Dark/Light Mode

Prabowo-Khofifah Lebih Bunyi, Tapi Belum Tentu Menang

Rabu, 3 Agustus 2022 06:40 WIB
Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa dan Menhan Prabowo Subianto. (Foto: Istimewa).
Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa dan Menhan Prabowo Subianto. (Foto: Istimewa).

 Sebelumnya 
Pihak Gerindra terbuka saja dengan usulan Prabowo-Khofifah. Wakil Ketua Umum DPP Gerindra M Irfan Yusuf Hasyim menyatakan, selama ini pihaknya juga tengah membangun pendekatan dengan sejumlah tokoh potensial yang merepresentasikan NU. Selain Imin, ada juga Khofifah hingga Mahfud MD.

"Kita sudah ada pendekatan-pendekatan, kira-kira mana yang paling pas. Hampir semua kit sudah temui," kata pria yang akrab disapa Gus Irfan ini, saat dikontak tadi malam.

Dengan Khofifah, Prabowo sudah ketemu langsung. Namun, pembicaraannya belum menjurus pada soal capres-cawapres. "Pembicaraan awal sudah, tapi belum intens," terangnya.

Baca juga : Ganjar Makin Rajin Sentuh Hati Mega

Begitu juga dengan Mahfud. Cucu pendiri NU KH Hasyim Ashari ini bilang, Sekjen Gerindra Ahmad Muzani juga sempat bicara dengan Mahfud di Tanah Suci. "Tapi belum mengarah ke Pilpres. Masih berbicara soal kepentingan bangsa dan negara," terangnya.

Ia tidak menampik ada sejumlah faktor yang menjadi pertimbangan Gerindra dalam memilih pasangan untuk Prabowo. Salah satunya, tingkat keterpilihannya. "Pertama, elektabilitas penting," ungkapnya.

Pertimbangan lain yang tidak kalah penting adalah restu para kiai sepuh NU. "Kita minta masukan-masukan dari kiai sepuh," tuturnya.

Baca juga : Paloh-Mega, Teman, Tapi Tidak Mesra

Lalu, bagaimana hitung-hitungan politiknya? Direktur Eksekutif Parameter Politik Indonesia Adi Prayitno menilai, posisi Prabowo saat ini bak buah simalakama dalam menentukan pasangannya. "Rumit," kata Adi, kepada Rakyat Merdeka, tadi malam.

Sebab, di satu sisi, Gerindra butuh satu partai lagi yang mencukupi syarat ambang batas 20 persen presidential threshold (PT). Agar bisa mendapat tiket maju di Pilpres. Di sisi lain, Prabowo butuh cawapres dengan elektabilitas tinggi.

"Kalau memilih Khofifah atau Mahfud, sulit dapat partai. Namun, kalau ambil PKB, wajib hukumnya ambil Cak Imin. Sementara Cak Imin elektabilitasnya rendah. Maka rumit jadinya," terangnya.

Baca juga : Pagi Ini, Rupiah Masih Tak Bertenaga

Kalau mau versi ideal, lanjutnya, tentu pilihannya Mahfud atau Khofifah. Namun, jangankan untuk menang Pemilu, untuk bisa nyalon saja menjadi sulit. [SAR]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.