Dark/Light Mode

Hilangkan Isu Tidak Harmonis

Andika-Dudung Ayo Ngopi-ngopi

Rabu, 7 September 2022 07:45 WIB
Panglima TNI Jenderal Andika Perkasa (kiri) bersama KSAD Jenderal Dudung Abdurachman (Foto: Tangkapan layar YouTube Jenderal TNI Andika Perkasa)
Panglima TNI Jenderal Andika Perkasa (kiri) bersama KSAD Jenderal Dudung Abdurachman (Foto: Tangkapan layar YouTube Jenderal TNI Andika Perkasa)

RM.id  Rakyat Merdeka - Isu adanya hubungan yang tidak harmonis antara Panglima TNI Jenderal Andika Perkasa dengan Kepala Staf TNI Angkatan Darat (KSAD) Jenderal Dudung Abdurachman disesalkan banyak pihak. Dikhawatirkan, keretakan tersebut mengganggu soliditas TNI di tahun politik. Agar isu keretakan ini segera hilang, Andika-Dudung disarankan ngopi-ngopi.

Saran agar kedua jenderal bintang 4 itu segera mengakhiri isu kerenggangan disampaikan Kepala Center for Intermestic and Diplomatic Engagement (CIDE), Anton Aliabbas. Menurutnya, hubungan pasang surut antara pimpinan adalah hal wajar. Namun, bila sampai berkepanjangan dan tidak segera diakhiri, akan timbulkan efek yang tidak baik. "Hal tersebut dapat mengganggu performa institusi dalam menjalankan tupoksi dan mencapai tujuan yang ditetapkan," paparnya, kemarin.

Bila perlu, lanjut dia, Presiden Joko Widodo sebagai pimpinan tertinggi negara, perlu turun gunung. Kepala Negara harus menengahi serta memastikan Andika dan Dudung setidaknya bisa diajak ngopi bareng. "Pembiaran atas kabar disharmoni ini justru akan mengganggu penuntasan rencana dan target Pemerintah terkait sektor pertahanan," kata pengamat militer dari Universitas Paramadina Jakarta itu.

Ketua Komisi I DPR Meutya Hafid memastikan, isu ketidakharmonisan Andika-Dudung tidak benar. Terkait ketidakhadiran Dudung di Raker dengan Komisi I DPR, lusa kemarin, dirinya mengaku sudah mendapatkan penjelasan langsung dari Dudung.

Politisi Golkar itu mengaku, usai rapat, dihubungi langsung oleh Dudung. Komunikasi itu dilakukan lewat sambungan telepon berdurasi 15 menit. "Selesai Rapat Kerja kemarin, Pak Jenderal Dudung telepon saya, dan kami bicara hampir 15 menit," sebut Meutya, dalam keterangan tertulisnya, kemarin.

Baca juga : PDIP Jabar Dukung Jokowi

Dia bilang, KSAD menegaskan bahwa hubungannya dengan Panglima TNI tidak ada masalah. "Beliau menyampaikan hubungannya dengan Panglima TNI Andika baik baik saja," jelasnya.

Menurutnya, Dudung meminta maaf jika dalam rapat saat itu tidak ikut mendampingi Panglima TNI di Senayan. "Nanti kalau diperlukan penjelasan mengenai isu-isu aktual bersama Panglima TNI dan jajaran kepala staf dalam kesempatan berikutnya beliau akan hadir. Kalau kemarin beliau memohon maaf tidak bisa hadir karena ada agenda lain di luar kota," imbuhnya.

Berdasar penjelasan Dudung kepadanya, Meutya meminta agar isu disharmonis antara Andika dan Dudung tidak diperpanjang. Bahkan penting dihentikan agar tidak berkembang liar dan berimbas pada prajurit.

"Kalau hubungan terlalu pribadi kita tidak mengurus sampai terlalu detil ya, yang utama hubungan profesional keduanya berjalan baik. Panglima serta KSAD telah menjelaskan bahwa tidak ada masalah dari keduanya. Seluruh matra di TNI Insya Allah solid," tegasnya.

