Dark/Light Mode

Bilang Pembangunan Istana Di IKN Rp 2 T Nggak Masuk Akal

Mulut Kang Emil Digoreng Oposisi

Sabtu, 12 Februari 2022 08:34 WIB
Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil. (Foto: Tangkapan layar YouTube Akbar Faizal Uncensored).
Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil. (Foto: Tangkapan layar YouTube Akbar Faizal Uncensored).

RM.id  Rakyat Merdeka - Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil menyoroti anggaran pembangunan Istana Negara di Ibu Kota Negara (IKN) baru di Kalimantan Timur yang mencapai Rp 2 triliun. Kang Emil-sapaan Ridwan Kamil-menilai anggaran tersebut terlalu mahal untuk satu buah gedung. Omongan Kang Emil “digoreng” oposisi jadi senjata penolakan pemindahan ibu kota.

Soal kebutuhan anggaran pembangunan Istana Negara pertama kali disampaikan oleh Perancang Istana Negara di IKN Nusantara, I Nyoman Nuarta di kanal YouTube Akbar Faizal Uncensored, Kamis (20/1).

Kata dia, anggaran Rp 2 triliun itu baru hitung-hitungan kasar. Belum pasti karena proses masih berjalan.

Baca juga : Jelang Tanding Di Asia Beregu 2022, Ini Harapan Para Atlet Bulutangkis Indonesia

Angka itu ia dapat dari menghitung biaya rata-rata pembangunan hotel bintang lima. “Kita lihat orang membangun hotel-lah sekarang ya. Kalau hotel bintang lima dengan luasan sekian kurang lebih miriplah,” beber seniman Bali itu.

Menurut dia, anggaran pasti pembangunan Istana di IKN baru akan diketahui setelah ada detail engineering design (DED). Tapi dia belum tahu kapan hal itu rampung. Meski demikian, perkiraannya dana yang dibutuhkan sekitar Rp 2 triliun.

Mendengar anggaran pembiayaan Istana Negara baru mencapai Rp 2 triliun, Kang Emil pun kaget. Menurutnya, anggarannya terlalu mahal jika hanya dipakai untuk membangun satu fungsi bangunan saja.

Baca juga : KSP: Pembangunan IKN Nggak Bakal Hambat Penanganan Covid

“Sangat berlebihan. Mahal sekali,” kata Emil pada acara Pro Talk bertajuk Arsitektur sebagai Artefak Peradaban dalam Prespektif Istana Negara yang dikutip dari akun YouTube Ikatan Arsitek Indonesia Nasional, kemarin.

Menurut dia, meski proses sayembara desain telah dilakukan dan cetak birunya sudah ada, tapi hal tersebut tak menjamin hasil akhirnya bakal sama seperti rencana. Pasalnya, lanjut Emil, acap kali keputusan politis mengintervensi pembangunan.

“Ini yang harus dikawal antara desain sayembara dengan hasil akhirnya,” ujarnya.

Baca juga : Sidang Kasus Pembunuhan Jurkani Masih Jalan, Penambang Ilegal Balik Lagi

Lebih lanjut, sebagai seorang berlatar belakang arsitek, Emil juga mengkritisi arsitek lainnya yang ia nilai suka membuat desain proyek besar dengan luas berlebihan. Menurut dia, ada tiga faktor paling penting dalam mendesain sebuah kota, yakni desain, density, dan diversity.
 Selanjutnya 

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.