Dark/Light Mode
BREAKINGNEWS
Hasil Rekapitulasi KPU
Pemilu Presiden 2024
24,9%
40.971.906 suara
24,9%
40.971.906 suara
Anies & Muhaimin
58,6%
96.214.691 suara
58,6%
96.214.691 suara
Prabowo & Gibran
16,5%
27.040.878 suara
16,5%
27.040.878 suara
Ganjar & Mahfud
Sumber: KPU
Polemik Amplop Kiai, Putri Gus Dur: Tak Kenal Budaya Ulama
Sabtu, 27 Agustus 2022 16:19 WIB
RM.id Rakyat Merdeka - Pernyataan Ketua Umum Partai Persatuan Pembangunan (PPP) Suharso Monoarfa yang menyamakan pemberian amplop kepada seorang kiai atau ulama sebagai politik uang, menuai polemik.
Salah satu yang angkat bicara adalah putri ulama almarhum KH Abdurrahman Wahid atau Gus Dur, Zannuba Ariffah Chafsoh atau akrab disapa Yenny Wahid.
Dia menilai, anggapan 'Amplop Kiai' sebagai politik uang hanya berasal dari seseorang yang tidak mengenal dan memahami budaya di lingkungan kiai ataupun ulama.
“Jadi kalau kiai-kiai disebut terlibat dalam money politics, saya rasa itu karena nggak kenal budaya kiai dan ulama,” ujarnya kepada wartawan, di Jakarta, Sabtu (27/8).
Baca juga : Puan Ingatkan Ancaman Krisis Pertalite, Gus Falah Desak Regulasi Pro Rakyat
Dia berpendapat, kiai dan ulama itu justru lebih banyak memberi kepada masyarakat dibandingkan menerima sesuatu dari masyarakat.
Misalnya, banyak masyarakat yang datang sowan ke kiai untuk minta didoakan karena mereka percaya bahwa silaturahmi ke kiai akan mendatangkan keberkahan. "Baik orang miskin dan kaya, pejabat dan orang biasa, semua diterima dan dihormati,” ungkapnya.
Bahkan, Yenny mengatakan, tak jarang ada yang datang membawa sumbangan dan oleh-oleh. Tah melulu uang yang mereka bawa. Ada juga yang membawa hasil bumi, seperti singkong, kelapa dan lain-lain.
"Bapak saya dulu sering diberi uang Rp 5.000 oleh masyarakat yang sowan. Namun banyak kiai yang bahkan besaran sumbangannya saja tidak tahu karena biasanya akan disalurkan langsung untuk keperluan pondok pesantren, membangun masjid dan lain-lain," tuturnya.
Baca juga : Suharso Singgung Amplop Kiai, PPP Minta Maaf
Yenny menegaskan, banyak pondok pesantren yang masih disubsidi oleh kiainya agar para santri bisa belajar dan tinggal secara gratis di sana.
Ia pun mengungkapkan, almarhum Kiai Maimun Zubair selaku tokoh karismatik PPP, kalau diberi amplop selalu diterima. Namun, dikembalikan lagi ke yang memberi.
"Beliau mengatakan bahwa sumbangannya beliau terima dan karena sudah menjadi hak beliau, maka beliau memberikan kembali ke orang yang memberi sumbangan tersebut sebagai hadiah dari beliau," bebernya.
"Itulah akhlak kiai yang bisa menolak secara halus tanpa menyinggung perasaan orang yang ingin mendapatkan berkah," tandas Yenny.
Baca juga : Rakyat Kembali Percaya Polri
Suharso sendiri sudah meminta maaf atas pernyataan yang dilontarkannya saat menghadiri acara di KPK. Ia mengatakan, tak memiliki keinginan untuk melecehkan kiai.
"Sama sekali tidak ada keinginan saya untuk kemudian melecehkan kiai yang saya hormati. Ya nggak mungkin lah karena PPP ini kan didirikan dan pondasinya adalah oleh para kiai oleh para ulama-ulama. Jadi nggak mungkin," ujar Suharso di Kompleks Istana Presiden, Jakarta, Kamis (25/8).
Selanjutnya
Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News
Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.
Tags :
Berita Lainnya