Untuk diketahui, isu keretakan Andika-Dudung muncul dalam Rapat Kerja di Komisi I DPR di Kompleks Parlemen, Senayan, Senin (5/9). Ketidakhadiran Dudung di rapat tersebut, jadi pertanyaan anggota Komisi I DPR Effendi Simbolon. "Di mana ada Jenderal Andika, tidak ada KSAD. Jenderal Andika membuat Super Garuda Shield, tidak ada KSAD di situ," kata Simbolon, menginterupsi raker yang dipimpin Ketua Komisi I DPR, Meutya Hafid. 

Baca juga : SIM Keliling Bekasi, Hari Ini Hadir Di Revo Town

Banyak faktor disharmonis antara Andika dan Dudung yang dia dengar. Namun yang paling mencuat adalah, karena Andika tidak meluluskan anak Dudung saat mengikuti seleksi Akmil. "Banyak sekali catatannya sampai ke urusan anak Pak Jenderal Dudung yang katanya tidak lulus karena umur dan karena tinggi badan. Saya nggak tahu, silakan nanti Bapak jelaskan," pinta politisi PDI Perjuangan itu. 

Rapat ini, sebenarnya beragendakan membahas rencana kerja dan anggaran, serta isu aktual. Di rapat ini, Andika datang dengan didampingi Kepala Staf TNI Angkatan Udara (KSAU) Marsekal Fadjar Prasetyo, dan Kepala Staf TNI Angkatan Laut (KSAL) Yudo Margono. Dudung tidak hadir dalam rapat ini.

Menurut Simbolon, jika benar terjadi, ketidakharmonisan Panglima dengan KSAD berdampak buruk bagi prajurit. Loyalitas prajurit terbelah. Karena itu, dia meminta Andika dan Dudung menurunkan ego. "Ego Bapak berdua itu merusak tatanan hubungan junior dan senior, Pak. Dengan segala hormat saya, Pak, saya dekat dengan Pak Andika, saya dekat dengan Pak Dudung," ujarnya.

Menanggapi isu ini, Jenderal Andika buka suara. Dirinya tidak membantah atau mengiyakan kerenggangan hubungannya dengan Dudung. Menantu mantan Kepala BIN, Jenderal (Purn) AM Hendropriyono itu menegaskan dirinya bekerja sesuai dengan aturan.

Dia menganggap biasa kalau keputusan tegasnya tidak disukai banyak pihak. Sebab, dirinya bekerja sesuai peraturan perundang-undangan. "Manakala itu diterima berbeda A, B, C, yaitu terserah bagaimana yang menyikapi. Tapi, tetap melakukan tugas pokok fungsi saya sesuai dengan peraturan perundangan," tandas Andika usai rapat dengan Komisi I DPR.

Baca juga : Tangani Kasus Surya Darmadi, Kejagung Koordinasi Dengan KPK

Namun, secara pribadi dia merasa tidak ada masalah dengan Dudung. Kerjanya sebagai Panglima TNI sesuai dengan tugas dan aturan main. "Menurut saya, kita tetap menjalankan kegiatan kita sesuai peraturan perundangan, jadi nggak ada yang berbeda dan tidak ada yang kemudian melenceng dari tupoksi kita," tegas mantan KSAD itu. 

Panglima enggan bicara lebih jauh soal dirinya di mata Jenderal Dudung. Andika meyakini kerjanya selama ini on the track. "Itu ditanyakan langsung saja (ke Dudung). Menurut saya kita tetap menjalankan kegiatan kita sesuai dengan peraturan perundangan. Jadi nggak ada yang berbeda, dan nggak ada yang kemudian melenceng dari tupoksi kita," imbuhnya.

Lantas, bagaimana dengan kabar anak Dudung? Dia bilang saat ini anak Dudung sudah lolos Akmil. "Sekarang sudah masuk, sekarang sudah masuk jadi bagian dari mereka yang diterima," aku suami Hetty Andika Perkasa itu.■

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.