku ikut menyaksikan, tapi sebagian. Itu pun tidak lengkap.

"Jadi susah (mengungkap kasus ini). Orang yang bilang bahwa ini mudah-mudah segala macam, (tidak seperti itu)," kata Taufan, saat memberikan keterangan pers di kantornya, Jakarta, kemarin.

Baca juga : Istri Sambo Sering Tidur Selimutan

Perkara kedua adalah dugaan pelecehan kepada Putri Candrawathi. Kata Taufan, mengungkap kasus ini pun sama sulitnya. Karena, saksi kuncinya adalah Putri sebagai korban pelecehan seksual. Sementara Komnas HAM belum bisa memanggil Putri lantaran masih terkendala masalah psikologis. Karena hal tersebut, Komnas HAM mengaku keteteran dalam mengungkap kasus tersebut.

"Dugaan pelecehan seksual yang ada siapa? Hanya Ibu Putri yang bisa memberikan keterangan. Kan Ricky dan Bharada E tidak menyaksikan. Dia hanya mendengar teriakan dari ibu itu. Tidak tahu kenapa teriakan terjadi. Berarti saksi hidup yang ada hanyalah Ibu Putri," beber Taufan.

Putri sampai saat ini belum dapat memenuhi undangan pemanggilan Komnas HAM. Sebab, kondisinya belum pulih secara psikologis. “Dengan LPSK juga belum menyelesaikan prosedurnya. Maka bagaimana kita menyimpulkannya. Belum bisa. Apakah itu benar terjadi atau tidak," ungkap Taufan.

Baca juga : Sambo Dan Istri Kok Belum Digarap

Lebih lanjut, Taufan menyebut, Putri jadi saksi kunci untuk mengungkap dugaan pelecehan seksual berujung baku tembak antara Bharada E dengan Brigadir J. "Padahal seluruh peristiwa ini titik krusialnya, tumpunya ada di Bu Putri menjawab apakah tembak menembak, siapa yang melakukannya, pelecehan seksual, ini benar ada atau tidak. Saya kira itu," tukasnya.

Menko Polhukam, Mahfud MD yang sejak awal turut mengikuti kasus ini, ikut gregetan. Masalahnya, sudah 3 pekan lebih kasus itu bikin geger publik, tapi pihak kepolisian belum juga bisa menarik kesimpulan. Mahfud kembali mengingatkan pihak kepolisian terkait instruksi yang disampaikan Presiden Jokowi agar polisi mengungkap kasus ini secara transparan dan terbuka.

"Presiden minta agar ini dibuka dengan sejujur-jujurnya. Kalau ada yang tersembunyi atau disembunyikan, nanti akan terlihat kalau ada upaya seperti itu," kata Mahfud, di Istana Kepresidenan, Jakarta, kemarin. Dia juga meminta agar publik turut mengawasi kasus ini.
 Selanjutnya 

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.