Dark/Light Mode

Pakar Komunikasi Ajak Rakyat Hindari Ujaran Kebencian Di Medsos

Sabtu, 20 Agustus 2022 23:53 WIB
Pakar Komunikasi Ajak Rakyat Hindari Ujaran Kebencian Di Medsos

RM.id  Rakyat Merdeka - Pengajar Sekolah Tinggi Ilmu Komunikasi Almamater Wartawan Surabaya (Stikosa-AWS) Muhajir Sultonul Aziz mengajak masyarakat untuk menghindari ujaran kebencian atau hate speech di media sosial dan jadilah netizen yang berakhlak mulia.

Pesan itu disampaikan Muhajir pada webinar literasi digital ”Indonesia Makin Cakap Digital”  untuk komunitas digital di wilayah Bali - Nusa Tenggara, Sabtu (20/8).

"Ujaran kebencian banyak dijumpai dalam pola komunikasi pada platform media sosial di era digital, yakni ras, warna kulit, etnis, gender, cacat, orientasi seksual, kewarganegaraan, agama, dan lainnya,” kata Muhajir dalam diskusi virtual bertajuk Menjadi Netizen Berakhlak Mulia yang juga diikuti secara nobar oleh beberapa komunitas digital di Nusa Tenggara.

Dari beragam aspek tersebut, faktor agama merupakan salah satu aspek yang banyak menjadi sasaran oleh pihak tertentu saat melakukan ujaran kebencian. Sasaran lainnya yakni tentang suku atau ras, perbedaan warna kulit, rambut dan celaan fisik (body shaming), hingga perkara gender.

Baca juga : Hari Ini, 7 Uang Kertas Baru Resmi Diluncurkan

”Masih banyak ujaran kebencian dari identitas lainnya seperti pilihan politik dan partai. Terkadang, dari hal sepele pun ujaran kebencian bisa memecah belah bangsa,” lanjut Muhajir.

Webinar #MakinCakapDigital 2022 yang merupakan bagian dari sosialisasi Gerakan Nasional Literasi Digital ini diselenggarakan oleh Kemenkominfo bekerja sama dengan Siberkreasi dan mitra jejaring lainnya. 

Kegiatan yang diagendakan digelar hingga awal Desember nanti ini diharapkan mampu memberikan panduan kepada masyarakat dalam melakukan aktivitas digital. 

Muhajir menambahkan, ujaran kebencian juga merupakan tantangan terbesar negara demokrasi. Hal itu tak lepas dari ciri negara demokratis yang memberi jaminan kebebasan berpendapat dan berekspresi pada setiap warganya. 

Baca juga : BNPT Minta Mathlaul Anwar Ajak Masyarakat Suarakan Perdamaian Di Medsos

”Hindari penghinaan, menghasut, penistaan, perbuatan tidak menyenangkan, pencemaran nama baik, dan hoaks,” tegasnya. 

Kegiatan webinar yang merupakan bagian dari program literasi digital di 34 provinsi dan 514 kabupaten itu selalu membahas setiap tema dari sudut pandang empat pilar utama. Yakni, kecakapan digital, etika digital, keamanan digital, dan budaya digital untuk membuat masyarakat Indonesia semakin cakap digital.

Dari perspektif budaya digital , entrepreneur sekaligus owner Malika Farm, Dian Ikha Pramayanti menegaskan, meskipun ada kebebasan berekspresi dan menyebarkan konten, namun netizen hendaknya tidak kebablasan terlibat dalam menyebarkan hoaks dan ujaran kebencian.

Untuk itu, Dian berharap, para netizen mampu membatasi diri dan tidak berkomentar sembarangan. Artinya, membatasi diri untuk tidak mengunggah hal yang tidak baik, serta mampu berbuat bijak dan berakhlak dalam dunia digital.

Baca juga : Pasca Irjen Sambo Ditahan, AKP Rita Sudah Berani Main Medsos

”Netizen yang bijak berarti mampu menggunakan akal budinya, dan pandai dalam bercakap. Adapun akhlak, hal itu terkait dengan budi pekerti dan kelakuan,” jelas Dian.

Sejak dilaksanakan pada 2017, Gerakan Nasional Literasi Digital telah menjangkau 12,6 juta warga masyarakat. Pada tahun 2022, pemberian pelatihan literasi digital ditargetkan kepada 5,5 juta warga masyarakat. Webinar kali ini juga menghadirkan influencer, Tenny Clemenstine selaku key opinion leader..■ 
 

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.